From: "Kisah" <ki...@sabda.org> Edisi 206 -- Bertekad Untuk Berubah 5 Januari 2011
Shalom, Keadaan ekonomi yang memprihatinkan seringkali menjadi faktor utama seseorang melakukan pekerjaan apa pun demi mencukupi kebutuhan hidup. Hanya saja pekerjaan apa yang semestinya harus kita lakukan? Faktor pendidikan yang dimiliki seseorang memengaruhi bagaimana seseorang menghadapi masalah semacam ini. Banyak sekali fenomena seseorang memilih pekerjaan tanpa melihat apakah pekerjaan itu berkenan bagi Tuhan atau tidak. Beberapa orang juga menginginkan cara praktis untuk dapat memperoleh uang. Namun, sebagai orang Kristen, kita harus melakukan segala sesuatu sesuai dengan firman Tuhan. Termasuk dalam hal pekerjaan, kita harus melakukan nya selaras dengan kehendak-Nya. Mengawali tahun baru 2011, KISAH kembali menyajikan kesaksian-kesaksian yang di alami oleh anak-anak-Nya berkaitan dengan problema ini. Biarlah melalui kesaksian hidup mereka, iman kita semakin dikuatkan. Redaksi Tamu KISAH, Santi Titik Lestari < http://kesaksian.sabda.org/ > BERTEKAD UNTUK BERUBAH Pada tahun 70-an, pekerjaan ayah saya (S) hanyalah seorang kondektur bus antar kota di daerah kami. Karena keadaan ekonomi keluarga kami pada waktu itu sangat memprihatinkan, saya terpaksa berhenti sekolah lalu membantu orangtua untuk mencari nafkah dengan berjualan nasi dan kue. Pada bulan Februari 1971, saya mulai menjual nomor toto PON yang diundi setiap malam. Mula-mula, saya hanya mengedarkan ke tetangga-tetangga terdekat. Pada hari berikutnya mulai berkembang hingga ke daerah-daerah lain. Ketika saya menjadi agen, omsetnya sudah semakin meningkat dan penghasilannya pun semakin bertambah besar. Tetapi kehidupan saya justru semakin jatuh dalam berbagai dosa. Pada suatu hari, saya pernah terlambat menyetorkan kupon-kupon tersebut kepada bandar. Akibatnya, saya harus menjadi bandar sendiri. Keesokan harinya saya malah mendapat untung besar. Sejak peristiwa itu, saya mengambil keputusan untuk menjadi bandar toto PON. Agar mendapat untung yang besar, saya selalu berkonsultasi dengan paranormal ataupun dukun-dukun yang terkenal, dan mereka membekali saya dengan ilmu hitam. Sekitar tahun 1974, ketika saya membandari putaran nomor undian yang dikeluarkan melalui siaran radio setiap malam pukul 24.00 WIB, ternyata banyak di antara langganan yang memasang nomor undian tersebut mendapat nomor pemenang. Sebagai bandar, saya harus membayar nomor-nomor yang menang itu. Tetapi karena terlalu banyak di antara mereka yang mendapat nomor sebagai pemenang, mengakibatkan saya tak mampu membayar mereka. Secara diam-diam saya melarikan diri ke Jakarta. Setelah sempat bingung dan tidak tahu apa yang dilakukan, saya sepakat dengan seorang teman untuk mengontrak sebuah rumah petak yang terbuat dari bilik bambu yang berada di pinggir rel kereta api di Jelambar, Daan Mogot. Setelah dua bulan tinggal di bedeng tersebut, uang saya mulai habis. Untuk memenuhi tuntutan perut yang tidak bisa di tunda lagi, akhirnya saya bekerja sebagai kuli bangunan, dengan gaji Rp. 400 per hari. Hidup di Jakarta dengan gaji seperti itu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan saya setiap hari. Karena itu setelah bekerja, saya bergabung dengan teman-teman di proyek dan para gelandangan ataupun preman-preman di Grogol untuk menggarap pekerjaan sampingan. Pada mulanya saya hanya berpura-pura meminjam korek api, lalu meminta rokok, kemudian meminta jam tangan dan dompet, hingga semua miliknya. Kalau ia tidak memberikan, kami tidak segan-segan menusukkan pisau yang sudah ditempelkan diperutnya. Pada bulan November 1974, adik saya datang menemui saya untuk mengajak kembali ke kampung halaman. Setibanya saya di Cepu, para pemasang nomor undian yang pernah menang taruhan dan tidak saya bayar tersebut, ternyata tidak mempersoalkan hal itu lagi, maka saya mulai bekerja kembali sesuai profesi yang dulu. Di bulan Januari 1975, ketika saya berada di Surabaya, saya bertemu dengan seorang gadis yang akhirnya menjadi istri saya. Ketika istri saya mengandung anak kami yang pertama, istri saya selalu memperingatkan agar saya meninggalkan pekerjaan kotor tersebut. Tetapi karena hidup saya masih dipenuhi oleh kuasa gelap, maka nasihat apa pun dari istri saya tidak pernah saya hiraukan. Pada suatu hari, ketika saya kembali ke rumah di pagi hari, saya tidak menemukan istri saya di rumah. Setelah saya mencarinya, ternyata dia berada di rumah orangtuanya. Saya kemudian mengajaknya pulang ke rumah kami di Padangan. Sejak saat itulah saya kasihan melihatnya dan saya mulai berubah serta mulai pergi ke gereja bersamanya. Ketika anak pertama kami lahir di bulan Januari 1976, seorang saudara meminta saya datang ke Jakarta untuk bekerja. Tidak berapa lama kemudian setelah saya, istri, dan anak saya datang ke Jakarta, ternyata lowongan pekerjaan yang dijanjikan itu sudah dimasuki oleh orang lain. Selama dua tahun kami tinggal di rumah saudara tersebut, saya bekerja sebagai buruh di pabrik keramik dan kami dikaruniai seorang anak lagi. Kebutuhan sehari-hari kami semakin meningkat, tetapi perusahaan tidak menepati janji untuk mengangkat saya menjadi pegawai tetap dan menerima gaji lebih baik. Agar tidak merepotkan saudara tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke kampung. Pada bulan Januari 1980, saya kembali ke Jakarta untuk bekerja di proyek Senen lantai IV, toko funiture. Ketika teman-teman menghantar saya berangkat ke Jakarta dan salah seorang teman memberikan secarik kertas yang di dalamnya tertulis, "Tetapi carilah dahulu kerajaan Elohim dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Setelah tiga bulan bekerja, saya menjemput istri dan anak-anak saya datang ke Jakarta untuk berkumpul bersama. Sejak saat itu saya "bertekad untuk berubah". Melalui proses yang berat dan panjang, saya mulai meninggalkan dosa-dosa saya di masa lalu, serta mulai setia beribadah kepada Tuhan. Tahun 1982, saya dibaptis dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat saya -- Ia tidak hanya memulihkan rumah tangga saya tetapi juga memberikan pekerjaan baru dengan gaji yang cukup. Pada tahun 1989, saya mengundurkan diri dari perusahaan dan Tuhan membimbing saya untuk memulai sebuah usaha. Walaupun tempat usaha itu masih mengontrak, namun Tuhan telah memberkati saya dengan luar biasa. Pertumbuhan iman saya berkembang dengan baik. Pada bulan Desember 1996, seorang teman mengundang saya menghadiri Christmas Dinner yang diselenggarakan di Hailai Restaurant, Jakarta. Melihat teman-teman pengusaha yang turut mengambil bagian dalam acara tersebut, hati saya semakin dikuatkan untuk lebih setia melayani Tuhan. Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia, hal itu membawa dampak negatif bagi usaha saya. Sejak bulan Agustus 1997, tagihan-tagihan saya mulai macet sehingga kegiatan usaha mulai menurun. Tetapi kejadian itu tidaklah membuat saya menjadi lemah, malahan membuat saya semakin giat membantu melayani Tuhan. Pada bulan Agustus 1998, ketika sedang mempersiapkan sebuah acara outreach dinner di Kelapa Gading, salah seorang pelanggan kami yang pernah membayar tagihannya dengan cek kosong, meminta saya untuk datang ke kantornya. Ternyata hari itu cek kosong tersebut sudah dapat dicairkan. Begitu juga dengan tagihan-tagihan yang lain. Dalam waktu empat bulan, hampir semua pelanggan kami membayar tagihannya tepat waktu, sehingga saya bisa melunasi hutang-hutang saya di Bank dengan tepat waktu juga. Diambil dan disunting seperlunya: Judul majalah: SUARA, Edisi 69, Tahun 2003 Penulis: KM Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men's Fellowship International - Indonesia Halaman: 18 -- 21 POKOK DOA 1. Mengucap syukur untuk saudara seiman yang mengalami pemulihan dalam hal ekonomi. Doakan agar kebaikan Tuhan yang telah dianugerahkan kepadanya dapat menjadi berkat untuk orang-orang di sekitarnya. 2. Doakan saudara seiman kita yang saat ini masih berjuang dan mengalami pergumulan dalam hidupnya. Kiranya segala pergumulannya segera mendapat jawaban dari Tuhan. 3. Doakan setiap orang percaya, agar selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup mereka. Sehingga keputusan yang mereka ambil sesuai dengan kehendak-Nya. Diberkatilah kamu oleh TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. (Mazmur 115:15) < http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+115:15 > --------------------------------------------------------------- Maz 115:15/ Psa 115:15 (ASV) Blessed are ye of Jehovah, Who made heaven and earth. (KJV) Ye are blessed of the LORD which made heaven and earth. (KSILT) Diberkatilah kamu oleh YAHWEH yang menjadikan langit dan bumi. (LITV) You are blessed to Jehovah, He who makes heavens and earth. (MKJV) You are blessed of Jehovah who made the heavens and the earth. (YLT) Blessed are ye of Jehovah, maker of heaven and earth, =============================================== From: "Kisah" <ki...@sabda.org> KISAH -- Self-Man Businessman Edisi 209, 26 Januari 2011 Shalom, Terkadang sadar atau tanpa disadari beberapa orang merasa bahwa hidupnya tidak memerlukan Tuhan. Merasa hidupnya sudah sukses, sudah kecukupan, apa yang menjadi keinginannya sudah digapai, dan apa yang dimiliki dunia sudah ia miliki. Kondisi semacam ini dapat menimbulkan kebanggaan pada diri sendiri dan melupakan Tuhan. Tidak jarang Tuhan menegur kita dengan cara-Nya yang sederhana. Tujuan-Nya adalah agar kita kembali ke jalan-Nya, memalingkan hati kita kepada Tuhan, dan mengandalkan-Nya. Dunia memang menawarkan hal yang mewah, sebaliknya Tuhan Yesus menawarkan kasih, pengampunan, dan keselamatan yang tak dapat digantikan dengan apa pun. Redaksi Tamu KISAH, Santi Titik Lestari < http://kesaksian.sabda.org/ > SELF-MAN BUSINESSMAN Apakah yang sedang saya lakukan di sini? Apakah ini? Saya suka dengan apa yang saya lihat, tetapi saya tidak tahu apakah itu. Saya heran mengenai apa yang sedang saya lakukan di Anaheim Convention Center pada World Convention ke-25 dari Full Gospel Businessmen. Siapakah sebenarnya mereka? Saya baru saja melihat suatu iklan dalam surat kabar dan di sinilah saya berada. Secara umum, saya bukanlah orang yang terlalu jahat. Saya adalah seorang pebisnis atas usaha yang saya miliki sendiri (swa-jadi). Saya tidak memerlukan Yesus. Saya memiliki segalanya. Di mata dunia, saya adalah orang yang sangat sukses. Tanpa saya sadari, saya sesungguhnya sedang menuju ke neraka. Istri saya, Lois, dan saya tetap tinggal di situ sampai kira-kira pukul 23.00. Dalam perjalanan pulang, Lois mengatakan, "Besok pukul 07.00 kita pergi ke situ untuk persekutuan doa dan kemudian makan pagi pukul 08.00." Kami seharusnya berada di acara liburan. Akhirnya, saya mengalah. "Baiklah, saya akan melakukan apa yang kamu inginkan, tetapi saya ingin mengatakan kepadamu satu hal, kita akan pergi ke pertemuan tersebut, tetapi kita harus mendapatkan sebuah kamar di dekatnya". Saya tahu bahwa semua kamar hotel Anaheim telah habis pada bulan sebelumnya. Kami pergi ke pertemuan itu. Setelah makan pagi, saya berkata, "Lois, sesuai dengan apa yang telah saya sampaikan kepadamu, "Jika tidak mendapatkan sebuah kamar hotel di dekat sini, saya tidak akan kembali ke sini besok. Saya cinta kepadamu, tetapi saya tidak akan melakukan itu". Ia mengatakan, "Baiklah. Marilah kira pergi untuk mendapatkan sebuah kamar. Apa yang kamu sarankan?" Ia menunjuk ke sebuah Inn di Park Hotel. Kemudian kami pergi ke sana, namun tidak mendapatkan kamar kosong di penginapan tersebut. Seorang pegawai front desk menyarankan kami untuk mencoba di Quality Inn. Saya menelepon. Mereka bertanya, "Anda memilih kamar queen atau kamar king? Saya akan menahannya untuk Anda selama 15 menit, karena kamar-kamar kami telah terjual habis selama lebih dari 6 bulan". Kemudian Lois mengeluarkan jadwalnya dan berkata, "Apakah yang akan kamu lakukan?" Saya menunjuk kepada sesuatu yang mengatakan "Baptisan Roh Kudus. Saya bertanya, "Apakah sebenarnya itu?" Lois mengatakan, "Mengapa kita tidak pergi untuk mendapatkan informasi". Saya menyarankan agar kami duduk dekat pintu. Kami tidak ingin mengganggu siapa pun. Jika kami tidak suka dengan apa yang kami dengar, kami akan keluar dan pergi untuk melihat hal yang lain. Ketika saya bertobat pada 5 Juli 1978, saya tidak terluka atau sakit. Saya tidak memakai obat-obatan, tidak membunuh siapa pun. Saya tidak pernah masuk penjara. Saya tahu bahwa saya tidak memerlukan Tuhan. Saya tidak ingin menjadi terlalu gerejawi. Saya sedang menonton acara televisi, Bob Schuller di Crystal Cathedral, karena orang itu berbicara dengan gaya bahasa saya. Saya dapat memahami pemikiran yang positif. Saya dapat mengerti kemauan untuk berhasil. Saya sudah "ditarik" oleh Roh Kudus selama kira-kira 2 tahun sebelum konvensi itu. Saya pergi ke sana sebagai suatu penyelidikan dengan pikiran yang mencari-cari, sebagai seorang pebisnis yang swa-jadi. Saya pergi ke sana untuk menemukan sesuatu dan mendapatkan informasi. Saya keluar dengan paket yang utuh -- saya mendapatkan sukacita yang luar biasa. Saya pergi ke pertemuan makan siang khusus untuk kaum pria pada hari berikutnya, karena saya ingin bertemu dengan Demos Shakarian -- orang yang telah menyadarkan saya. Sebelumnya saya berpikir bahwa orang-orang Kristen adalah pecundang. Hal ini disebabkan karena saya dibesarkan dengan beberapa pecundang di LA Timur di "Lubang" dekat Brooklyn dan jalan-jalan Eastern. Lingkungan yang sangat miskin, bahkan kami tidak memiliki kamar mandi sendiri di dalam rumah. Tetapi, ketika saya mengikuti pertemuan tersebut, yang saya jumpai orang-orang yang luar biasa -- orang-orang yang lebih dari pemenang. Saya tidak suka berhubungan dengan pecundang. Kedua orang tua saya telah memutuskan untuk pergi dari Meksiko ke Arizona, ke Kalifornia. Saya tidak pernah terlibat dalam suatu gang. Saya tidak pernah mengisap marijuana. Ibu saya adalah seorang Katolik yang baik, suka berdoa dan mengetahui Alkitab. Ia adalah seorang yang berdisiplin. Saya tahu bahwa dalam bisnis, kadang kita harus menjadi kasar dan keras karena itulah satu-satunya cara. Saya dibesarkan dalam bisnis penjualan mobil, yang kemudian memiliki usaha agen mobil sendiri. Saya mengerjakan sendiri setiap langkah tangga kesuksesan. Akhirnya, saya memiliki 3 agen mobil di Kalifornia Selatan. Saya memunyai bisnis kendaraan untuk rekreasi. Saya pulang dari konvensi itu sebagai seorang yang telah berubah, penuh dengan Roh Kudus. Salesman saya melihat bahwa ada suatu perubahan yang sangat dramatis yang mereka tidak dapat mengerti. Hal pertama yang terjadi, Tuhan membersihkan mulut saya. Saya berkeinginan melakukan hal-hal yang baik. Jika saya melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kesukaan seseorang, maka saya merasa tidak enak. Itu adalah perubahan terbesar, untuk mengetahui bahwa saya berbuat salah, dan kemudian cukup prihatin untuk mengambil tindakan perbaikan. Hal paling sukar yang saya harus lakukan setelah saya dilahirkan kembali adalah membeli peragenan yang dimiliki oleh Chrysler. Dalam berita-berita utama, dikatakan bahwa mereka mengalami kebangkrutan. Itu adalah suatu langkah iman. Pada waktu itu, kami mengambil semua tabungan kami dan membayar tunai. Tuhan masih memberkati, akhirnya kami jual peragenan dan agen-agen mobil itu. Kami telah memunyai begitu banyak kesempatan berkhotbah dan mengajar di seluruh dunia. Tuhan telah menaruh saya dalam pelayanan untuk melayani kaum tingkat atas. Mereka adalah orang-orang yang keras dalam melakukan bisnis, orang-orang yang telah memiliki segalanya menurut dunia. Orang-orang ini berpengaruh di bidang bisnis dan di bidang-bidang di mana mereka dapat memengaruhi ribuan orang. Diambil dari: Judul buletin: SUARA, Edisi 76, Tahun 2004 (Disadur dari Full Gospel Business Men's VOICE Vol. 50/No.3) Penulis: Rey Soto Penerjemah: Manimbul L. Sitorus Penerbit: Yayasan Persekutuan Usahawan Injili Sepenuhnya Internasional (PUISI), Jakarta Halaman: 24 -- 27 POKOK DOA 1. Mengucap syukur kepada Tuhan atas keselamatan yang diterima oleh Rey Soto. Doakan agar Rey Soto dan istrinya lebih lagi dipakai Tuhan secara luar biasa untuk melayani-Nya. 2. Doakan konvensi-konvensi dunia, agar tetap setia dalam melakukan bagiannya sebagai sarana karya penyelamatan Elohim. 3. Doakan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus. Kiranya mereka mau untuk membuka hati dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat mereka. Sion akan Kubebaskan dengan penghakiman yang adil dan orang-orangnya yang bertobat akan Kubebaskan dengan tindakan yang benar. (Yesaya 1:27) <http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+1:27> -------------------------------------------------------------------- KS-ILT Yes 1:27 Sion dengan adil akan ditebus, dan orang-orangnya kembali dengan kebenaran. KJV Isa 1:27 Zion shall be redeemed with judgment, and her converts with righteousness. Kontak: < kisah(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/kisah > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti< unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >