Bagaimana cara orang Kristen dalam memelihara, menikmati, dan memperkaya pernikahan seumur hidup?
Temukan jawabannya dalam: Family Care Seminar: PARTNERS IN LIFE oleh: Ev. Chang Khui Fa, S.E., M.Div. Seminar ini akan: é Mengungkapkan mengapa orangtua yang gagal dalam pernikahan cenderung menghasilkan anak-anak yang gagal pula dalam pernikahannya? é Mendefinisikan bahwa pernikahan seumur hidup adalah satu-satunya jalan membesarkan anak-anak yang takut akan Tuhan dan siap menjadi berkat bagi banyak orang. é Menyingkapkan kemahiran-kemahiran baru bagi setiap pasutri untuk mempertahankan pernikahan mereka dan mewariskannya kepada anak-anak. Jumat, 20 Mei 2011; Pkl. 19.00-21.00 WIB di Gereja Kristen Abdiel (GKA) Gloria Galaxy, Jln. Wisma Permai Barat FP 12A-14 TEMPAT TERBATAS! Reservasi nama Anda via SMS ke: 031-70722788 Contact Person: Belinda: 08155039190 Yani Kartika: 08179811800 Profil Pembicara: Ev. Chang Khui Fa, S.E., M.Div. yang lahir di Jakarta, 3 Juni 1972 adalah rohaniwan pembimbing Remaja, Pemuda, dan pasangan suami istri (pasutri) di GKA Gloria Galaxy, Surabaya. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi (S.E.) di Institut Bisnis Nusantara, Jakarta. Beliau pernah menggeluti dunia Auditor beserta Financial Statement-nya di Kantor Akuntan Publik Internasional KPMG dan terakhir sebagai Senior Auditor. Beliau juga menjabat sebagai Finance and Accounting Manager di PT. German Centre Indonesia. Beliau menyelesaikan studi theologi Master of Divinity (M.Div.) di Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia (STTRII), Jakarta pada tahun 2003. Beliau menikah dengan Liana pada tanggal 18 Mei 2000 dan dikaruniai 3 orang anak: Jostein Adams, Joylynne Adams, dan Joshen Adams. Beliau telah menulis tiga buah buku: Garam dan Terang bagi Keluarga (GnTbK), GnTbK Personal Work Book, dan Garam dan Terang for Youth. Beliau dapat dihubungi melalui e-mail: khu...@gmail.com. Pelayanan beliau dapat dilihat: http://www.garamdanterang.or.id dan blog beliau adalah: http://changkhuifa.blogspot.com/ “Tuhan sering kali menggunakan dosa-dosa orang lain untuk menyingkapkan kelemahan kita sendiri.” (Rev. Bob Kauflin, Worship Matters, hlm. 382)