INTEGRITAS ORANG PERCAYA oleh: Ev. Joy Manik, S.Th., M.Div. Nats: 1 Petrus 3:13-17 Integritas adalah kata yang tidak terlalu popular bahkan sudah sangat asing di kehidupan kita. Padahal Integritas memberikan dampak yang sangat positif di dalam masyarakat. Integritas diterjemahkan dengan berbagai arti. Beberapa diantaranya : Integritas adalah sebuah kesatuan dalam tindakan yang terangkum melalui apa yang dipahami, diyakini, diucapkan dan juga dilakukan. Integritas juga berbicara tentang ‘who you are when no one’s looking?’ (Siapakah kamu, saat tidak ada seorangpun yang melihat kamu?), atau Integritas juga berhubungan dengan konsistensi. Melakukan sebuah keputusan yang sama walaupun situasi yang berbeda. Dalam kitab 1 Petrus 3:13-17, penulis memberikan penekanan yang dalam tentang Integritas. Petrus mengatakan bahwa kita harus “Menguduskan Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!” (ay. 15). Mengapa Petrus mengatakan itu? Karena jemaat (Yahudi maupun non Yahudi) yang tersebar di kota-kota sentral saat itu – mengalami tekanan yang demikian besar di dalam kehidupan bermasyarakat mereka. Demikian besarnya tekanan tersebut sehingga jemaat mengalami ketakutan yang amat dalam. Dan Petrus memakai kata “phobos” untuk menjelaskan takut dalam arti ‘terror yang mencekam’. Mengapa sampai sedemikian? Karena orang-orang percaya saat itu sulit sekali untuk hidup berintegritas karena pilihan mereka sangat sulit. Di satu sisi mereka ingin hidup benar, tetapi jika mereka hidup benar maka mereka bisa-bisa tidak dapat makan, atau lebih daripada itu bisa-bisa dikucilkan. Pilihan itu demikian berat sampai mereka sangat ketakutan. Petrus adalah seorang yang sederhana. Dia seorang nelayan yang pola berpikirnya tidak terlalu rumit seperti Paulus. Maka saat Petrus memakai kata ‘phobos’ untuk menterjemahkan ‘takut’, maka penulis menafsirkan takut yang dia tulis serupa dengan pengalamannya sendiri saat ia harus menyangkal Yesus ketika Yesus ditangkap. Petrus sangat ketakutan sehingga tekanan yang demikian besar itu berakibat pada penyangkalannya terhadap Yesus. Karena pengalaman itulah maka Petrus dalam suratnya ini memberikan pesan untuk ‘Menguduskan Kristus sebagai Tuhan’. Petrus belajar dari pengalamannya. “Kuduskanlah Kristus” berarti melayani Dia dengan rasa hormat dan ‘godly fear’. Hal ini bisa terjadi hanya jika kita mengenal Pribadi dan karya-Nya di dalam hidup kita. Jika kita mengenal Dia dengan sungguh, maka kita akan belajar untuk tidak menggantikan Pribadi-Nya, Karya-Nya dengan kehidupan yang tidak menyenangkan Dia. Apakah kita mau menggantikan pengorbananNya dengan kontrak/tender kerja yang banyak kecurangan dengan pengorbanan-Nya? Apakah kita mau ‘menjual’ Pribadi-Nya hanya dengan uang suap ketika kita berurusan dengan pihak berwenang? Saat segalanya mudah, tentu juga mudah untuk hidup berintegritas. Tetapi ketika tekanan datang dan rasa takut itu mencengkram pikiran kita, maka di sanalah kita tahu apakah kita seorang yang berintegritas atau tidak. Berintegritas berarti Menguduskan Kristus sebagai Tuhan di dalam hati kita. Soli Deo Gloria. Sumber: Ringkasan Khotbah Kebaktiandi Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pregolan Bunder, Surabaya hari Minggu, 8 Juli 2012 http://www.gki-pregolan.org/front/index.php/ringkasan-kotbah/325-kotbah-8-juli-2012 Profil Ev. Joy Manik: Ev. Joy Manik, S.Th., M.Div.yang lahir pada tanggal 13 November 1977 adalah hamba Tuhan yang melayani di GKI Pregolan Bunder, Surabaya dan melayani di Evangelism Explotion International. Beliau menyelesaikan studi Sarjana Theologi (S.Th.) di Sekolah Tinggi Theologi Injili Indonesia (STII) Surabaya dan Master of Divinity (M.Div.) di Sekolah Tinggi Theologi Aletheia, Lawang. Beliau menikah dengan Suk Ie dan dikaruniai seorang anak: Charissia (Tjia Ce). "Kerendahan hati yang rohani merupakan suatu kesadaran yang dimiliki seorang Kristen tentang betapa miskin dan menjijikkannya dirinya, yang memimpinnya untuk merendahkan dirinya dan meninggikan Allah semata." (Rev. Jonathan Edwards, A.M., Pengalaman Rohani Sejati, hlm. 100)