From: Henky Menyimak Yohanes 10:1-10
Dan ketika dia mengeluarkan domba-domba miliknya, dia berjalan di depan mereka, dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. —Yohanes 10:4 Saya tidak tahu apakah hal ini terjadi di setiap pernikahan, tetapi entah bagaimana saya punya kecenderungan untuk mengabaikan segala sesuatu di sekitar saya dan berfokus hanya pada isi pikiran saya sendiri. Hal ini membuat istri saya, Martie, merasa sangat frustrasi ketika sedang berbicara kepada saya tentang sesuatu yang penting. Ketika Martie menyadari mata saya sedang menerawang jauh, ia sering berkata, "Apa kau menyimak apa yang baru saja kukatakan?" Mendengarkan adalah unsur penting dari setiap hubungan, terlebih lagi hubungan kita dengan HaMashiakh. Jika kita adalah milik-Nya, kita memiliki hak istimewa untuk bersekutu dengan-Nya melalui firman-Nya dan melalui karya Roh Kudus dalam hati kita. Kita tahu bahwa kita menyimak Sang Gembala Sejati ketika suara-Nya memimpin kita pada kasih, kebenaran, anugerah, dan segala sesuatu yang sesuai dengan karakter dan kehendak-Nya. Seperti yang dijelaskan YAHshua ketika menyebut diri-Nya sebagai "Gembala yang baik" dalam Yohanes 10, barangsiapa yang dengan tekun mendengarkan-Nya akan menjadi pengikut-Nya yang setia (ay.4) dan yang terus-menerus diubahkan menjadi serupa dengan Dia. Sama seperti sikap mendengarkan pasangan atau teman Anda dengan penuh perhatian menunjukkan bahwa kita menghormati dan menghargainya, menyimak suara YAHshua dengan saksama adalah satu cara untuk menegaskan nilai penting YAHshua dalam hidup Anda. Jadi, marilah kita singkirkan gangguan-gangguan dalam hidup ini dan dengarkan suara-Nya, lalu berdoa memohon agar kita dimampukan untuk melakukan apa yang dikehendaki-Nya. —JMS Aku hendak tetap menaikkan doa dalam dunia yang sibuk dan cemar; Aku hendak berpaut pada Elohim dan Kristuslah teladan yang benar. —Walter Mendengarkan YAHshua adalah langkah pertama dalam mengikut Dia. =================================== Pintu Rahasia Yakobus 1:12-21 Berbahagialah orang yang tabah menanggung pencobaan, karena apabila telah teruji, maka dia akan menerima mahkota kehidupan yang telah Tuhan janjikan kepada mereka yang mengasihi Dia.—Yakobus 1:12 Hal ini bukan pertama kalinya terjadi dalam dunia olahraga, dan pasti bukan untuk yang terakhir kalinya. Namun menceritakan kembali kejadian ini dapat membantu kita supaya tidak mengulang kesalahan memalukan yang sama. Seorang pelatih futbol di sebuah universitas—dikenal memiliki karakter Nasrani yang baik—mengundurkan diri secara tidak hormat setelah terbukti melanggar peraturan yang telah digariskan oleh Asosiasi Atletik Antar Kampus Nasional (NCAA) di Amerika Serikat. Sebuah artikel di suatu majalah menyimpulkan: "Integritas dirinya adalah salah satu mitos terbesar dalam dunia futbol antar kampus" Tentulah itu saat yang memalukan bagi sang pelatih, tetapi sadarkah bahwa hal ini dapat menimpa setiap dari kita? Godaan untuk bersembunyi di balik pintu rahasia dalam kehidupan kita dan melakukan hal-hal yang mempermalukan Tuhan menghantui kita semua. Benar sekali, kita dapat saja mengubah integritas kita menjadi mitos belaka, yaitu menjalani hidup dengan cara yang berlawanan dengan kesaksian kita tentang YAHshua. Apa pun godaannya, kita rentan untuk jatuh ke dalamnya. Jadi, bagaimana agar kita tidak menyerah kepada godaan? Dengan mengakui bahwa pencobaan dapat terjadi di mana dan kapan saja (1 Kor. 10:13). Dengan menyadari akibat berbahaya dari sikap menyerah pada dosa (Yak. 1:13-15). Dengan bertanggung jawab kepada saudara-saudara seiman (Pkh. 4:9-12). Dan dengan memohon pertolongan Elohim agar tidak terjatuh (Mat. 26:41). Hanya kasih karunia dan kuasa Elohim yang dapat menjaga kita agar tidak terjatuh dan mengangkat kita kembali ketika kita tersandung. —JDB Iblis sungguh cerdik, memperdaya kita semua, Dengan licik ia jatuhkan bahkan yang terkuat; Namun kita pasti dapat mengenali siasatnya Asal tiap hari mau perhatikan peringatan-Nya. —D. De Haan Dosa apa pun bisa masuk dari mana saja; pastikan anda siap sedia menghalanginya ====================================== Selalu Siap Sedia Efesus 6:10-20 Sebab itu kamu juga, bersiapsedialah, karena Anak Manusia datang pada waktu yang tidak kamu duga. — Matius 24:44 Ide tentang sikap selalu siap sedia membuat saya teringat pada tetangga kami ketika saya masih remaja. Ketika Nels Nienhuis pulang ke rumahnya, ia tidak pernah lalai untuk memundurkan mobilnya masuk ke garasi. Kebiasaan tersebut terlihat janggal bagi saya sampai ibu saya menjelaskan bahwa Nels adalah seorang relawan pemadam kebakaran. Jika mendapat panggilan tugas, ia harus selalu siap berpacu menuju markas pemadam kebakaran. Ia selalu memarkir mundur mobilnya sehingga ia dapat pergi secepatnya ketika harus bertugas. Selalu siap sedia merupakan sikap penting dalam banyak aspek kehidupan. Abraham Lincoln berkata, "Jika saya memiliki 8 jam untuk menebang sebatang pohon, saya akan menghabiskan 6 jam pertamanya untuk mengasah kapak saya." Kita mempersiapkan diri untuk berkarir dengan cara menempuh pendidikan. Kita berjaga-jaga terhadap kecelakaan mobil atau kebakaran rumah dengan cara membeli asuransi. Kita bahkan menyiapkan surat wasiat supaya keluarga kita tetap terpelihara pada saat kita meninggal kelak. Kitab Suci menyatakan bahwa kita juga harus menyiapkan diri secara rohani. Kita melakukannya dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Elohim untuk melindungi diri kita dalam peperangan rohani (Ef. 6:10-20); menyiapkan akal budi kita untuk hidup kudus (1 Ptr. 1:13); memastikan bahwa kita selalu siap untuk memberikan alasan bagi pengharapan yang kita miliki (3:15); dan memastikan bahwa kita siap menyambut kedatangan YAHshua kembali (Mat. 24:44). Seberapa siapkah Anda menghadapi masa depan? Atau justru Anda tidak yakin? Mintalah pertolongan dan bimbingan pada Tuhan. —CHK Ketika aku bangun di pagi hari Untuk menjalani hari baru, Aku ingin siap untuk hadapi Apa pun yang akan terjadi. —Simmons Kemenangan rohani hanya dialami oleh mereka yang siap maju berperang.