Setiap manusia, termasuk orang Kristen, pasti mengalami penderitaan,
misalnya pasangan atau orangtua kita mengalami sakit keras dan/atau meninggal,
bencana alam, dll. Sebagai reaksi terhadap penderitaan, banyak orang termasuk
beberapa orang Kristen  tidak tahan
menghadapinya, lalu mengutuki Allah. Benarkah sikap demikian? Bagaimana sikap
orang percaya menghadapi penderitaan khususnya memahami Allah yang berdaulat di
balik penderitaan?
 
Temukan jawabannya dalam:
Buku
KETIKA ALLAH MELAKUKAN SESUATU YANG TIDAK MASUK AKAL
 
oleh:Prof. James Dobson, Ph.D.
 
Penerbit: Gospel Press, Batam, 2006
 
Penerjemah: Luciana S. Wihardja, S.S.
 
 
 
Di dalam buku ini, konselor keluarga terkenal abad ini, Dr. James Dobson
mengajar kita bahwa di tengah penderitaan, kita harus percaya pada Allah yang
tetap masuk akal, meskipun Ia melakukan sesuatu yang tidak masuk akal bagi
kita, misalnya dari antara 2 orang anak yang sama-sama sakit, Ia menyembuhkan
anak yang satu, sedangkan Ia membiarkan anak lainnya sakit dan akhirnya
meninggal. Di sini, Dr. Dobson mengajar kita tentang kedaulatan Allah di balik
penderitaan. Allah bukan masa bodoh dengan penderitaan, meskipun kita sering
menganggapnya demikian. Allah adalah Allah yang berdaulat sekaligus peka
terhadap penderitaan yang kita alami, tetapi Ia tidak selalu memberi penjelasan
akan penderitaan yang menimpa kita. Ia memiliki rencana tersendiri yang indah
bagi umat-Nya, meskipun Ia tidak perlu selalu menjelaskan makna penderitaan
itu. Oleh karena itu, sebagai umat-Nya, reaksi yang tepat terhadap penderitaan
bukanlah putus asa, lalu mengutuki Tuhan, tetapi menerima penderitaan itu
dengan tetap beriman kepada-Nya sambil menyadari bahwa salah satu penyebab 
penderitaan adalah dosa. Biarlah buku yang disertai dengan berbagai
kesaksian baik dari Dr. Dobson sendiri maupun dari orang percaya lain dapat
menguatkan iman kita di dalam menghadapi penderitaan hidup sambil tetap percaya
pada Allah yang sangat masuk akal, meski terlihat tidak masuk akal bagi kita.
 
 
 
Rekomendasi:
“Ini merupakan
sebuah karya yang sangat luar biasa dalam menjawab pertanyaan tentang
penderitaan. Dr. Dobson mengemukakan berbagai pergumulan emosional yang sangat
dalam antara kita dengan Allah ketika luka dan penderitaan menerpa.”
Rev.
R. C. Sproul, Ph.D.
Pendiri dan
Ketua dari Ligonier Ministries, pendeta yang melayani di siaran
radio Renewing Your Mind baik di
Amerika Serikat maupun secara internasional, Pendeta Senior bidang Preaching 
and Teaching di Saint Andrews
Chapel, Sanford, Florida, dan anggota dewan dari the Alliance of Confessing 
Evangelicals yang meraih gelar Bachelor of Arts—B.A.
dari Westminster College, Pennsylvania; Master of Divinity (M.Div.) dari 
Pittsburgh-Xenia Theological Seminary; Doktorandus (Drs.) dari the Free 
University of Amsterdam; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dari Whitefield
Theological Seminary
 
“Realistis dan agung
… ini adalah sebuah buku yang sangat saya rekomendasikan di dalam perusahaan
mana pun.”
Rev.
Prof. J. I. Packer, D.Phil.
Emerius Professor of Theology di Regent College, Canadayang meraih gelarMaster 
of Arts—M.A. dan Doctor of Philosophy—D.Phil.
dari University of Oxford, U.K.
 
 
 
 
Profil
Dr. James Dobson:
Prof. James Clayton (Jim) Dobson, Ph.D.
adalah Pendiri dan Ketua Focus on the
Family. Beliau menyelesaikan studi Doctor
of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang child developmentdi University of
Southern California, U.S.A. Beliau mendapat anugerah gelar: Doctor of 
Laws(LL.D.) dari
Pepperdine University; Doctor of
Humanities—D.Hum. dari Franciscan University of Steubenville, Ohio; Doctor of 
Humane Letters—L.H.D. dari
Seattle Pacific University; L.H.D. dari Asbury Theological Seminary; L.H.D.
dari MidAmerica Nazarene College; Doctor
of Letters—Litt.D. dari Liberty University; L.H.D. dari Campbell
University; L.H.D. dari Point Loma Nazarene College;Doctor of Literature dari 
Biola University; D.Hum. dari Abilene
Christian University; L.H.D. dari Huntington College; Doctor of Public Service 
dari Greenville College; L.H.D. dari
William Tyndale College; Doctor of
Humanities dari Harding University; Doctor
of Humanities dari Olivet Nazarene University; L.H.D. dari Indiana Wesleyan
University; dan D.D. dari Southern Evangelical Seminary.
 
 
"Kerendahan hati yang rohani merupakan suatu kesadaran yang dimiliki seorang 
Kristen tentang betapa miskin dan menjijikkannya dirinya, yang memimpinnya 
untuk merendahkan dirinya dan meninggikan Allah semata."
(Rev. Jonathan Edwards, A.M., Pengalaman Rohani Sejati, hlm. 100)

Kirim email ke