suatu posisi dilematis dari pemerintahan kita coba dibayangkan 
hal-hal yang kenyataan yang berikut ini :
- Negara islam dengan jumlah terbanyak tanpa satupun kaidah islam
masuk kedalam UU
- Negara terkorup di asia dengan orang pemerintahan 70% beragama islam
- Negara terkaya di kawasan Asia dari sisi  kekayaan alam melumpah
ruah tapi masuk dalam kategori negara termiskin saat ini
- Sistim pemerintahan otonomisasi dengan pelaporan dan keputusan terpusat
- Berbagai komisi dibentuk sengaja untuk menjadi pengawas tapi tanpa
memiliki kekuatan untuk menindak
- Birokrasi yang paling kacau 
- Bertetangga dengan negara non muslim singapura dengan tingkat
kebersihan korupsi rating 9.4 dalam skala 10
- Warga islam paling beragam dari mulai fundamentalis, rasionalis,
liberalis
- negara berpenduduk islam dengan lambang negara berupa berhala,
- pemerintahan dikuasai oleh kooruptor,perdagangan dan perekonomian
dikuasai oleh imigran dan chinese,
- Pertelevisian dan informasi dikuasai oleh orang Keturunan India,
- Kaum muda terlibat pergaulan dan seks bebas, dengan survey
menunjukan sekitar 70% pernah melakukan hubunan badan seksual
- Negara tempat peredaran narkoba dan ekstasi tertinggi
- negara dengan tiga tipe kebudayaan, dari mulai prasejarah di irian
jaya dan papua yang masih pake koteka, kebudayaan menengah , dan
kebudayaan metropolis yang memiliki pesawat jet pribadi
- Tidak ada kepastian hukum yang sangat tinggi

jadi kalo cuma KPI yang tidak bergigi itu masih bukan apa-apa karena
memang pemerintahan kita yang enggak becus mengurus negara, enggak
pernah profesional ,,,,

wassalam
KnC
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Raflis Amin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kita berharap bukan saja tayangan yang telah jelas membawa korban kepada
> anak-anak kita, tapi juga tayangan-tayangan lain yang juga bisa merusak
> 'AKHLAK'  seperti tayangan pornografi dan merusak 'AQIDAH' seperti
> tayangan-tayangan  "penampakan" atau pengusir jin yang pelaku-pelakunya
> memakai atribut Islam.
>  
>  
> Salam,
>  
>  
> Raflis Amin.
>  
>  
>  
> -----Original Message-----
> From: Kang-Nceps [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Wednesday, November 29, 2006 3:52 PM
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Subject: [keluarga-islam] MUI Anggap KPI Tak Bergigi
>  
> 
> MUI Anggap KPI Tak Bergigi 
>  
> <http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_content&task=view&id=3911
> &pop=1&page=0&Itemid=65> 
> 
>  
> <http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_content&task=emailform&id
> =3911&itemid=65> Kirim halaman ini melalui E-mail
>  
> 
> Rabu, 29 November 2006 
> 
> Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganggap Komisi Penyiaran Indonesia
> (KPI) selama ini tak memiliki kekuatan untuk mencegah tayangan-tayangan
> di televisi yang merusak
> Hidayatullah.com-Pernyataan bernada kritik ini disampaikan Ketua Majelis
> Ulama Indonesia, KH Ma'ruf Amin. Ma'ruf Amin mengatakan, Komisi
> Penyiaran Indonesia (KPI) selama ini tak memiliki kekuatan untuk
> mencegah tayangan-tayangan di televisi yang merusak bangsa seperti
> kekerasan, porno, dan juga mistik.
> "KPI tak bergigi, tak mampu membendung tayangan yang tak berpendidikan,
> penuh kekerasan dan merusak moral bangsa dan negara ini," kata Ketua MUI
> KH Ma`ruf Amin menyikapi terjadinya kekerasan yang mengakibatkan seorang
> anak meninggal di Bandung karena menirukan `pertarungan` ala tayang TV
> smackdown, di Jakarta, Selasa kemarin.
> Untuk itu, ia meminta agar KPI mampu bersikap tegas terhadap masalah
> ini. "Apalagi telah terjadi korban hingga meninggal dunia," katanya.
> Amin menyatakan KPI harus mampu untuk melakukan pelarangan terhadap
> tayangan tersebut. Ketua Komisi Fatwa MUI ini juga mengatakan bahwa MUI
> telah mengeluarkan fatwa haram berkenaan dengan tayangan-tayangan yang
> mengumbar kekerasan, pornografi dan juga mistik.
> Menurut Anggota KPI, Ade Armando,  sulit menerapkan aturan karena
> berdasarkan PP, kewenangan KPI hanya sebatas menegur, bukan menindak
> pelaku. 
> Sementara itu, Pimpinan DPR RI juga mendesak Komisi Penyiaran Indonesia
> (KPI) segera mengambil sikap dan memutuskan tindakan terhadap tayangan
> "Smackdown" (acara pertarungan dengan memukul, tendang, banting, bahkan
> mengunakan benda-benda keras seperti kursi dll-Red) karena adegan dalam
> tayangan di televisi swasta nasional itu telah banyak ditiru dan menelan
> korban.
> Wakil Ketua DPR Zainal Maarif di gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa kemarin
> mengatakan, pengelola televisi sebaiknya juga memikirkan dampak dari
> tayangan yang disajikan.
> Zainal mengingatkan bahwa televisi bukan hanya berfungsi sebagai
> hiburan, tetapi juga pendidikan. Karena itu, pengelola stasiun televisi
> sebaiknya memikirkan aspek pendidikan dan tidak hanya mengdepankan
> kepentigan hiburan. [ant/cha]
>


Kirim email ke