Assalamu'alaikum wr.wb.,

Berikut informasi lain yang saya dapatkan, mohon untuk dapat
diklarifikasikan bagi yang lebih mengetahui tentang hal ini.


Habib Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Shohibur Ratib Habib 'Abdullah al-Haddad
dalam kitabnya *"Misbahul Anam"* halaman 15 menceritakan seperti berikut:-

  - Aku telah diberitahu oleh seorang tua yang bersinar wajahnya karena
  kesholehannya dan sudah melebihi 80 tahun umurnya, salah seorang pemuka kita
  keluarga Abu 'Alawi yang lahir dan dibesarkan di Makkah dan sering ke
  Madinah. Nama beliau *Musa bin Hasan bin Ahmad al-'Alawi*, keturunan
  Sayyidina 'Uqail bin Salim, saudara Sayyidina Quthubus-Syahir asy-Syaikhul
  Kabir Abu Bakar bin Salim. Beliau berkata:- "*Aku dahulu berada di
  Madinah belajar kepada asy-Syaikh Muhammad Hayat (as-Sindi al-Madani).
  Muhammad bin 'Abdul Wahhab juga sering ke majlis Syaikh Muhammad Hayat
  seperti murid-murid lainnya. Aku mendengar dari orang-orang sholeh dan
  ulama, sebagai kasyaf dari mereka, firasat mereka mengenai Muhammad bin
  'Abdul Wahhab di mana mereka menyatakan bahawa dia akan sesat dan Allah
  menyesatkannya,  dengannya orang yang dijauhkan dari rahmatNya dan
  yang dibinasakanNya" *Dan demikian yang telah terjadi (yakni firasat
  mereka telah menjadi kenyataan) sehingga Syaikh 'Abdul Wahhab, ayah Muhammad
  bin 'Abdul Wahhab, juga berfirasat sedemikian terhadap anaknya, dia telah
  menasihati dan mencelanya serta memperingati orang lain sehubungan dengan
  anaknya tersebut.

Di antara ulama yang mempunyai firasat demikian juga ialah *Syaikh Muhammad
Hayat as-Sind**i* dan *Syaikh Muhammad Sulaiman al-Kurdi al-Madani
asy-Syafi`i**.*  Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan menceritakan firasat Syaikh
Muhammad Sulaiman al-Kurdi dalam kitab-kitabnya dan perlu diketahui Sayyidi
Ahmad Zaini Dahlan mempunyai sanad riwayat dari Syaikh Muhammad Sulaiman
al-Kurdi seperti berikut:-* **Sayyidi Ahmad Zaini Dahlan dari Muhaddis Syam
Syaikh Abdur Rahman al-Kuzbariy dari al-Hafiz al-Hujjah 'Abdullah al-Kurdi
al-Madani dari al-Muhaddis al-Musnid Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi
al-Madani**.*  Dalam masalah Muhammad bin 'Abdul Wahhab tidak ada penolakan
secara langsung dari Syaikh 'Abdur Rahman al-Kuzbari etrhadap kata-kata
Syaikh Muhammad Sulaiman al-Kurdi dan beliau adalah tokoh utama dalam bidang
periwayatan hadis yang terkenal dalam dunia Islam. *Kesimpulannya,
perawi-perawi tersebut adalah orang yang dipercayai dan tidak
berbohong**.*Syaikh Sulaiman al-Kurdi bukan saja berfirasat mengenai
Muhammad bin 'Abdul
Wahhab, tetapi setelah fitnah nyata Muhammad bin Abdul Wahhab beliau telah
ditanyai tentangnya dan membuat jawaban untuk menolak ajaran Muhammad bin
Abdul Wahhab.

Jika hanya ada kitab yang ditulis Syaikh Sulaiman bin 'Abdul Wahhab
al-Hanbali, saudara kandung Muhammad bin 'Abdul Wahhab, yang berjudul
*"Syawa`iqul
Ilahiyyah"**, *itu sudah cukup untuk membuktikan kesesatan Muhammad bin
Abdul Wahhab dan sekaligus membuktikan kebenaran firasat para ulama dan
sholihin di atas. Bukan Syaikh Sulaiman saja yang menceritakan kesesatan
Muhammad bin Abdul Wahhab, tetapi sangat banyak ulama yang menyatakan
demikian.

Habib Alwi al-Haddad pada halaman 3 kitab *"Misbahul Anam"* membuat
kesimpulan bahawa *kesesatan Muhammad bin 'Abdul Wahhab telah disampaikan
oleh banyak ulama secara tawatur dalam tulisan-tulisan mereka dari
orang-orang yang tsiqah dari kalangan ulama-ul-akhyar (terpilih) dan selain
mereka, yang telah melihat dengan matanya sendiri dan mendengar dengan
telinganya sendiri akan kesesatan Muhammad bin 'Abdul Wahhab dan
pengikut-pengikutnya dan juga dari tulisan-tulisan, perkataan, perbuatan dan
perintah Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikut-pengikutnya**.*

Firasat bukan hujjah, betul memang betul, tetapi jangan pula dikesampingkan
mentah-mentah.  APalagi lagi jika ada qarinah lain membuktikan kebenaran
firasat tersebut.  Sebagaimana Rasulullah SAW telah  bersabda dalam hadis
yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan Imam ath-Thobarani : *"**Ittaquu
firasatal mu'min, fa innahu yandzuru bi nurIllah"* *(Takutilah firasat orang
mukmin, kerana bahawasanya dia memandang dengan cahaya Allah).*

Wallahu a'lam.



Salam,

Hidayat

Kirim email ke