heh..******.. itu ayat ISTIWA darimenong elu terjemahin jadi BERSEMAYAM, pake
bahasa apaan elu?, ISTIWA mempunyai 3 makna,
1. berada ditengah tengah
2. tidak bergerak
3. datar
nah.. tiga tiganya ngga ada yg sesuai dengan makna semayam, enak aje..
ayat itu tak bisa diterjemahkan secara harfiyah, ayat itu mutasyabih, kalau
elo terjemahin begitu dg harfiyah, lalu bagaimana dg ayat di surat Al Fath :
"Sungguh mereka yg berbai'at kepadamu sungguh mereka telah berbai'at kpd
Allah, dan Tangan Allah diatas tangan mereka".
nah.. apakah saat itu ada teriwayatkan bahwa ada tanga Allah turun dari
langit?, hayo ****** wahabi jawab?
lalu ayat lain : "sungguh Arsy Nya diatas air", hayo wahabi ****** bagaimana
jawabanmu?
bukankah itu adalah makna kiasan?, yg maksudnya bukan tangan Allah, tapi
keridhoan dan kekuatan Allah bersama tangan sahabat yg berbai'at saat itu..
dan Arsy diatas air, air adalah sumber kehidupan, maka singgasana Nya diatas
sumber kehidupan
kalau dia ada di Arsy maka Dia adalah makhluk, karena terikat dengan ruang
dan tempat..
hayo jawab ****** ..
wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam
diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al
Quran,
"(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha :
5).
"Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54)
Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan
keberadaan Allah swt,
"Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-
panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya).
Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan
(seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk
membakarnya)." (Al Jin: 8-9)
Dalil-dalil As Sunnah:
Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh
menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-
sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang
didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas
batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan
karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)
"Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan
Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di
waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim).
Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-orang
yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang
berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh
Imam Al-Albani).
Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah
pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh,
dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di
dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya
jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari
kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw)
Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
"Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami
menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau
Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan
antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500
tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500
tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan
antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara
langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK
TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan
Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya
500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara
langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi
dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas
samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK
TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian."
`Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh
langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu
Abbas, "Dan `Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya"
(Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah).
Ibnu Jarir berkata: Yunus menuturkan kepadaku, dari Ibnu Wahb, dari
Ibnu Zaid, dari Bapaknya, ia menuturkan, Rasulullah bersabda:
"Ketujuh langit itu berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan
tujuh keping dirham yang diletakan diatas perisai"
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
"Langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah ArRahman, tiada
lain hanyalah bagaikan sebutir biji sawi yang diletakan di tangan
seseorang diantara kamu"
Ibnu Jarir berkata pula: Dan Abu Dzar menuturkan: Aku mendengar
Rasulullah bersabda:
"Kursi itu berada di 'Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah
gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir"
Salam
WnS
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Dave" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Alaikum salam Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
>
> Saya masih belum paham yang Kang Ncep maksud "Secara Jasmani atau
secara ruhani " Apakah kita bisa mengetahui keberadaan Allah secara
jasmani ?
> Yang kedua saya kurang paham analogi komputer yang Kang Ncep
maksud ........Tetapi maksud dari pertanyaan saya yang awam ini
adalah ketika kita mengetahui keberadaan Allah, maka masih bisakah
kita berbuat maksiat ?
> Saya minta maaf jika membuat suatu analogi yang mungkin sering
disampaikan
>
> Mungkin kita pernah dengar "acara selebriti nginap" sekarang
diganti menjadi presiden (Contohnya Pak SBY) nginap beserta 2 orang
paspampres mengikuti kita kemana saja baik itu makan, tidur,
mandi , bekerja , ngerumpi di milis dan lain-lain selama kurang
lebih 1 bulan yakinkah kita hidup kita akan berubah drastis selama
itu , Jika kita yakin pertanyaannya adalah apakah posisi President
lebih mulia atau ditakuti dari pada Allah. ......Ternyata kita
memang telah kehilangan salah satu bahkan lebih dari sifat Allah
(Maha Zahir, Maha Melihat, Maha Menyaksikan) apakah karena tuhan
telah lama mati dihati kita atau ketidak tahuan kita mengenai
keberadaan Allah.....
> Maafkan saya jika kembali mengulangi pertanyaan "Dimanakah Allah ?
>
> Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
> ----- Original Message -----
> From: kang nceps
> To: keluarga-islam@yahoogroups.com
> Sent: 19 December 2006 14:20
> Subject: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
>
>
> oom dave ,,,
> kalau secara syariah maka semua pertanyaan yang sampeyan maksud
sudah
> didapatkan didalam Sunnah dan Qur'an lalu ingin mencari kemana
lagi ??
> tinggal sampeyan sendiri ingin jawaban dalam versi apa ?