selamat menyimak...****

 ****

salam,****

ananto****



 ****

---------- Forwarded message ----------
From: <bambangsoesa...@yahoo.com>
Date: 2013/1/14
Subject: OPINI: 2013 Rawan Konflik****

 ****

2013, Tahun Rawan Konflik, Rawan Narkoba****

** **

Bambang Soesatyo****

Anggota Komisi III DPR RI/****

Presidium Nasional KAHMI 2012-2017****

 ****

INDONESIA 2012 adalah potret sebuah negeri sarat konflik horizontal dan
rawan peredaran narkotika serta obat-obatan terlarang. Jangan lupa bahwa
sisa pekerjaan tahun lalu itu masih menumpuk. Tahun ini, Presiden dan
institusi penegak hukum harus lebih peduli.****

 ****

Selain persoalan ekonomi negara dan perekonomian rakyat, persoalan korupsi
tetap masih yang utama dan paling menyedotkan perhatian khalayak. Terlebih
karena pada sejumlah kasus korupsi melibatkan figur-figur dikenal luas.
Namun, konflik  horizontal yang marak di sejumlah daerah serta eskalasi
persoalan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) terus berkembang,
dan menjadi persoalan yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, ekses
dua persoalan ini sangat serius. Konflik horizontal yang marak akan
melahirkan penilaian tentang Indonesia yang tidak kondusif untuk berbagai
keperluan, utamanya investasi. Sedangkan penetrasi sindikat kejahatan
narkoba mengancam masa depan remaja.****

 ****

Selama ini, Presiden dan jajaran kabinet lebih peduli pada isu pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan perhatian sebagian besar masyarakat lebih tertuju pada
isu-isu pemberantasan korupsi. Memang, ada kepedulian pada masalah konflik
horizontal di sejumlah daerah dan ekslalasi peredaran narkoba. Tetapi,
kepedulian terhadap dua masalah yang terakhir ini terbilang minim. Itu
sebabnya, persoalan Poso dan potensi konflik di sejumlah daerah lain
menjadi berlarut-larut, sementara penetrasi sindikat internasional
kejahatan narkoba nyaris tak terbendung.****

 ****

Oleh karena itu, untuk tahun ini, kepedulian terhadap persoalan konflik
horizontal dan penetrasi sindikat internasional kejahatan narkoba harus
dimaksimalkan. Cukup melegakan bahwa pada awal tahun ini, Panglima TNI dan
Kapolri sudah mendatangi kawasan konflik di Poso. Kehadiran dua petinggi
negara itu di Poso diharapkan menjadi isyarat untuk merespons konflik
maupun potensi konflik yang sedang berkembang di sejumlah daerah. Polri dan
TNI diharapkan tidak hanya fokus di Poso, sebab masih ada konflik atau
potensi konflik di daerah lain.****

 ****

Ada beberapa versi mengenai daerah konflik atau kawasan rawan konflik.
Kementerian Dalam Negeri mencatat,  sejak 2010 sampai hingga menjelang
akhir 2012, konflik sosial di sejumlah daerah memperlihatkan keckenderungan
yang meningkat. Pada 2010 terdata 93 konflik dan per 2011 sebanyak 77
konflik. Pada periode Januari-Agustus 2012, terjadi 89 konflik. Sedangkan
menurut Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dari 183 daerah
tertinggal, 143 di antaranya daerah rawan konflik. Ada beberapa penyebab
terjadinya konflik sosial. Mulai dari faktor ekonomi, sosial budaya, agama
hingga politik.****

 ****

Berdasarkan kecenderungan itu, Kemendagri telah berkoordinasi dengan semua
kepala daerah untuk bersama-sama melakukan antisipasi. Dari koordinasi itu,
pemerintah pusat mendapatkan akses untuk memantau 6.334 kecamatan di
seluruh pelosok tanah air.****

 ****

Khusus mengenai konflik yang berlatarbelakang sengketa agraria,
kecenderungannya pun cukup mengkhawatirkan. Untuk tahun 2012, misalnya,
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat 198 kasus konflik pertanahan di
seluruh Indonesia. Kalau mengacu pada catatan 2010 dan 2011, kasus konflik
agraria memang terus meningkat. Tahun lalu, luas areal yang disengketakan
sudah mencapai 963.411,2 hektar lebih, melibatkan kepentingan 141.915
kepala keluarga (KK). Jumlah manusia yang tidak sedikit.****

** **

Oleh Kemendagri, aparatur pemerintah daerah memang telah didorong untuk
mendata, menyiapkan tindakan antisipatif dan membangun dialog dengan warga
di daerah rawan konflik. Tetapi, pengalaman membuktikan bahwa peran
aparatur pemerintah daerah saja tidak cukup kuat untuk mencegah letusan
konflik. Contohnya, pada kasus konflik horizontal di sebuah kecamatan di
Flores Timur, aparatur pemerintah daerah malah dikejar-kejar warga yang
sedang berkonflik.****

 ****

Karena alasan seperti itulah diperlukan kehadiran Polri dan aparat penegak
hukum lainnya. Bahkan, jika kondisinya sangat gawat seperti di Posi,
kehadiran prajurit TNI sah-sah saja. Target utama atau prioritasnya adalah
mencegah letusan konflik. Harus ada upaya maksimal dari negara untuk
mencegah konflik berdarah antarwarga. Ini yang utama. Sebab, manakala
konflik berdarah sudah terjadi, korban tewas biasanya sulit dihindari.****

 ****

Oleh karena itu, dukungan Polri dan penegak hukum -- plus TNI dalam kasus
tertentu – kepada aparatur pemerintah daerah di area konflik menjadi faktor
penting. Tugas utama prajurit Polri dan TNI adalah melucuti senjata warga,
sementara aparatur pemerintah daerah mengupayakan dialog dan musyawarah
bagi kelompok-kelompok masyarakat yang bertikai.****

** **

Di beberapa daerah, potensi konflik tumbuh karena dorongan provokator.
Kecenderungan ini menuntut adanya komunikasi yang efektif antara aparat
pemerintah daerah dengan kepolisian setempat. Kalau ditengarai adanya peran
provokator, Polri tentu bisa mengerahkan intelijen untuk mengendus sepak
terjang provokator, sebelum mengeluarkan rekomendasi penangkapan. Jangan
biarkan warga lokal menindak si provokator.  Sebab, membiarkan warga
bertindak hanya akan menyebabkan eskalasi masalah. Jadi, provokator harus
ditindak oleh penegak hukum.****

 ****

Bekerjasama dengan TNI, Polri dan institusi penegak hukum lainnya perlu
memetakan wilayah rawan konflik. Data Kemendagri, PDT dan KPA bisa
dijadikan acuan untuk pemetaan. Dari pemetaan itu, baik Polri, penegak
hukum dan TNI bisa menghitung berapa besar kekuatan yang perlu disiagakan
di daerah-daerah rawan konflik. Sekali lagi, tujuannya bukan untuk
mengintimidasi warga, tetapi mencegah letusan konflik, menciptakan situasi
aman, dan melucuti apa pun bentuk senjata yang disiapkan warga. Negara
harus hadir di semua daerah rawan konflik.****

** **

Alasan Kemanusiaan****

** **

Atas nama alasan kemanusiaan, kepedulian lebih terhadap perdagangan dan
penyalahgunaan narkoba harus dimaksimalkan. Penetrasi sindikat
internasional kejahatan narkoba ke Indonesia benar-benar sudah sangat
mengkhawatirkan karena berpotensi menimbulkan kerusakan yang sangat serius.
Karena itu, tahun ini, presiden perlu membangun sinergi baru antara Badan
Narkotika Nasional (BNN) dengan institusi-institusi penegak hukum.****

 ****

Di Indonesia, jumlah korban meninggal dunia akibat mengonsumsi narkoba
sudah mencapai 50 orang per hari.  Data resmi  menyebutkan jumlah pengguna
narkoba di Indonesia pada 2012 mencapai 5 juta orang, terbanyak pada usia
20 - 34 tahun. Dan, menurut survei BNN, prevalensi penyalahgunaan narkoba
di lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah pelajar/mahasiswa
atau sekitar 921.695 orang.****

 ****

Tahun lalu, pemerintah Indonesia terkesan lembek karena memberi remisi dan
grasi kepada terpidana narkoba.  Wajar jika publik mempertanyakan  arah
kebijakan negara memerangi kejahatan narkoba.  Mudah-mudahan, tidak ada
lagi remisi dan grasi bagi terpidana narkoba pada tahun ini.****

  ****

Sindikat internasional kejahatan narkoba sesungguhnya sedang membidik dua
target besar di Indonesia. Inilah yang seharusnya diwaspadai sejak dini.
Target besar pertama adalah perluasan pasar. Kalau target ini tercapai,
sebagian generasi muda Indonesia akan diperbudak narkoba. Target kedua,
melumpuhkan birokrasi negara. Benih-benih keberhasilan target kedua ini
sudah terlihat. Sipir penjara, Kepala Lembaga pemasyarakatan, oknum jaksa,
oknum polisi dan oknum hakim sudah terlibat jaringan perdagangan narkoba.  *
***

 ****

Jangan sekadar memaknai fakta ini sebagai penyimpangan perilaku oknum
birokrat. Fakta ini harus dimaknai sebagai keberhasilan sindikat kejahatan
narkoba menyusup ke tubuh birokrasi negara. Kalau penyusupan ini tidak
segera dimentahkan, negara tidak akan memiliki kekuatan yang mumpuni untuk
memerangi peredaran dan perdagangan narkoba.****

 ****

Maka, sebelum sindikat narkoba mencengkram birokrasi negara, harus segera
diambil inisiatif untuk melakukan pembersihan. Pemerintah tidak bisa lagi
pasif, karena sindikat kejahatan narkoba terus merangsek, tidak hanya
memperluas pasarnya di Indonesia, tetapi juga terus berupaya memperlemah
kekuatan negara dalam pemberantasan narkoba. []****

 ****

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
Teruuusss...!****



-- 
http://harian-oftheday.blogspot.com/

"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke