Tulisan ini juga disajikan dalam website http://umarsaid.free.fr

yang sampai sekarang sudah dikunjungi  lebih dari  623 300  kali



 = = = =   = = =   = = =





Ajaran-ajaran Bung Karno untuk perjuangan

rakyat miskin, kaum marhaen dan  proletar







Sejak tanggal 8 Juli 2010 di berbagai suratkabar dan televisi di Indonesia
diberitakan adanya aksi-aksi unjuk rasa yang diadakan berbagai kalangan
masyarakat mengenai nasib rakyat miskin di Indonesia kita ini..



Semua orang yang betul-betul prihatin terhadap situasi bangsa dan negara
kita dewasa ini pastilah akan menghargai aksi-aksi yang digelar di banyak
kota di Indonesia, yang menuntut kepada semua fihak untuk memperhatikan
keadaan puluhan juta rakyat miskin  - dan setengah miskin –yang berjumlah
puluhan juta, bahkan mendekati 100 juta jiwa.



Kiranya, kita patut memberi salut setinggi-tingginya kepada semua kalangan
dari berbagai golongan masyarakat, tidak peduli dari organisasi
kemasyarakatan apapun, dan dari aliran politik yang manapun, atau agama apa
pun, yang dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan tulus serta  jujur,
sudah melakukan macam-macam kegiatan sosial atau perjuangan politik untuk
membela kepentingan  rakyat miskin pada umumnya, termasuk golongan marhaen
dan proletar.



Terutama kepada kalangan pemuda,  mahasiswa, penganggur, perempuan miskin,
serta golongan rakyat miskin lainnya  yang  dengan susah-payah¸ dan dalam
kehidupan sehari-hari yang sudah serba sulit karena berbagai penderitaan,
masih secara sukarela menyediakan tenaga, waktu, dan fikiran untuk
bersama-sama berjuang demi kepentingan rakyat miskin umumnya, yang jumlahnya
puluhan juta orang.



Mempersoalkan nasib rakyat miskin adalah perlu sekali


Kalau kita ingat bahwa kalangan luas elit bangsa sudah begitu rusak moralnya
atau begitu bejat akhlaknya, dan secara beramai-ramai bergelimang dengan
harta haram dari hasil korupsi dan  berbagai macam kejahatan dalam merampok
atau menjarah harta negara dan rakyat lainnya maka aksi-aksi untuk membela
rakyat miskin ini adalah kegiatan yang sungguh penting bagi bangsa secara
keseluruhan.



Ketika kalangan atas (pemerintahan, DPR dan partai-partai politik) melakukan
kongkalikong soal skandal besar bank Centuty yang menyangkut dana Rp 6, 7
triliun, atau ketika heboh soal pajak perusahaan Aburizal Bakri (Rp2, 4
triliun) tak tentu arahnya,  atau ketika kasus korupsi besar-besaran para
petinggi POLRI masih terus diusut, atau ketika kasus-kasus hakim dan jaksa
yang menyangkut ratusan milyar rupiah juga masih banyak yang belum
terbongkar, maka mempersoalakan penderitaan orang miskin jang puluhan juta
jumlahnya itu adalah satu hal yang perlu dan baik sekali.



Sebab, berdasarkan  angka-angka resmi pemerintah (BPS, menurut
Kominfo-Newsroom) ) jumlah rakyat miskin dalam bulan Maret  2010 adalah
sebesar 31,02 juta jiwa (13,33%). Walaupun ada banyak kalangan yang tidak
mempercayai sepenuhya angka-angka BPS ini  (sebab ada yang mengatakan bahwa
angka seluruh rakyat miskin yang sebenarnya  adalah mendekati 40 juta jiwa)
namun jumlah 31 juta jiwa orang miskin nyatanya  sudahlah besar sekali !

Menurut angka-angka resmi itu persentase penduduk miskin antara daerah
perkotaan dan perdesaan pada Maret 2009 sekitar  63,38 persen penduduk
miskin berada di daerah perdesaan,



Berdasarkan pengalaman selama  berpuluh-puluh tahun sejak pemerintahan Orde
Baru sampai sekarang jumlah rakyat miskin masih tetap terus tinggi dari
tahun ke tahun. Dan sekarang pun tidak bisa diharapkan bahwa jumlah orang
miskin di Indonesia akan bisa berkurang dalammasa dekat. Bahkan sebaliknya
!!! Dengan adanya berbagai krisis ekonomi atau keuangan di dunia, yang
mengakibatkan memburuknya situasi ekonomi Indonesia juga, maka jumlah orang
miskin di negeri kita masih akan tetap tinggi, kalau tidak makin meningkat!



Penduduk Indonesia sekarang sudah 238 juta jiwa



Untuk bisa membayangkan betapa besar persoalan  yang dihadapi negara dan
bangsa kita baiklah kita ketahui  bahwa Sensus Penduduk 2010 menunjukkan
jumlah penduduk Indonesia sekitar 238 juta jiwa. Ini berarti bahwa jumlah
penduduk negara kita adalah nomor  ke-4 di dunia, sesudah China, India dan
Amerika Serikat. Dalam kurun sepuluh tahun terakhir jumlah anak bangsa
bertambah sekitar 35 juta orang. Atau, saban tahun, pertambahan penduduk
Indonesia setara dengan jumlah penduduk Singapura. Dalam tahun 2100 bukan
tidak mungkin bahwa jumlah orang yang mendiami negeri ini mencapai 1 miliar.

Perlu kita catat bahwa  60% penduduk Indonesia  berada di Pulau Jawa yang
luasnya hanya 10% dari total luas Indonesia. Komposisi tersebut tidak akan
berubah jika dibandingkan dengan kondisi 40 tahun lalu, bahkan mungkin juga
dalam beberapa puluh tahun lagi di masa datang.



Dari sudut pandang ini pulalah  kita perlu melihat pentingnya segala aksi,
segala kegiatan atau segala macam perjuangan yang berkaitan dengan tujuan
untuk membebaskan rakyat miskin kita yang sekarang berjumlah puluhan juta
dari segala macam penderitaan berkepanjangan. Dan lebih penting lagi, kalau
kita ingat bahwa masalah rakyat miskin ini akan  masih tetap menjadi
persoalan besar bagi bangsa selama beberapa puluh tahun lagi di masa datang.



Rakyat miskin kita yang puluhan juta ini, terdiri dari macam-macam kalangan
dan golongan dari berbagai suku, agama, faham politik atau aliran fikiran,
yang tersebar di seluruh Indonesia dan terutama sekali di pulau Jawa.
Umumnya, mereka itu  merupakan “kelas bawah”  yang menjadi korban segala
macam penindasan, pemerasan, perampokan, penjarahan, dari kalangan atas
bangsa sendiri, atau juga merupakan korban rejim militer Orde Baru, dan
sekarang ini korban dari politik pro neo-liberalisme yang dijalankan oleh
berbagai pemerintahan.



Kelas bawah tidak boleh ilusi terhadap kelas atasan



Kelas bawah yang terdiri dari rakyat miskin yang jumlahnya besar itu tidak
bisa (dan juga tidak boleh !!!) mengharapkan adanya pembebasan dari segala
macam penderitaan, hanya dari “kemauan baik”, atau “murah hati”, atau
janji-janji yang muluk-muluk para pemimpîn atau tokoh-tokoh di pemerintahan,
DPR, partai-partai politik, yang sudah puluhan tahun digembar-gemborkan
terus-menerus dengan berbagai jalan dan cara. Sekarang sudah makin jelas dan
banyak  terbukti, bahwa mereka itu sambil berkaok-kaok setinggi langit atas
nama “kepentingan rakyat”, atau demi “kesejahteraan rakyat”, sedang mencuri
harta rakyat dan negara secara besar-besaran.



Kerusakan moral, atau kebejatan akhlak di kalangan atas, baik di kalangan
pemerintahan ataupun di kalangan masyarakat (temasuk di kalangan
pemuka-pemuka agama) sudah sedemikian besarnya dan parahnya, sehingga banyak
sekali orang dari berbagai kalangan dan golongan yang tidak punya harapan
lagi bahwa masalah rakyat miskin dapat merek            a pecahkan dengan
baik. Tidak sekarang ini, dan juga tidak di masa datang,  mungkin sampai
puluhan tahun lagi !!! Harapan bahwa akan bisa ada perobahan besar-besaran
dari atas atau perbaikan fundamenal oleh kalangan atas adalah hanyalah
omong-kosong atau hanya ilusi yang harus dicampakkan jauh-jauh.



Perlulah kiranya ditegaskan lagi berulang-ulang bahwa perubahan yang
benar-benar menguntungkan kepentingan rakyat tidak bisa diciptakan oleh
kalangan atas (baik sipil maupun militer, termasuk swasta) yang memerintah
atau menguasai kehidupan negara dan bangsa. Dan keadaan yang demikian itu
jugalah yang kita saksikan dewasa ini, dengan apa yang terjadi di masa
pemerintahan SBY.



Oleh karena itu,  sekarang makin jelas bahwa perubahan mendasar dan
besar-besaran hanya bisa diharapkan dari kalangan bawah, atau bersama-sama
kalangan bawah, atau oleh kalangan bawah, yang bersatu dengan dengan
kekuatan-kekuatan lainnya yang sungguh-sungguh pro rakyat. Sebab, justru
kalangan bawahlah yang paling berkepentingan dengan adanya
perubahan-perubahan besar dan fundamental. Bukan kalangan atas, yang
sebaliknya, malahan menghambat atau mencegah adanya perubahan-perubahan
besar dan fundamenaL



Kelas bawah adalah sumber dan pendorong perubahan



Karena kalangan bawahlah yang paling  memerlukan adanya perubahan
besar-besaran dan fundamental demi perbaikan hidup dan pembebasan dari
penderitaan, maka mereka bisa merupakan pendorong utama dalam segala aksi
atau kegiatan untuk perubahan ini. Dengan kalimat lain bisalah kiranya
dikatakan bahwa kalangan bawah (yang sebagian terbesar terdiri dari rakyat
miskin) bisa menjadi kekuatan pokok dari perjuangan. Berbagai penderitaan
rakyat miskin adalah sumber kekuatan dan sumber inspirasi revolusioner untuk
perubahan, baik untuk dewasa ini maupun di masa yang akan datang.



Oleh karena kondisi sosial ekonomis rakyat miskin pada umumnya sangatlah
minim, dan banyak yang terpaksa hidup serba kekurangan dalam banyak hal
(pendidikan, kesehatan, pangan dll) maka sungguh-sungguh merupakan hal yang
patut kita hargai dan juga kita hormati, bahwa mereka masih mau melakukan
kegiatan-kegiatan atau berjuang. Sebab, kalau dilihat dari pandangan yang
jauh,  aksi-aksi atau kegiatan mereka itu tidaklah hanya untuk kepentingan
mereka sendiri, melainkan untuk negara dan bangsa juga.



Aksi-aksi atau berbagai kegiatan untuk menyuarakan aspirasi rakyat miskin
yang diadakan di berbagai kota di Indonesia baru-baru ini, merupakan  cambuk
kepada kita semua, untuk mengingatkan bahwa di tengah-tengah heboh karena
banyaknya pejabat-pejabat yang menjadi penjahat, serta bergelimangnya
kalangan atas dengan bermacam-macam harta haram, maka masih ada lebih dari
30 juta rakyat kita yang miskin dan hidup sengsara. Aksi-aksi atau berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan perjuangan rakyat miskin ini sebenarnya
merupakan sumbangan besar bagi pendidikan politik yang penting dan berharga
untuk kita semua. Ini menunjukkan, dan dengan jelas pula, bahwa politik
berbagai pemerintahan kita selama ini lebih banyak menguntungkan kalangan
atas   -- yang umumnya sudah kaya  --  dan berbagai gologan reaksioner yang
tidak mempedulikan nasib rakyat.



Perjuangan rakyat miskin perlu kita bantu sebesar-besarnya



Karena itu, adanya berbagai kalangan dari golongan pemuda, mahasiswa,
perempuan, pekerja, penganggur, yang ikut menyatukan diri dalam perjuangan
rakyat miskin adalah suatu hal yang amat penting bagi tumbuhnya kekuatan
rakyat miskin sebagai bagian yang utama dari pendorong perubahan besar dan
fundamental di negeri kita. Ikut sertanya berbagai golongan dalam perjuangan
rakyat miskin kita patutlah disambut dengan gembira dan dibantu
sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya oleh seluruh lapisan masyarakat,
yang menginginkan juga adanya perubahan-perubahan besar dan fundamental.



Kita semua perlu memberikan bantuan – dengan segala cara dan bentuk -
kepada mereka  (terutama yang dari kalangan muda, mahasiswa, atau perempuan)
yang telah terjun berjuang bersama-sama dengan rakyat miskin. Sebab, kita
bisa mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka itu  sudah hidup dalam
kekurangan juga. Karena itu, pengorbanan mereka sungguh besar sekali !  Dari
sinilah kelihatan benar besarnya perbedaan  dengan  sikap kebanyakan kelas
atas atau orang-orang reaksioner dan kaya, yang masih getol menumpuk
kekayaan haram dari pemerasan terhadap rakyat banyak.



Mengingat itu semua, maka makin jelaslah bagi kita  sekarang ini, bahwa
nasib rakyat miskin yang jumlahnya lebih dari 30 juta (dan sekitar 100 juta
kalau dengan yang setengah miskin) tidak bisa diubah oleh
pemerintahan-pemerintahan yang menjalankan berbagai politik type Orde Baru
dan penerus-penerusnya sampai sekarang. Sebab, berbagai pemerintahan dengan
sistem politik yang seperti  sekarang ini,  akan tetap terus menimbulkan
persoalan-persoalan yang membikin sengsaranya rakyat dan hanya menguntungkan
kelas penghisap yang reaksioner, yang kebanyakan bejat moralnya dan yang
busuk akhlaknya, seperti yang bisa kita saksikan bersama dewasa ini.



Dengan tokoh-tokoh seperti yang sekarang menguasai kehidupan negara dan
pemerintahan, -- termasuk  DPR dan berbagai lembaga atau partai politik
(yang tergabung dalam komplotan Setgab Koalisi)  -- maka mustahillah akan
adanya perubahan-perubahan besar  dan fundamental yang menguntungkan rakyat
banyak. Karena, mereka akan menentang  -- dengan segala jalan dan cara --
adanya perubahan besar-besaran dan fundamental yang hanya akan merugikan
kepentingan mereka sendiri. Yang banyak mereka lakukan hanyalah rhetorika
yang bagus-bagus dan muluk-muluk untuk menutupi segala macam kejahatan
mereka terhadap kepentingan bangsa dan rakyat.



Partai-partai politik reaksioner “membeli” suara rakyat miskin



Sekarang makin jelas bagi kita semua, bahwa rakyat miskin dan setengah
miskin di negeri kita, yang jumlahnya mendekati 100 juta jiwa itu merupakan
salah satu di antara berbagai faktor penting  dalam perjuangan perebutan
pengaruh dalam kehidupan politik di negeri kita. Oleh karena itu, berbagai
partai politik telah, sedang dan akan terus  mengadakan  segala macam usaha
untuk “membeli” suara rakyat (termasuk rakyat miskin)  dalam berbagai
pemilu, dengan uang, sembako, pembagian hadiah yang macam-macam, serta
janji-janji muluk-muluk yang sering disertai dengan berbagai sumpah dll.



Menurut pengalaman yang sudah-sudah, tidak sedikit dari rakyat miskin yang
dapat “dibeli” oleh kekuatan-kekuatan reaksioner ini karena besarnya dana
yang bisa mereka gunakan untuk “merebut hati” rakyat, terutama mereka yang
dalam keadaan serba kekurangan. Kita sudah sering mendengar bahwa kebanyakan
partai-partai politik yang ikut pemilu harus mengeluarkan beaya yang besar
sekali bahkan sampai triliunan rupiah. Kiranya, sudah jelas bahwa dana yang
besar-besar itu tidak mungkin mereka peroleh hanya dari iuran anggota atau
hanya merupakan sumbangan sukarela dari para simpatisan., melainkan terutama
sekali dari segala macam sumber gelap dan  haram.



Tujuan perjuangan rakyat miskin, yang umumnya digerakkan dari bawah oleh dan
bersama-sama berbagai aktivis dalam keadaan yang serba sulit, adalah sama
sekali berlainan,  bahkan, sangat bertentangan dengan tujuan kebanyakan
partai yang ikut pemilu 2009. Kalau partai-partai yang ikut pemilu 2009 itu
berusaha dengan segala cara dan jalan (termasuk komplotan yang berbentuk
koalisi atau konfederasi) untuk mengkonsolidasi kekuasaan mereka, maka
perjuangan rakyat miskin justru bertujuan untuk mengadakan
perubahan-perubahan besar dan fundamental dalam kekuasaan ini sehingga bisa
menjadi kekuasaan politik yang benar-benar pro-rakyat.



Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno  pedoman penting untuk perjuangan



Untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam kekuasaan politik yang sudah
berlangsung puluhan tahun sejak rejim militer Orde Baru tidak ada jalan
lain, dan juga tidak ada  cara-cara lain,  kecuali mentrapkan inti
ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno. Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno
pada pokoknya menganjurkan atau mengajak seluruh bangsa untuk terus-menerus
menggerakkan dan mengkobarkan revolusi, dan melawan segala macam pemerasan
dan penindasan terhadap rakyat oleh segala kekuatan reaksioner dalam negeri
maupun  luar negeri.



Sepanjang sejarah bangsa Indonesia sampai sekarang, ajaran-ajaran Bung Karno
adalah satu-satunya fikiran besar untuk dipakai sebagai pedoman perjuangan
rakyat, yang sari patinya masih sangat relevan untuk digunakan
menanggulangi masalah-masalah besar yang dihadapi bangsa dan negara dewasa
ini. Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah pedoman moral di bidang
politik dan petunjuk atau pembimbing dalam perjuangan revolusioner



Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah gudang yang sangat kaya dengan
berbagai pedoman besar bagi semua kekuatan yang berjuang untuk kepentingan
rakyat miskin, bagi wong cilik, bagi kaum marhaen, bagi kaum proletar dan
bagi rakyat banyak lainnnya. Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah
petunjuk bagi kita semua untuk menyelesaikan revolusi bangsa Indonesia yang
belum selesai.



Paris,  11 Juli 2010



A.      Umar Said



* * *


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke