Waspadai Tuntutan Pencabutan SKB Tiga Menteri Tentang Ahmadiyah
                                        Jakarta
 (voa-islam.com) -Maraknya pembongkaran paksa markas Ahmadiyah 
diberbagai wilayah, disorot beberapa kalangan untuk menuntut pencabutan 
SKB tiga menteri. SKB tiga menteri yang terkait perintah kepada penganut
 Ahmadiyah untuk  menghentikan kegiatannya, dinilai telah menjadi 
legitimasi praktik  persekusi terhadap jemaat Ahmadiyah.
Semisal,
 peneliti Setara Institute Ismail Hasani,  yang mengatakan pemerintah  
seharusnya memberikan perlindungan kepada warga negara tanpa kecuali,  
untuk bebas menjalankan ibadah, termasuk mendirikan rumah ibadah.  
“Presiden RI harus mencabut SKB tersebut,” ujar Ismail Hasani di  
Jakarta, Jumat (16/7).
Pernyataan
 Ismail itu, menyusul berbagai tindakan kekerasan yang  dilakukan 
kelompok masayarakat terhadap jemaat Ahmadiyah, seperti  pembongkaran 
paksa terhadap masjid Ahmadiyah di Ciampea, Bogor.

 
...“Presiden  RI harus mencabut SKB tersebut,” ujar Ismail Hasani di  
Jakarta, Jumat...

Menurutnya,
 Pembongkaran pada 12 Juli 2010 
itu, dilakukan atas dasar SKB di  tingkat Muspika kecamatan Ciampea, di 
mana salah satu hasil  kesepakatannya adalah membongkar bangunan baru 
dan tetap membiarkan  bangunan (masjid) lama berdiri.
Terkait 
dengan IMB, menurutnya sudah diupayakan oleh Jamaah Ahmadiyah, akan  
tetapi berdasarkan konsultasi dengan lurah setempat, Jamaah Ahmadiyah  
tidak bisa mendirikan masjid karena masih berlakunya Surat Kesepakatan  
Bersama Camat, Dandim, Polsek dan Lanud Atang Sanjaya tahun 2005 tentang
  pendirian rumah ibadah.
Ismail 
juga berdalih dalam peristiwa itu, Bupati Bogor tidak mengambil tindakan
 apapun,  karena terlanjur berjanji saat kampanye Pilkada 2009 yang akan
  menghentikan seluruh aktivitas Ahmadiyah di Bogor.
Menurut 
Ismail, jaminan kebebasan beragama/berkeyakinan termasuk  mendirikan 
tempat ibadah adalah hak konstitusional warga negara yang  wajib 
dilindungi oleh negara. “Negara tidak dibolehkan membatasi  jaminan, 
apalagi tunduk pada penghakiman massa yang mendesak untuk  menghantikan 
proses pembangunan,” ujarnya.
Dalam 
catatan Setara Institute, selama tiga tahun berturut-turut  jemaat 
Ahmadiyah terus menerus mengalami persekusi massa dan dibiarkan  oleh 
negara.
Pada 
2007 Ahmadiyah mengalami 15 tindakan, tahun 2008 mengalami 238  tindakan
 pelanggaran, dan pada 2009 mengalami 33 tindakan pelanggaran  kebebasan
 beragama/berkeyakinan dalam berbagai bentuk.
 
Lantaran itu, ujarnya, solusi diskriminatif negara terhadap  kontroversi
 Ahmadiyah dengan mengeluarkan SKB Ahmadiyah, No. 3 Tahun  2008, Nomor: 
KEP-033/A/JA/6/2008, Nomor: 199 Tahun 2008, tetap tidak  bisa dijadikan 
legitimasi praktik persekusi dan pembiaran negara atas  pelanggaran hak 
konstitusional warga negara.
Kesesatan
 Ahmadiyah Sudah Jelas, Kenapa Dibela?

Sudah 
mafhum, jika umumnya para ulama di dunia menyatakan bahwa   Ahmadiyah 
itu bukan bagian dari Islam. Sebab doktrin-doktrin yang mereka  ajarkan 
 sudah terlalu jauh menyimpang dari aqidah Islam. 
Diantaranya
 apa yang  telah  diedarkan oleh Liga Fiqih Islam (Majma' Fiqih Islami) 
tentang sesatnya  doktrin  Ahmadiyah: 
a. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa  Allah SWT itu seperti manusia, Dia 
melakukan  puasa, shalat, tidur, bangun, menulis, bersalah bahkan 
melakukan  hubungan  seksual (Maha Suci Allah). 
b. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa tuhan  mereka itu berkebangsaan Inggris, 
yang  berbicara kepada Mirza Ghulam Ahmad dengan bahasa Inggris.
c. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa kenabian  itu belum selesai dan masih akan 
ada  nabi terus. Menurut mereka Allah akan mengutus nabi berdasarkan  
keperluan. Dan  bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi yang paling utama 
dan paling agung  dibandingkan semua nabi yang pernah ada.
d. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa malaikat  Jibril turun kepada Mirza Ghulam 
 Ahmad dan memberinya wahyu. Dan ilham-ilham yang diterima Mirza seperti
  Al-Qur'an.
e. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa tidak ada  Al-Qur'an kecuali yang dibawa 
oleh  Al-Masih yang dijanjikan kedatangannya, yaitu Mirza Ghulam Ahmad. 
Tidak  ada  hadits kecuali apa yang diajarkan Mirza. Dan tidak ada nabi 
kecuali di  bawah  wewenangnya. 
f. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa kitab  suci mereka diturunkan dengan nama  
'Al-Kitab Al-Mubin', di mana yang dimaksud itu bukan Al-Qur'an.
g. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa mereka  adalah pemeluk agama yang baru yang
  mandiri, dengan syariat yang independen, serta berkeyakinan bahwa  
kedudukan  orang-orang yang menjadi teman Mirza Ghulam Ahmad seperti 
kedudukan para   shahabat kepada Nabi Muhammad SAW.
h. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa kota  Qodian itu seperti Mekkah dan 
Madinah,  bahkan kota itu lebih suci dari keduanya. Tanah Qodian adalah 
tanah suci  dan  kota itu menjadi kiblat mereka serta kesana pula mereka
 melakukan ibadah  haji. 
i. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa bahwa  perintah jihad tidak pernah ada 
serta  mereka fanatik buta dengan keinginan penjajah Inggris. Dan bahwa 
 penjajah  Inggris adalah tuan mereka berdasarkan nash kitab suci 
mereka.
j. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa semua  pemeluk agama Islam itu kafir, 
kecuali  mereka yang masuk dalam Ahmadiyah. Mereka pun melarang 
pengikutnya untuk  menikah  dengan orang lain kecuali dengan sesama 
pengikut mereka sendiri.
k. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa hukum  khamar, opium, narkotika dan benda  
memabukkan lainnya tidak haram. 
l. 
Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Mirza  Ghulam Ahmad adalah anak tuhan.
Ringkasan
 kesesatan Ahmadiyah Versi LPPI

Dari hasil penelitian 
LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) ditemukan butir-butir 
kesesatan dan penyimpangan Ahmadiyah ditinjau dari ajaran Islam yang 
sebenarnya. 
Butir-butir
 kesesatan dan penyimpangan itu bisa diringkas sebagai berikut:
1.Ahmadiyah
 Qadyan berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad dari India itu adalah nabi
 dan rasul. Siapa saja yang tidak mempercayainya adalah kafir dan 
murtad.

2.Ahmadiyah
 Qadyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci “Tadzkirah”.

3.Kitab 
suci “Tadzkirah”adalah kumpulan “wahyu” yang diturunkan “Tuhan”kepada 
“Nabi Mirza Ghulam Ahmad” yang kesuciannya sama dengan Kitab Suci 
Al-Qur’an dan kitab-kitab suci yang lain seperti; Taurat, Zabur dan 
Injil, karena sama-sama wahyu dari Tuhan.

4.Orang 
Ahmadiyah mempunyai tempat suci sendiri untuk melakukan ibadah haji 
yaitu Rabwah dan Qadyan di India. Mereka mengatakan: “Alangkah celakanya
 orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam Haji Akbar ke 
Qadyan. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qadyan adalah haji yang kering lagi
 kasar”. Dan selama hidupnya “Nabi” Mirza Ghulam Ahmad tidak pernah 
pergi haji ke Makkah.

5.Orang 
Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun 
sendiri.Nama-nama bulan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4.
 Syahadah 5.Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha’ 11. 
Nubuwah 12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka
 singkat dengan HS. Dan tahun Ahmadiyah saat penelitian ini dibuat 
1994M/ 1414H adalah tahun 1373 HS.

Kewajiban menggunakan tanggal,
 bulan, dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas adalah perintah 
khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu: Basyiruddin Mahmud Ahmad.

Berdasarkan
 firman “Tuhan” yang diterima oleh “Nabi” dan “Rasul” Ahmadiyah yang 
terdapat dalam kitab suci “Tadzkirah” yang berbunyi: Menunjukkan BAHWA
 AHMADIYAH BUKAN SUATU ALIRAN DALAM ISLAM,TETAPI MERUPAKAN SUATU AGAMA 
YANG HARUS DIMENANGKAN TERHADAP SEMUA AGAMA-AGAMA LAINNYA TERMASUK AGAMA
 ISLAM.
Artinya:
 “Dialah Tuhan yang mengutus Rasulnya “Mirza Ghulam Ahmad” dengan 
membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya atas 
segala agama-agama semuanya. (kitab suci Tadzkirah hal. 621).

Secara
 ringkas, Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri, kitab suci 
sendiri,tanggal, bulan dan tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri 
serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang ke 4 yang bermarkas 
di London Inggris bernama: Thahir Ahmad.

Semua 
anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve 
kepada perintah dia. Orang di luar Ahmadiyah adalah kafir, sedang wanita
 Ahmadiyah haram dikawini laki-laki di luar Ahmadiyah. Orang yang tidak 
mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran.

Berdasarkan 
“ayat-ayat” kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah”. Bahwa tugas dan fungsi 
Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul yang dijelaskan oleh kitab suci
 umat Islam Al Qur’an, dibatalkan dan diganti oleh “nabi” orang 
Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad.

Untuk lebih jelasnya, mari kita 
perhatikan bunyi kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah” yang dikutip di bawah 
ini:
8.1. 
Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah Artinya: “Sesungguhnya kami 
telah menurunkan kitab suci “Tadzkirah” ini dekat dengan Qadian-India. 
Dan dengan kebenaran kami  menurunkannya dan dengan kebenaran dia 
turun”. (Kitab Suci
Tadzkirah hal.637).

Firman “Tuhan” dalam 
Kitab Suci “Tadzkirah”: Artinya: ”Katakanlah –wahai Mirza Ghulan Ahmad- 
“Jika kamu benar-benar mencintai
Allah, maka ikutilah aku”. (Kitab 
Suci Tadzkirah hal.630)

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci 
“Tadzkirah”:Artinya: “Dan kami tidak mengutus engkau –wahai Mirza Ghulam
 Ahmad-kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (Kitab Suci 
Tadzkirah hal.634)
Artinya: ”Katakanlah –wahai Mirza Ghulan Ahmad- 
“Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku”. (Kitab Suci 
Tadzkirah hal.630)

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”: 
Artinya: “Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad” – Se sungguhnya aku ini 
manusia biasa seperti kamu, hanya diberi wahyu kepadaKu”. (Kitab Suci 
Tadzkirah hal.633).

Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”: 
Artinya: “Sesungghnya kami telah memberikan kepadamu “wahai Mirza Ghulam
 Ahmad” kebaikan yang banyak.” (Kitab Suci Tadzkirah hal.652)

Firman
 “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”: Artinya: “Sesungguhnya kami telah
 menjadikan engkau -wahai Mirza Ghulam ahmad– imam bagi seluruh 
manusia”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.630 )

Firman “Tuhan” dalam 
Kitab Suci “Tadzkirah” :Artinya: Oh, Pemimpin sempurna, engkau –wahai 
Mirza Ghulam Ahmad–seorang dari rasul–rasul, yang menempuh jalan betul, 
diutus oleh Yang Maha Kuasa, Yang Rahim”.

Dan masih banyak lagi 
ayat–ayat kitab suci Al-Qur’an yang dibajaknya. Ayat–ayat kitab suci 
Ahmadiyah “Tadzkirah” yang dikutip di atas, adalah penodaan dan 
bajakan–bajakan dari kitab suci Ummat Islam, Al-Qur’an. Sedang Mirza 
Ghulam Ahmad mengaku pada ummatnya (orang Ahmadiyah), bahwa ayat–ayat 
tersebut adalah wahyu yang dia terima dari “Tuhannya” di India. Masih 
kurang sesatkah Ahmadiyah? (Ibnudzar/dbs)


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke