Dengan hormat,
MAARIF Institute for Culture and Humanity
mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i pada:
 
Tadarus Kebangsaan Ramadhan1431 H./2010 M.
 
 Tema:
“Membangun Nasionalisme Kita: 
Berharap Pada Pendidikan Karakter, Mungkinkah?”
 
 
Rabu, 18 Agustus 2010
Jam 15.30 – 17.45 WIB
(disediakan hidangan berbuka puasa)
Aula Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah Jakarta
Jl. Menteng Raya No.62, Menteng, Jakarta Pusat
 
Pembicara:
ØDr. dr. Fasli Djalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI.
ØDr. Abdul Mu`ti, M.Ed., Sekretaris PP Muhammadiyah.
ØDr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc., Pemerhati Pendidikan Karakter.
 
 
Jakarta, 10 Agustus 2010
 
Hormat kami,
                 
 
Fajar Riza Ul Haq 
Direktur Eksekutif 
 
 
 
RSVP:   M. Supriadi   HP. 0813.1653.8753 / 021 - 83794554
                                   Fax. 021 – 83795758, 
                                    E-mail: maa...@maarifinstitute.org
 
 
Term of Reference
“TADARUS KEBANGSAAN RAMADHAN 2010”
 
 
 
Dalam Tadarus Kebangsaan kali ini, MAARIF Institute for Culture and Humanity 
mengangkat tema “Membangun Nasionalisme Kita: Berharap Pada Pendidikan 
Karakter, 
Mungkinkah?”. Tema ini diangkat sebagai upaya reorientasi nasionalisme 
Indonesia 
dalam ranah pendidikan. Persoalan karakter bangsa merupakan isu yang tak pernah 
lekang dalam wacana kebangsaan kita.  
 
Terkait dengan hal tersebut, dalam 3 tahun terakhir ini MAARIF Institute telah 
melakukan upaya internalisasi pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang berbasis 
HAM 
dalam praktek pendidikan agama di sekolah-sekolah Muhammadiyah. Tujuan program 
ini adalah mendorong munculnya praktek-praktek pendidikan agama yang 
menjungjung 
tinggi nilai demokrasi, inklusivitas, egaliter, non-diskriminatif, dan 
anti-kekerasan. Ada sekitar 120 sekolah Muhammadiyah setingkat SMA yang 
tersebar 
di 3 provinsi (Jawa barat, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur) yang 
terlibat aktif dalam program ini. Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 240 
guru-guru matapelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, dan memberi dampak 
positif pada sejumlah 10.000 siswa-siswi sekolah Muhammadiyah. 

 
Dalam rangka penguatan karakter anak didik program di tiga provinsi tersebut 
telah melahirkan 3 buah buku ajar; Modul Guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan 
yang 
berwawasan HAM, Buku Pengantar Al-Islam untuk siswa, dan Buku Pengantar 
Kemuhammadiyahan untuk siswa. Dinamika proses pengajaran ketiga buku itu telah 
terekam dalam buku “Jadilah Guru Sekaligus Murid. Sebuah buku yang memotret 
praktek internalisasi pemahaman nilai-nilai kebangsaan berbasis HAM di 
sekolah-sekolah Muhammadiyah. 

 
Ada satu harapan besar bahwa praktek pendidikan di sekolah Muhammadiyah itu 
bisa 
memberi sedikit warna di tengah “ketidakjelasan” konsep pendidikan karakter 
yang 
dicanangkan pemerintah. Dengan berangkat dari kasus mikro – pendidikan agama 
berwawasan HAM – semacam inilah tadarus kebangsaan kali ini mencoba 
memperbincangkan model pendidikan karakter yang menyokong penguatan 
nasionalisme 
bangsa.    


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke