taqwa tidak hanya kaya secara materi, tapi juga kaya raya secara bathin... tidak mencemooh dan menyalahkan orang lain secara membabi buta juga merupakan bagian dari penting dari ketaqwaan itu sendiri...:) tanya saya kpd Sdr. Abdul : 1. sudahkah saudara kaya raya seperti kesimpulan dari makna taqwa yang saudara buat itu? 2. sudahkah saudara juga memperkaya bathin saudara sehingga tidak mencaci maki orang lain sprt Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan kelompok2 lain? 3. Saudara sering menyebut hadits2 budaya Arab yang tdk wajib diikuti oleh umat Islam..tapi saya melihat saudara juga sering mengutip hadits2 tersebut..prtanyaan saya : dimana konsistensi saudara itu? kalau saudara menolak hadits dan hny berpegang kepada Qur'an an sich, bagaimana saudara bisa sholat dn mengerjakan amalan2 sunnah lainnya?bukankah hal itu terdapat dlm hadits?? Pesan saya : nasehati diri anda sendiri dulu baru nasehati orang lain. Selama kita belum bisa menasehati diri sendiri maka tahan dulu nafsu kita untuk menasehati orang lain. "Amat besarlah kemurkaan Allah bagi kamu yang hanya bisa mengatakan tapi tidak berbuat apa-apa (QS Asshof : 3)..." Jangan sampai di cap oleh Allah sebagai kaum munafiquun, lain dimulut lain di hati... Na'udzubillaah minan NIFAAQ...
[Non-text portions of this message have been removed]