On Mon, 16 Oct 2000 [EMAIL PROTECTED] wrote:
> pengen gitu aja, kalo bisa sekalian ama melakukan proses completion
> threeway hand shake, nah saya pikir mungkin dengan mengkontruksi satu
> paket data denga source IP sama dengan source attacker >  

> Terima kasih mas :) saya mo coba pake JNI, tapi lagi cari resource yang
> membahas performa, masalahnya khan program ini jalan untuk data realtime
> apa ada masalah eenggak ya..??

Kalau mau real-time, tentunya lebih baik pakai C.
Tapi, mungkin perlu ditanyakan, mengapa awalnya pakai Java? Ada fitur
tertentu yang ingin dipergunakan?

BTW, kendala menggunakan Java untuk real-time (setidaknya untuk standard
JDK, soalnya James Gosling lagi buat real-time Java), kan dalam urusan GC
(garbage-collection), dimana "pembersihan" memori yang sudah tidak
digunakan oleh program tidak bisa diramalkan kapan akan dilakukan oleh
JVM. Dan selama GC berlangsung, walau itu jalan di suatu thread
tersendiri, bisa jadi JVMnya tersendat sebentar (walau tidak berhenti,
setidaknya memakan CPU power), dan kalau itu tidak bisa diprediksi, bisa
kacau dong program real-time-nya. Ini misalnya untuk program real-time
pengontrol robot ataupun assembly-line, misalnya.
 
> kalo saya kepikiran untuk bikin program di C khusus untuk itu terus ya
> saya execute via java, mungkin jadi lebih sederhana. 

Asal bisa menurunkan kompleksitas program mengapa tidak? Misalnya,
informasi dari program yang sedang dibuat itu akan ditampilkan via web
browser. Nah, kalau pilihannya 100% C, barangkali malah jadi kompleks. Mau
pakai apa bisa tampil di browser, bikin plug-in? Kalau begitu, bikin 
applet kan jauh lebih mudah. Nanti untuk berkomunikasi dengan program yang
membaca header paket IP bisa via JNI dan program Java yang ber-JNI itu
bisa berkomunikasi dengan appletnya via RMI, atau Voyager biar lebih mudah
lagi. Tapi seandainya programnya mau dibikin command-line saja, ya mengapa
harus repot-repot membuat applet? Pakai C saja sudah cukup. 

BTW, kalau sistemnya sudah pakai Gnome, bisa juga tuh bikin user interface
yang relatif mudah; ada Glade, bikin UI bisa dengan cara drag-n-drop, yang
lalu bisa men-generate kodenya pakai C. Tapi, itu pun jadi terikat ke
mesin Unix. Kalau perlu bikin write-once run-anywhere, Java bisa jadi
pilihan.
  
> > BTW, Java punya "char", dan itu 16 bit, yang 8 bit ya "byte".
> 
> oh iya makasih mas ,

Kembali.  Itu memang perlu diperhatikan, sebelum start bikin program,
informasi mengenai API dan bahasanya sendiri perlu dikaji betul; waktu
bikin driver buat card-reader, saya pakai asumsi char itu 8 bit. Setelah
program Javanya cukup lengkap, saya heran kok tidak jalan. Taunya yang
dari shared-lib memberi data pakai 8-bit, program Javanya menerima 16 bit. 
:-) Maka saya sibuk casting sana casting sini. Experience counts. Baca
buku sebelum memprogram itu perlu, setidaknya untuk melihat berapa panjang
bit masing-masing tipe data. :-)

> maaf mas, maksudnya tidak tidak mengutak-ngutik IP gimana ya?
> kalo saya memang hanya concern ama headernya aja.. raw datanya enggak saya
> perhatikan.

Mainan header itu ya termasuk mengutak-utik tadi; kalau pakai socket kan
paling jauh read(), write() sebesar satu byte, itu pun untuk payload,
header tentunya tidak tersentuh.

Oki


--
Megahertz is just one measure of a chip's performance, and it can be
misleading, like trying to compare a Ferrari engine running at 4,000
revolutions per minute with a Honda engine at the same r.p.m. In this case,
the G4 chip is the Ferarri.    
http://www.nytimes.com/library/tech/00/08/circuits/articles/31pete.html



--------------------------------------------------------------------------------
Utk berhenti langganan, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
Informasi arsip di http://www.linux.or.id/milis.php3
Pengelola dapat dihubungi lewat [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke