--- In Dharmajala@yahoogroups.com, "chingik2003" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Message: 18        
   Date: Mon, 21 Mar 2005 07:18:09 -0000
   From: "Deva" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Dhamma Yg Membumi : Shi DeJian bhiksu sederhana



Dear all members,

Haaa, emangnya ada yah bhiksu mahayana yang hidup sederhana? Sorry 
yah aku baru dengar, hebat juga yah!!

Setahu aku sih yang sering digembar-gemborin cuma bhikkhu theravada 
aja yang ada ngejalanin hidup sederhana, meditasi di utan, nyampe 
jhana segala, sampe berhari-hari.

Karena setahu aku Bhiksu mahayana sih cuma tung-tung ceng doang sih, 
mewah lagi hidupnya.

Thank you berat, mata aku baru terbuka, kalo ada juga bhiksu 
mahayana 
yang menjalani hidup sederhana.

OH iya apa lu gak salah info nech???????

With love


vajradeva orang bingung


Izinkan saya menanggapi kebingungan mr. Vajradeva:

***Betapa menyedihkan bahwa banyak orang telah mengalami kesalah 
pahaman terhadap Mahayana hanya karena melihat sisi luarnya. Namun 
jika sisi luarnya saja yang ingin dijadikan titik kesimpulan, maka 
saya merekomendasikan anda membaca riwayat para sesepuh Mahayana 
yang hidup di jaman sekarang ini. (masih banyak lagi para bhiksu 
Mahayana sederhana sejak jaman masuk agama Buddha ke China yang 
tidak mungkin kita sebut satu persatu). 

-       bhiksu Yingguang (1861-1940). 
-       Beliau dihormati sebagai patriak ke 13 dari mazhab 
Sukhavati.   Menjadi bhiksu di usia 21 tahun. Meninggal pada usia 80 
tahun, beliau aktif menyebar luaskan ajaran Buddha di China daratan 
yang sempat tenggelam seiring dengan masa feodalis beralih ke masa 
republic. Bhiksu Yingguang adalah bhiksu sederhana yang jarang 
ˇ§menampakkan diriˇ¨. Beliau menjadi popular boleh dikatakan karena 
ˇ§ditemukanˇ¨ oleh para umat. Sejak menjadi bhiksu , beliau hidup 
sederhana, sebelum popular, beliau jarang berinter aksi dengan orang 
orang , dan hidup menyepi. Beliau berlatih secara intensif Samadhi 
Buddhanusmrti. (meditasi atas objek Perenungan nama Buddha, dalam 
Theravada, ini merupakan salah satu objek meditasi bhavana).  Salah 
satu penyepian paling intensif beliau jalankan dua sesi selama 6 
tahun (praktek penyepian adalah berlatih Samadhi secara intensif di 
sebuah tempat yang terisolasi dari bertemu dengan orang2). 

- bhiksu HsuYun  (1840 ˇV 1959). 
Seorang sesepuh Zen dari China yang paling berpengaruh atas 
kelanjutan mazhab Zen di era China modern. Menjadi bhiksu pada usia 
19 tahun, meninggal pada usia 119 tahun. Beliau termasuk seorang 
praktisi keras. Tinggal di hutan dan gunung adalah hal lumrah 
baginya. Masuk dalam keadaan Samadhi selama berminggu minggu tanpa 
makan dan minum, bukan dijalankan sekali dua kali saja. Dengan 
pakaian kusam beliau berjalan dari satu gunung ke gunung lain hanya 
untuk bersujud pada stupa dan relic Buddha, demi membalas budi pada 
jasa kedua orang tua. Pernah di tengah hutan belantara  salju yang 
dingin dan mencekam yang hampir merenggut nyawa nya tiba2 muncul 
seorang pemuda yang menolong nya yang konon adalah jelmaan 
bodhisattva Manjusri. Berbagai peristiwa gaib dialaminya, namun 
beliau tetap merendah diri mengatakan terlahir di jaman akhir dharma 
karena karma buruk yang pernah beliau jalankan. Setiap ceramahnya 
sering mengawali dengan kalimat ˇ§saya hanya bhiksu tua yang Cuma 
lebih tahu karena lebih banyak membaca saja, bukan karena kehebatan 
sayaˇ¨. 

- bhiksu HongYi ( 1880 ˇV 1942). 
Bhiksu Hongyi berasal dari keluarga kaya. Pada masa kehidupan rumah 
tangga, beliau pernah sekolah di Jepang. Setelah kembali ke China, 
beliau menjadi guru dan mengajar di berbagai tempat seperti Tianjin, 
Shanghai, Hangzhou dan Nanking. Beliau menjadi bhiksu pada tahun 
1918. Meninggal pada usia 63 tahun. Beliau saat belum menjadi 
bhiksu, sangat terkenal dengan pengetahuan sastra, seni lukis, 
kaligrafi, seni teater. Termasuk seorang seniman terkenal di 
jamannya. Sebagai seorang seniman, boleh dikatakan beliau memiliki 
gaya hidup yang cukup glamour, romantis dan sentimental dengan 
energi kehidupan. Beliau memutuskan menjadi bhiksu sangat 
mengejutkan teman2 nya dan terkesan sangat tiba-tiba. Di sinilah 
mungkin letak keluar biasaan bhiksu Hongyi. Setelah menjadi bhiksu, 
beliau berubah 180 derajat, seperti menjadi orang lain saja. Beliau 
menjalani Vinaya secara ketat sekali. Jika membicarakan sila 
Mahayana, maka bhiksu Hongyi adalah teladan yang paling sesuai untuk 
ditampilkan sebagai bhiksu yang terkenal dengan Vinayanya. Beliau 
bahkan dihormati sebagai sesepuh yang meneruskan mazhab Vinaya. 
Menjalani Vinaya secara ketat dan sederhana yang sangat bertolak 
belakang dengan gaya hidupnya yang lalu, bahkan membuat teman2 nya 
yang melihatnya merasa sedih dan simpati. Namun beliau tetap mengaku 
sebagai bhiksu sederhana yang tidak pantas disebut seorang guru 
Vinaya. Beliau mengaku menekuni Vinaya adalah mengikuti teladan 
bhiksu Yingguang. Bahkan beliau adalah seorang pengagum bhiksu 
Yingguang. 
Kehidupan tentang bhiksu Hongyi pernah difilmkan  di China. Sayang 
sekali saya masih belum bisa menonton kisah sang guru Vinaya yang 
sangat terkenal ini.

-bhiksu Jingshan (golden mountain) (18??- 19??)
Bhiksu JIngshan adlah bhiksu paling misterius yang hidup di antara  
jaman akhir dinasti Qing dan awal republic China. Ada dua bhiksu 
yang menulis buku  kehidupan bhiksu Jingshan, yakni bhiksu Leguang 
dan Zuyun. Bhiksu Leguang pernah tinggal beberapa lama bersama 
bhiksu Jingshan. Dalam buku tersebut menceritakan jika anda melihat 
bhiksu Jingshan anda akan langsung teringat dengan bhiksu CiKung 
(Jigong) yang terkenal dengan kesaktian dan sifat anehnya. Bahkan 
pakaian dan topi yang dikenakan bhiksu Jingshan sama dengan seperti 
Cikung. Beliau sanggup menyembuhkan orang dari berbagai penyakit 
dengan cara yang tidak lazim. . Beliau hidup bebas dan liar bak 
seorang pengemis, namun beliau sangat sakti. Beliau tidak pernah 
menceritakan usia beliau. Bahkan paling tidak suka bila orang 
berusaha memotretnya. Beliau pernah dikerjain para pekerja untuk 
meminum air semen.  Para pekerja sangat terkejut dengan kemauan dia 
meminumnya, bahkan sebanyak 1 ember.  Peristiwa aneh yang beliau 
perlihatkan sangat banyak. Bila orang bersujud padanya dia akan 
balas bersujud. Bhiksu Jingshan meninggal di negeri Myanmar. 

-       bhiksu GuangChin (1892 -  1985)
Beliau adalah seorang praktisi keras, tinggal di hutan gunung, jika 
bermeditasi bisa berbulan bulan tanpa bangkit, makan atau minum. 
Beliau menempati sebuah goa yang sebelumnya dihuni oleh sekelompok 
harimau. Saat harimau kembali ke goa, beliau baru sadar, namun 
karena beliau mengatakan sedang berlatih , maka harimau pun tidak 
mengganggunya dan sering hanya duduk duduk di pintu goa seolah olah 
untuk menjaganya. Beliau hanya makan dari sejenis umbi-umbian selama 
tinggal di goa, bahkan sekelompok kera juga sering meletakkan buah-
buahan untk beliau. Beliau pernah masuk dalam keadaan Samadhi 
mendalam, dimana jantung dan nafas berhenti berdetak. Oleh para 
pencari kayu hutan, beliau dikira telah mati, namun beliau bangun 
dari samadhinya dan membuat orang2 takjub. Tahun 1947 usia 56 tahun 
beliau pergi ke Taiwan dan meninggal di sana  di usia 93 tahun.   

Inilah beberapa contoh bhiksu Mahayana yang hidup di hutan dan 
sederhana, berlatih keras tidak hanya menjalani ritual keagamaan 
seperti yang ˇ§dipandang rendahˇ¨ oleh orang2 tertentu. Sebagai umat 
Buddha, tidak sepantasnya kita memiliki pandangan demikian. Seorang 
praktisi sejati kadang tampil sedemikian ˇ§biasa biasa sajaˇ¨, karena 
justru itulah yang sulit diketahui oleh umat awam, ada yang seolah 
olah memang hidup enak, ada yang tampil sederhana, semuanya hanyalah 
sebuah metode bijaksana utk membimbing para umat. Gaya hidup apapun 
yang ditunjukkan oleh bhiksu, tidak seharusnya mendapat kritikan 
dari umat awam. Dalam Vinaya, umat awam tidak berhak mengkritik 
seorang bhiksu, sekalipun bhiksu itu melanggar sila. Mungkin ini 
agak sulit diterima di era kebebasan berpendapat ini, tetapi jika 
kita merenungkannya, hal ini adalah wajar saja. Bukannya melatih 
diri, kita hanya tau mengkritik orang bahkan membuat orang lain 
memandang rendah para bhikkhu, sehingga membuatnya terlepas dari 
kesempatan mencari jalan dhamma, membuat orang yang berkeyakinan 
pada dhamma mejadi menurun, ini adalah karma buruk yang akan berat 
akibatnya. Karena semestinya orang itu mulai yakin dengan dharma, 
namun karena mendengar kritikan terhadap bhikshu, dia akan 
tergoyahkan , bingung dan kesempatan dia terbebas dari samsara akan 
terputus, karena ˇ§kritikan kecilˇ¨ dari kita, efeknya malah menjadi 
luar biasa. 

Berikut, saya juga lampirkan beberapa  foto bhiksu di atas dalam 
menu "Photos" di milis Dharmajala.
--- End forwarded message ---









------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/UwRTUD/UOnJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke