Suwn Mas Happy, 
Makhluk langka be'e perlu dilestarikne, mlebu museum bae.
 
Karepe yo ngaji bareng kalih Pak Dhe & sedulur...
 
Suwn
Gtt

 

________________________________
From: mohammad djumala <mohammaddjumala1...@yahoo.com>
To: madiun-club@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 27, 2009 9:39:49 AM
Subject: Re: [madiunClub] Fw: Cak nun: para ahli kubur dari jombang


sipp........ ......... ...mas !
yang penting "happy"..... ......... .....!




--- Pada Kam, 26/2/09, Happy Suharyanto <happysuharyanto@ yahoo.com> menulis:

Dari: Happy Suharyanto <happysuharyanto@ yahoo.com>
Topik: Re: [madiunClub] Fw: Cak nun: para ahli kubur dari jombang
Kepada: madiun-club@ yahoogroups. com
Tanggal: Kamis, 26 Februari, 2009, 5:02 PM


tanpa bermaksud mengeminteri sampeyan lho...membaca apapun kuncinya cuma satu, 
apa itu? ya kenali latar belakang narasumber itu sendiri akan tetapi bacaan2 
spt Emha Ainun Najib harus dibaca berulang ulang atawa "mengaji" lan sak 
maknane...tulisan tulisan beliau sarat makna tidak bisa  dibaca 1 ato 2 
hari...tapi saya salut sampeyan mau meluangkan waktu buat membaca tulisan2 spt 
ini soalnya di madiun sudah sangat langka orang spt sampeyan,... nuwun nggih

--- Pada Kam, 26/2/09, saifullah gatot <politek_2001@ yahoo.com> menulis:

Dari: saifullah gatot <politek_2001@ yahoo.com>
Topik: Re: [madiunClub] Fw: Cak nun: para ahli kubur dari jombang
Kepada: madiun-club@ yahoogroups. com, "Milis Banjarsari" <banjarsari_wetan@ 
yahoogroups. com>
Tanggal: Kamis, 26 Februari, 2009, 5:11 AM


Mas Eko...
 
Aku moco ping telu kok urung mudeng yo. Pancene lagi mumet be'e, tanggal tuwek. 
Mung ngertiku ora oleh syirik utowo madakne Allah swt ambek liyan.. Sakjane yo 
wis ngerti sithik, mung durung marem.
Wonten ingkang saget njlentrehke. ..?
 
Suwn
Mancing ngilmu lan kaweruh..




________________________________
From: "Eko Drajat, Nugroho" <nugroh...@gmail. com>
To: madiun-club@ yahoogroups. com; Milis Banjarsari <banjarsari_wetan@ 
yahoogroups. com>
Sent: Wednesday, February 25, 2009 8:38:08 AM
Subject: [madiunClub] Fw: Cak nun: para ahli kubur dari jombang


 

----- Original Message ----- 
From: nur asyik 
To: Smager Groups 
Sent: Wednesday, February 25, 2009 8:28 AM
Subject: [SMAN 1 Geger] Cak nun: para ahli kubur dari jombang

Dear all,

Here is good article which relates to current issue, if you have leisure time, 
read it !!
 
Nur Asyik Hidayatullah, ST*
------------ --------- --------- ----
Master by Research Student (Renewable Energy)
School of Electrical Engineering, Building G Level 2 Room D 218
Faculty of Science, Health and Engineering
Victoria University of Technology
Footscray Park Campus, Ballarat Road
PO BOX 14428, Melbourne VIC 8001
AUSTRALIA
www.vu.edu.au 
 *Australian Development Scholarship awardee, alumni SMUN I Geger 2000 (IPA2)

________________________________

Sent from my NOKIA E90 Communicator® 3.5 G, WLAN, GPS OPTUS Network / 
www.optus.com. au



----- Forwarded Message ----
From: toto aditama <toto_saditama@ yahoo.com>
To: pfootscray <pfootsc...@yahoogro ups.com>
Sent: Wednesday, February 25, 2009 11:18:47 AM
Subject: [pfootscray] cak nun: para ahli kubur dari jombang


Para Ahli Kubur dari Jombanghttp://www.tempoint eraktif.com/ hg/kolom/ 
2009/02/24/ kol,20090224- 58,id.html 

Selasa, 24 Februari 2009 | 15:42 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Tulisan ini saya bikin dengan asumsi dasar bahwa 
para pembaca percaya ada Allah dengan kekuasaan-Nya. Di salah satu tayangan 
televisi, muncul seorang kiai dengan nasihat sangat bijak, kurang-lebih begini: 
"Jangan minta kepada Ponari, Ponari itu makhluk. Jangan minta kepada batu, batu 
itu makhluk. Jangan berlaku syirik sehingga menjadi manusia musyrik. Mintalah 
Khaliq, Allah Swt...."
Sangat pendek tapi cespleng. Media massa sangat mengerti kecerdasan masyarakat, 
sehingga cukup pendek saja. Setiap yang mendengarkan fatwa itu meneruskan 
sendiri dalam hati dengan logikanya: "Jangan minta kesembuhan kepada dokter, 
dokter itu makhluk. Jangan minta kepada pil dan obat-obatan, pil dan 
obat-obatan itu makhluk. Jangan berlaku syirik, sehingga menjadi manusia 
musyrik."
Ya Allah ya Rabbi ya Karim, wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air. 
Kalau Nabi Musa pegang tongkat, bersama pasukannya dikejar tentara Firaun, 
mendapat perintah dari Allah, "Pukulkan tongkatmu ke air laut!" Lantas laut 
terbelah, pasukan memasuki belahannya, kemudian Firaun dan tentaranya mengejar 
ke belahan itu, namun tenggelam karena air menutup kembali, mohon dengan sangat 
jangan simpulkan bahwa yang dipegang Musa itu "tongkat sakti", sehingga Nabi 
Musa juga "Maha Dukun" yang sakti.
Mohon dengan sangat, jangan rumuskan bahwa tongkat Nabi Musa mampu membelah 
laut, mampu menerbitkan mata air dari batu kering, meskipun insya Allah bisa 
bikin pecah kepala kita. Apalagi lantas dengan metodologi ilmiah tertentu, para 
pakar meneliti tongkat itu mengandung zat dan energi apa sehingga air samudra 
terbelah olehnya. Kalau besok paginya Anda minta kepada Nabi Musa untuk 
membelah air laut lagi, percayalah air laut tak akan terbelah. Sebab, yang 
membuat laut terbelah bukanlah Musa atau tongkatnya, melainkan perintah atau 
perkenan Allah.
Lha Allah ini pemegang saham dan the only resources dari seluruh "alam semesta 
ini dengan segala ketentuan hukum dan perilakunya”. Hak absolut Allah untuk 
menyuruh orang membelah laut dengan tongkat atau dengan meludahinya. Kalau Musa 
pukulkan tongkat lagi ke laut tanpa perintah-Nya, dijamin tak terjadi apa-apa. 
Atau besoknya Tuhan suruh Musa "Berteriaklah keras-keras! ", lantas tiba-tiba 
laut terbelah lagi ditambah gunung ambruk dan air sungai membalik arah arus 
airnya, itu sepenuhnya terserah-serah Tuhan.
Makhluk, juga dokter atau dukun, batasnya adalah mengobati atau menjadi sarana 
proses menuju kesembuhan. Tapi pengambil keputusan untuk sembuh atau hak dan 
kuasa untuk menyembuhkan ada pada Allah. Terserah Dia juga mau bikin sembuh 
orang sakit pakai cara bagaimana dan alat apa. Bisa tongkat, bisa batu, bisa 
air, bisa karena ditempeleng, bisa dengan apa pun saja semau-mau Tuhan. Yang 
diperintah oleh Tuhan untuk menjadi sarana penyembuhan terserah Dia juga. Mau 
kiai, pendeta, pastor, rabi, tukang sol sepatu, Ponijo, Rasul, Nabi, Markesot, 
atau siapa pun dan apa pun saja. Kalau Anda dan saya tidak setuju, Tuhan "tidak 
patheken" juga. Dia Maha Pemilik Saham segala sesuatu dalam kehidupan, Dia 
berhak ambil keputusan apa saja. 
Kalau seorang suami pergi lama tugas ke kota yang jauh, sehingga bawa celana 
dalam istrinya, mohon jangan simpulkan bahwa dia penggemar celana dalam, 
kemudian Anda coba rebut celana dalam itu untuk Anda selidiki, bahwa dia 
mengandung zat-zat dan bebauan apa, sehingga seorang tokoh besar 
membawa-bawanya ke mana pun pergi. Kalau pas di kamar hotel sendirian suami itu 
mencium-ciumi celana dalam, mohon jangan dikonklusikan bahwa ternyata ia punya 
penyakit jiwa dan harus dibawa ke psikiater. Ya Allah ya Rabbi ya Karim, yang 
diciumi oleh suami itu bukan celana dalam, melainkan cintanya kepada sang istri 
dan komitmen kesetiaan di antara mereka.
Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, kalau saudara-saudaramu naik 
haji dan berebut mencium Hajar Aswad, itu bukan karena mereka stone-mania atau 
ngefans sama batu. Mereka sedang meneguhkan kesadaran bahwa mereka sangat butuh 
Allah dalam hidupnya, maka mereka mengukuhkan cinta kepada makhluk yang paling 
dicintai Allah, yakni Rasulullah Muhammad Saw. Dan karena dulu Muhammad juga 
mencium batu hitam itu, padahal jelas beliau tidak punya hobi makan batu, maka 
mereka menyatakan di hadapan Allah cinta mereka kepada Muhammad. Mudah-mudahan 
dengan itu mereka kecipratan cinta Allah kepada Muhammad, sehingga Allah 
memperlakukannya sebagai bagian dari yang paling Ia cintai.
Kabarnya Nabi Musa ketika memimpin pasukan kejaran Firaun itu mendadak sakit 
perut di tengah lari-lari. Musa mengeluh kepada Allah, dan Allah memerintahkan 
agar Musa naik bukit ambil daun dari sebatang pohon untuk menyembuhkan sakit 
perutnya. Musa naik dan, sebelum menyentuh daun, perutnya sudah sembuh. Tolong 
jangan ambil konklusi "Itu daun mujarab banget, belum disentuh, perut udah 
sembuh". Musa balik ke pasukannya, mendadak sakit perut lagi. Ia langsung naik 
ke bukit, tapi sesudah makan sekian lembar daun perutnya tak sembuh-sembuh 
juga. Musa protes kepada Allah. Dalam logika saya, Allah menjawab dengan penuh 
kegelian: "Hei, Sa. Emang siapa yang bilang bahwa daun bisa menyembuhkan 
perutmu? Meskipun daun itu mengandung unsur-unsur yang secara ilmiah memang 
rasional bisa menyembuhkan perutmu, Aku bisa bikin tetap tidak menyembuhkan. 
Tadi waktu sakit perut yang pertama kau mengeluh kepadaku, tapi pada yang kedua 
kau tak mengeluh dan langsung saja lari ke
 bukit ambil daun. Karena kamu salah cara berpikirmu. Salah pandangan ilmu dan 
cintamu kepada segala sesuatu. Kamu salah peradaban. Kamu pikir daun bisa 
menyembuhkan. Itu tergantung mau-Ku. Aku menyembuhkanmu bisa pakai daun, air 
putih, batu, lewat Gaza, Tursina, Jombang, atau mana pun semau-mau-Ku. ... 
Berapa lama sebuah anugerah Kuberikan, itu rahasia-Ku, bisa sesaat, sebulan, 
setahun, terserah Aku."
"Datanglah ke dokter, minta obat, sebagaimana ratusan juta orang telah 
melakukannya. Datanglah ke kiai, bawa air putih. Atau datanglah ke mana pun 
kepada siapa pun. Asalkan kau tak posisikan mereka semua pada maqam-Ku. Engkau 
berlaku musyrik atau tidak, terletak tidak pada pil dan dokternya, tongkat dan 
Musa, air dan kiai, atau batu dan siapa pun yang kutitipi batu sejenak. Letak 
syirik ialah pada pola pandangmu, pada cara berpikirmu. Jangan percaya kepada 
Ponari, Dukun, Ponari atau Kiai, tapi hormatilah mereka, karena siapa tahu 
mereka adalah hamba-hamba- Ku yang Kutitipi sarana untuk kesembuhanmu. Minumlah 
pil dokter dan air batu Ponari dengan kesadaran memohon kepada-Ku... ."
Tiba-tiba aku dibentak oleh sebuah suara: "Ngurusi Ponari aja nggak becus! Mau 
sok-sok berlagak mengurusi NKRI!" Terperangah aku. Terpaksa kupotong di sini 
tulisanku ini, sebab aslinya panjang sekali. Kucari siapa berani-berani 
membentakku. Tak ada siapa-siapa. Tapi malam di Kendari menjelang aku tidur 
kelelahan usai bersalaman dengan ribuan undangan pengantin anakku, bentakan itu 
datang lagi: "He! Perhatikan itu para ahli kubur dari Jombang!" Ahli kubur? Aku 
tak ngerti.
"Kemarin pandangan-pandangan dan anggapan-anggapan dalam hidupmu dikubur habis 
oleh mutilasi-mutilasi dari tangan seorang yang tersisih secara sosial, yang 
menderita secara kejiwaan, yang terasing secara politik dan sejarah. Sekarang 
kalian sedang dikubur oleh sebongkah batu yang nenek itu menyebutnya Watu 
Gludug, yang dititipkan beberapa waktu kepada anak SLB yang kesepian dan 
menderita tatkala dipindahkan ke SD. Pelajarilah hari-hari besok dengan 
meluangkan waktu memperhatikan siapa saja dari tempat itu yang tingkat 
ketersisihan dan keteraniayaannya lebih dahsyat...." Mendadak ada suara lain 
yang membungkam suara itu: "Husysy! Shut up!" *
Emha Ainun Nadjib, budayawan 


 

________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai! 
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.  

________________________________
Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu? 
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! 



      

Kirim email ke