http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/10/07/83088/Bencana.dan.Ekofeminisme.
PEREMPUAN 07 Oktober 2009 Bencana dan Ekofeminisme GEMPA bumi tektonik kembali melanda Bumi Pertiwi, kali ini di Sumatera Barat dan Jambi. Krisis ekologis yang dialami bangsa Indonesia telah mencapai titik puncak. Pada tahapan ini, bagaimana kaum perempuan merespons krisis ekologis? Apa peran positif perempuan dalam membendung kerusakan lingkungan yang makin parah? Gerakan kesetaraan yang berdenyut di ranah publik memberi tuntutan perempuan untuk lebih aktif, berfikir kritis, bekerja cepat, dan memiliki visi progresif. Selain itu, gerakan emansipasi yang mempunyai gaung kencang di berbagai ranah kehidupan, hendaknya dikontekstualisasi dalam alam faktual. Feminisnya pada hakikatnya tak sebatas ide yang menyembul di berbagai forum diskusi dan ruang kuliah. Gerakan perempuan dalam membendung krisis ekologis inilah yang ditunggu publik negeri ini. Aksi konkret inilah yang disebut ekofeminisme. Wacana ekofeminisme pertama kali diperkenalkan feminis Prancis, Francoise díEaubonne (dalam buku Le Feminisme ou La Mort, 1974). Lewat buku ini, Francoise berusaha melepaskan diri dari logika dualistik yang berkembang, dengan menunjukkan tinjauan kritisnya tepat pada salah satu pilar utama modenisme, yakni paradigma Cartesian-Newtonian. Menurut Francoise, ekofeminisme memiliki nilai lebih karena tidak hanya memfokuskan pada subordinasi perempuan, tetapi juga subordinasi alam-lingkungan di bawah kepentingan manusia. Jadi, ekofeminisme sekaligus juga mengkritisi pilar-pilar modernisme yang lain, yakni antroposentrisme dan androsentrisme. Gerakan inilah yang sebaiknya diembuskan dalam labirin kehidupan kaum hawa. Usaha faktual dalam mengelola dan mencintai kesejukan alam tidak hanya didominasi lelaki, tetapi juga menjadi basis gerakan perempuan. Paradigma Keliru Gerakan ekofeminisme merupakan alternatif untuk menyelamatkan perempuan dan lingkungan. Vandana Shiva dan Maria Mies (1993) menegaskan, gerakan kapitalisme global telah mendorong pemiskinan pada perempuan dan lingkungan. Sistem politik-ekonomi internasional pun masih menandakan bayang hitam penindasan perempuan dan perusakan lingkungan. Untuk itu, gerakan ekofeminisme strategis diletupkan. Bangsa ini juga mengidap cara pandang yang keliru dalam memperlakukan alam. Manusia menganggap dirinya sebagai penguasa alam, dan bebas melakukan eksploitasi. Paradigma negatif ini —dalam bahasa A Sony Keraf (2002)— berasal dari etika antroposentrisme, yang memandang manusia sebagai pusat dari alam semesta, alam dan segala isinya sekedar alat pemuasan kepentingan manusia. Inilah yang menyebabkan eksploitasi lingkungan gencar dilakukan. Pada titik inilah, gerakan ekofeminisme menemukan muaranya. Kaum perempuan bisa berjuang mengikis kerusakan alam. Kaum hawa juga dapat mengamankan lingkungan dari serbuan tangan jahil yang hendak mengeruk kekayaan alam, dengan dalih nafsu instan. Perempuan dapat menyadarkan kaum yang ‘’lupa’’ dengan anugrah kekayaan alam bagi seluruh bangsa. Amnesia ekologi inilah yang hendaknya dipadamkan oleh gerakan ekofeminisme. (Munawir Aziz-32) ------------------------------------ ========================================== MILIS MAJELIS MUDA MUSLIM BANDUNG (M3B) Milis tempat cerita, curhat atau ngegosip mengenai masalah anak muda dan Islam. Sekretariat : Jl Hegarmanah no 10 Bandung 40141 Telp : (022)2036730, 2032494 Fax : (022) 2034294 Kirim posting mailto:majelismuda@yahoogroups.com Berhenti: mailto:majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:majelismuda-dig...@yahoogroups.com mailto:majelismuda-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/