Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 414
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 933
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
414. Qurban dan KAM

Dalam bulan DzulHijjah ini tanggal 8 (Selasa), 9 (Rabu), 10 (Kamis), 11, 12 dan 
13 (Jum'at, Sabtu dan Ahad), adalah hari-hari yang penting. 

Pada 8 DzulHijjah disebut YawmulTarwiyah, hari melepas dahaga. Pada hari itu 
Nabi Muhammad SAW dan rombongan tatkala menuju ke padang 'Arafah berhenti 
melepas dahaga di Mina (terkadang disebut juga Muna). 

Pada 9 DzulHijjah disebut Yawmul'Arafah, hari 'Arafah. Pada hari itu ummat 
Islam yang berhaji wuquf (berhenti) di 'Arafah, dan inilah inti 'ibadah haji, 
al hajju bi'arafah, haji itu dengan 'Arafah.

Pada 10 DzulHijjah di Mina ummat Islam yang berhaji melempar JamratulAqabah dan 
mereka yang sempat pergi ke Makkah untuk shalat 'IydulAdhha. Pada 10 DzulHijjah 
itu ummat Islam seluruh dunia melaksanakan shalat 'IydulAdhha. Hari raya ini 
disebut pula 'IydunNahr, juga disebut 'IydulQurban. Disebut 'IydulAdhha, hari 
raya sepenggal matahari naik, karena pada posisi matahari di bola langit 
seperti itu orang bershalat 'Iyd. Disebut 'IydunNahr, hari raya menyembelih, 
karena pada hari itu orang mulai menyembelih binatang ternak empat kaki. 
Disebut 'IydulQurban, karena pada hari itu orang mulai berqurban, baik yang 
sedang berhaji di Mina, maupun ummat Islam di seluruh dunia.

Dua atau tiga hari sesudahnya, jadi 11, 12 dan 13 DzulHijjah disebut 
AyyamulTasyriq, ummat Islam yang berhaji berkemah di Mina untuk melempar ketiga 
jamrah. Pada hari-hari Tasyriq ini masih terdapat kesempatan untuk menyembelih 
qurban, baik di Mina maupun di seluruh dunia. Di Indonesia hari raya 
'IydulQurban disebut lebaran haji, artinya lebaran dalam bulan haji. Karena 
pada tahun ini kita di Indonesia hari berlebaran haji waktunya sama dengan di 
Makkah, maka kita di sini menyembelih hewan qurban pada hari Kamis, Jum'at, 
Sabtu dan Ahad, seperti di Mina.

***

Kata qurban adalah bahasa Al Quran yang dibentuk oleh akar kata yang terdiri 
dari huruf-huruf: Qaf, Ra, Ba, artinya dekat. Qurban ini telah diserap ke dalam 
bahasa Indonesia dalam bentuk kurban atau korban. Kurban dan korban dalam rasa 
bahasa Indonesia sudah menyimpang dari qurban menurut rasa bahasa Al Quran. 
Kurban dan korban dalam rasa bahasa Indonesia tidak lagi diresapkan maknanya 
yang asli yaitu dekat. Namun apabila Qaf, Ra, Ba dalam bentuk qarib, yang 
diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk karib, masih terasa maknanya 
yang asli: Sahabat karib. Bentuk tafdhil (superlatif) qarib adalah aqrab, juga 
telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk akrab. Juga kata akrab ini 
masih sangat terasa makna aslinya: Pergaulan yang akrab.

Kata kurban atau korban dalam rasa bahasa Indonesia dipengaruhi oleh rasa 
bahasa barat: offering, sacrifice (Inggris), slachtoffer (Belanda). Kurban atau 
korban dirasakan sebagai sesuatu yang suci yang diambil dari diri kita untuk 
dipersembahkan. Karena sudah terbiasa dan mendarah daging turun-temurun kata 
kurban dan korban itu dirasakan sebagai suatu persembahan, maka sangat sukar 
sekali kata kurban dan korban dirasakan sebagai mendekatkan batin kita kepada 
Allah SWT. Dalam Al Quran dekat dan qurban dirangkaikan: 
-- QRBA QRBANA (S. ALMA^DT, 27), dibaca: qarraba- qurba-nan, artinya: 
-- keduanya mendekatkan (diri kepada Allah) dengan qurban (5:27).

***

Ajaran Islam terdiri atas sub-sistem: 'aqidah, syari'ah dan akhlaq. Aqidah 
adalah pokok-pokok keimanan, intinya dalam rukun iman, syari'ah intinya dalam 
rukun Islam dan akhlaq membuahkan perbuatan kebajikan, yaitu ihsan. Aqidah, 
syari'ah, akhlaq, ataupun iman, islam, ihsan, ketiga sub-sistem ini terkandung 
dalam S. Al Fatihah. Ayat 1 s/d 4 menyangkut aqidah/iman, ayat 5 menyangkut 
syari'ah/islam, dan ayat 6, 7, menyangkut akhlaq/ihsan.

Melaksanakan syaria'h tanpa landasan 'aqidah yang bersih dari tahyul dan 
khurafat, tidak akan menghasilkan akhlaq yang mulia. Demikianlah, khusus dalam 
syari'ah berqurban haruslah berlandaskan atas aqidah yang bersih dari pemahaman 
bahwa binatang qurban itu untuk kendaraan kita di akhiat kelak. Binatang tidak 
mempunyai ruh jadi tidak mempunyai hari akhirat, bagaimana dapat dijadikan 
kendaraan. Juga aqidah harus bersih dari rasa bahasa korban menurut rasa bahasa 
barat: sembelihan (slacht) persembahan (offer) yang sakral (sacrifice) sifatnya.

Firman Allah SWT:
-- LN YNAL ALLH LHWMHA WLA DMA^WHA WLKN YNALH ALTQWY MNKM (S. ALHJ, 37), 
dibaca: lay yana-lalla-ha luhu-muha- wala- dima-uha- wala-kiy yanuhut taqwa- 
minkum (s. alhaj), artinya: 
-- Tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya dan tidak darah-darahnya, 
melainkan yang sampai kepadaNya ialah ketaqwaan kamu (22:37).

Alhasil dalam berqurban hendaklah diyakinkan bahwa kita berqurban untuk menapak 
tilas Nabi Ibrahim AS dalam hal ketaqwaan, yaitu karena taqwanya kepada Allah 
SWT Nabi Ibrahim AS bersedia dengan ikhlas menyembelih anaknya dan pada pihak 
yang lain, Isma'il dengan ikhlas pula menyerahkan dirinya untuk disembelih, 
seperti Firman Allah:
-- FLMA BLGH M'AH ALS'AY QAL YBNY ANY ARY FY ALMNAM ANY ADZBHK FANZHR MADZA TRY 
QAL YABT AF'AL MA T^WMR STJDNY ANSYA^ ALLH MN ALSHBRYN (S. ASHAFAT, 102), 
dibaca: falamma- balagha ma'ahus sa'ya qa-la ya-bunayya inni- ara- fil mana-mi 
anni- adzbahuka fanzhur ma-dza- tara- qa-la ya-abatif 'al ma- tu'maru 
satajiduni- insya- allah minash sha-biri-n (s. ashsh-ffa-t), artinya: 
-- Maka tatkala (Isma'il) sanggup bekerja bersamnya (Ibrahim), berkata 
(Ibrahim), hai anakku sesungguhnya aku lihat dalam tidurku engkau kusembelih, 
maka perhatikanlah bagaimana pendapatmu, berkata (Isma'il) hai ayahku 
laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau mendapatiku 
bersikap sabar (37:102).

Kedua ayah dan anak lulus dalam ujian, maka Allah mengganti Isma'il dengan 
domba.
-- WFDYNH BDZBH 'AZHYM (S. ASHAFAT, 107), dibaca: wafadayna-hu bidzibhin 
'azhi-m, artinya: 
-- Dan Kami ganti ia dengan seekor sembelihan yang besar (37:107).

Penggantian Isma'il dengan binatang sembelihan secara metaforis mempunyai dua 
makna: pertama, menyembelih sifat kebinatangan dalam diri kita, kedua, kita 
berkewajiban untuk mencegah supaya kemanusiaan tidak diinjak-injak, dan inilah 
kewajiban asasi manusia (KAM). WaLlahu A'lamu bi Al Shawa-b.

*** Makassar, 12 Maret 2000
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/03/414-qurban-dan-kam.html

Kirim email ke