Salam,
1) Saya menamakan agama Jawa atau sebenarnya adalah agama nenek moyang orang 
Nusantara karena tidak hanya dimiliki orang Jawa saja tetapi suku2 lain( 
Sunda,Batak,Dayak,Sumba dll).Yang tak kalah unggulnya dari pada  yang datang 
dari Timur Tengah atau Asia Selatan Dan sudah ada sebelum agama2 itu datang 
menyerbu ke dalam kepulauan Nusantara.
2) Istilah AGAMA dimonopoli oleh agama2 IMPORT ASING dengan menentukan sepihak 
bahwa agama harus mempunyai nabi dan kitab suci.
3) Agama Jawa diakui justru diluar Indonesia yaitu  di Suriname,negara yang 
tidak terkontamninasi oleh agama import bangsa lain, yaitu dinamakan AGAMA JAWA 
dan disejajarkan dengan agama2 lain.
4) Bagi Agama Jawa hal toleransi dan pluralisme bukan hal baru, karena usianya 
lebih tua dari agama2 import seperti juga bangsa kita yang umurnya jauh lebih 
tua dari bangsa2 laindi dunia.Dan kedatangan agama Hindu,Budha,Islam dan 
Kristen, tidak pernah dipersolankan asal tidak mengganggu kehidupan bangsa ini.
5) Seperti agama lain, agama Jawa juga banyak aliranya mulai yang berdasarkan 
positif atau berdasarkan logika sampai yang negatif atau klenik yang harus 
dihindari yaitu aliran yang selalu menjadi bulan-2an dan ejekan dari agama2 
import yang sebenarnya juga tidak lepas dari dogma dan dongengan yang tidak 
logis.
5) Agama nenek moyang kita tidak mengenal personifikasi seperti super man atau 
mahluk  lain dengan sifat2 manusia ( a.l. 99 sifat manusia dsb) yang dinamakan 
Tuhan,Allah, Yang Widhi dsb.Tetapi percaya adanya SANG PENCIPTA.
6) Agama nenek moyang kita tidak pernah mengatakan sebagai agama yang TERBAIK 
dan TERSEMPURNA, JUGA TIDAK BERPROPAGANDA MEMPENGARUHI ORANG LAIN seperti 
doktrine GOSPEL dan DAKWAH. Dan dengan LATIHAN2 atau NGLAKONI mengajarkankan 
PENGUASAAN DIRI SENDIRI atau pengendalian roh tau raga( mind over matter).
7) Silahkan mencari sendiri aliran agama Jawa yang COCOK untuk diri masing2 
individu yang mengajarkan  hubungan lansung antara manusia dan SANG PENCIPTANYA 
yang tidak MEMBUTUHKAN RITUAL atau PERSEMBAHAN2 PLINTIRAN manusia seperti dalam 
agama2 asing.Semua yang dikerjakan adalah untuk kepentingan diri sendiri dan 
pertolongan kepada orang lain karena SANG PENCIPTA adalah sempurna dan tidak 
memerlukan permintaan ampun atau tobat dari manusia seperti fantasi dari agama2 
asing lainnya..  

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Rab, 4/8/10, Daday Rahmat Hidayat <cakrajagatbu...@gmail.com> menulis:


Dari: Daday Rahmat Hidayat <cakrajagatbu...@gmail.com>
Judul: RE: [Mayapada Prana] Trs: [Spiritual-Indonesia] Sepuluh tiang AGAMA JAWA.
Kepada: mayapadaprana@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 4 Agustus, 2010, 8:27 AM


  





Yth. Bpk. Wal Suparno
 
Saya tertarik dengan istilah Agama Jawa.
Saya baru mendengarnya, untuk itu bila berkenan, kiranya Pak Wal menjelaskan 
sejarah terjadinya agama tersebut.
Berisi antara lain, Sejak kapan berdirinya agama tersebut, Siapakah penemunya, 
apakah ada kitab/buku panduan referensinya, Berapa banyak penganutnya, Apakah 
ada tata cara ritualnya, Apakah adaTuhannya, Mengapa dinamakan Agama Jawa, dsb.
 
Informasi ini diperlukan karena berkaitan dengan keingin tahuan saya mengenai 
asal usul suatu agama.
 
Terima kasih atas informasi dan penjelasan yang diberikannya.
 
Wassalam
 
Daday Rahmat Hidayat.
 
 
 
From: mayapadaprana@ yahoogroups. com [mailto:mayapadapra n...@yahoogroups. 
com] On Behalf Of Wal Suparmo


  









--- Pada Sel, 3/8/10, Wal Suparmo <wal.suparmo@ yahoo.com> menulis:

Dari: Wal Suparmo <wal.suparmo@ yahoo.com>
Judul: [Spiritual-Indonesi a] Sepuluh tiang AGAMA JAWA.
Kepada: spiritual-indonesia @yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 3 Agustus, 2010, 5:11 PM

  







Salam, 

Sepuluh tiang AGAMA JAWA:


 ‎​1. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi 
orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu 
akan lebih baik) 

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus 
mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas 
sifat angkara murka, serakah dan tamak). 

3. Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras 
hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut 
hati dan sabar) 

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa 
Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau 
mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau 
keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan) 

5.Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit 
hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu). 

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah 
terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan 
mudah kolokan atau manja). 

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah 
terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan 
dan kepuasan duniawi). 

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling 
pandai agar tidak salah arah;Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka). 

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh 
hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak 
kendor niat dan kendor semangat). 

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).:)
Wasalam,
Wal Suparmo
 






Kirim email ke