Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu.
one liner Seri 479 insya-Allah akan diposting hingga no.800 no.terakhir 975 ******************************************************************* BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHUYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 479. Kultus Individu Sebelum menjelaskan apa itu kultus individu, dalam suasana peringatan Maulid, eloklah kita lebih dahulu bertamasya ke museum sejarah di Al Qahirah (Cairo) yang menyimpan antara lain dua bukti sejarah yang berhubungan dengan Risalah yang dibawakan Nabi Muhammad SAW. Firman Allah SWT (demi keotentikan transliterasi huruf demi huruf): -- FALYWM NNJYK BBDNK LTKWN LMN KHLFK AYT (S. YWNS, 92), dibaca: Falyawma nunajji-ka bibadanika litaku-na liman khalfaka a-yatan (s. yu-nus), artinya: -- Maka hari ini Kami selamatkan badan engkau, supaya menjadi tanda bagi orang-orang sesudah engkau (10:92). Tatkala Firaun menjelang maut ditenggelamkan Allah SWT di dasar Laut Merah, lalu terjadilah dialog, bahwa Firaun menyatakan beriman kepada Allah SWT, tetapi Allah SWT menjawab, mengapa baru sekarang mau beriman, dan selanjutnya Allah SWT berfirman seperti ayat (10:92). Siapakah Firaun itu yang ditenggelamkan Allah SWT? Nabi Musa AS berhadapan dengan 2 Firaun dari Dinasti ke-19, yaitu Firaun Ra-Mose II (1298 - 1232) Seb.M dan Firaun Mern-Ptah (1232 - 1224) Seb.M. Firaun Mern-Ptah inilah yang diselamatkan badannya, kemudian mayatnya terdampar di pinggir Laut Merah sebelah barat, dipungut rakyatnya, lalu dimumikan. Satu-satunya mumi Firaun di dalam museum di Cairo yang mengandung garam adalah mumi Firaun Mern-Ptah.(#) Sepeninggal Firaun Mern-Ptah terjadi khaos di Mesir selama 24 tahun (1224 -1200) Seb.M. Dalam museum di Cairo tersimpan surat dari Nabi Muhammad SAW dalam huruf yang betul-betul gundul, tidak bertitik dan tidak berbaris (demi keotentikan transliterasi huruf demi huruf): -- MN MUMD ABD ALLH WRSWLH ALY ALMQWQS AL'AZHYM ALQBTH: dibaca: min Muhammadin 'abdiLla-hi warasu-lihi ilal Muqawqisil 'azhi-mil Qibthi, artinya: -- dari Muhammad hamba Allah dan RasulNya, kepada Muqawqis, pembesar Qibthi (Copti). Surat itu ditutup dengan Firman Allah SWT (demi keotentikan transliterasi huruf demi huruf): -- QL YAHL ALKTB T'AALWA ALY KLMT SWA^ BYNNA WBYNKM ALA N'ABD ALA ALLH WLA TSYRK BH SY^A WLA YTKHDZ B'DHNA B'ADHA ARBABA MN DWN ALLH FAN TWLWA FQWLWA ASYHDWA BANA MSLMWN (S. AL'AMRAN, 64), dibaca: qul ya-ahlal kita-bi ta'a-law ila- kalimatin sawa-im baynana- wabaynakum alla- na'buda ilaLla-ha wala- tusyrika bihi- syay.aw wala- yattakhidza ba'dhuna- ba'dhan arba-bam minduniLla-hi fain tawallaw faqu-lusy hadu- bianna- muslimu-n (s. ali 'imra-n), artinya: -- Katakanlah, hai Ahli Kitab, marilah kamu (berpegang) kepada kalimat yang sama di antara kami dan kamu (bahwa) tiada yang kita sembah selain Allah, dan tiada kita mempersekutukanNya dengan sesuatupun, dan tiada setengah kita mengangkat setengah menjadi puja-pujaan selain Allah. Kalau mereka berpaling, maka katakan, jadi saksilah kamu, bahwa kami orang-orang Islam (3:64). Yattakhidza ba'dhuna- ba'dhan arba-ban, setengah kita mengangkat setengah menjadi puja-pujaan, itulah yang disebut kultus individu, memuja orang. Muqawqis pembesar Copti beragama Nasrani dengan theologi aliran Arius Alexander, yang tidak mengkultuskan Nabi 'Isa AS, yang tidak menganut trinitas, yang sekarang aliran itu dikenal dengan unitarian Christian. Surat Nabi Muhammad SAW yang membuka hubungan diplomatik antara Madinah dengan Al Qahirah itu membuahkan perkawinan antara Nabi Muhammad SAW dengan Sitti Maria Al Qibthi, yang melahirkan Ibrahim, yang meninggal tatkala di Madinah terjadi gerhana matahari penuh. Untuk menghindarkan kultus individu, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan maklumat bahwa tidak ada hubungannya antara kematian Ibrahim dengan gerhana matahari. *** Baru-baru ini Roeslan Abdul Gani menyatakan kegusarannya, dalam hubungannya dengan peringatan 100 tahun Bung Karno, karena adanya tendensi untuk mengkultus individukan Bung Karno. Sedangkan semacam Roeslan Abdul Gani, yang dikenal dengan julukan Jubir Usman (juru-bicara Manipol-Usdek), penganut setia ajaran Bung Ksrno menjadi gusar, betapa pula kita yang selektif terhadap ajaran Bung Karno, tentu logis kalau lebih gusar lagi. Inti ajaran Bung Karno terletak dalam "Pancasila" yang diperkenal-kannya pada 1 Juni 1945, yaitu: 1.Kebangsaan Indonesia. 2.Internasio-nalisme. 3.Mufakat. 4.Kesejahteraan Sosial. 5.Ketuhanan yang berkebuda-yaan. Sebelumnya, pada 29 Mei 1945, Mr.Moh.Yamin telah mengemukakan terlebih dahulu lima asas, tetapi ia belum berikan nama, seperti berikut: 1.Peri Kebangsaan. 2.Peri Kemanusiaan. 3.Peri Ke-Tuhanan. 4.Peri Kerakyatan. 5.Kesejahteraan Rakyat. Dituliskan dengan "Pancasila" (di antara dua tanda kutip), karena "Pancasila" ala Bung Karno itu tidaklah konstitusional, berhubung redaksional dan susunan silanya berbeda dengan alinea ke-4 Pembukaan UUD-1945. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, hanya diletakkan pada urutan kelima dengan redaksional Ketuhanan yang berkebudayaan. Asas kebangsaan yang diletakkan pada urutan pertama mempunyai konsekwensi logis mempersatukan nasionalisme, agama dan komunisme, yang disingkat Bung Karno menjadi Nasakom. Artinya pemerintahan dengan koalisi Nasakom itu bercikal-bakal dari "Pancasila" ala Bung Karno. Pemerintahan Nasakom ini menjadikan orang-orang komunis "naik daun" dan mencapakai klimaxnya dengan pemberontakan komunis jilid kedua pada 30 September 1965, yang dihancurkan oleh Orde Baru. Secara jujur patut dihargai jasa Orde Baru dalam hal menghancurkan komunisme. Namun kesalahan Orde Baru dengan menanamkan pohon KKN tidaklah dapat dimaafkan. Sehingga patut diwaspadai "come back"-nya Orde Baru dalam percaturan politik. Namun yang harus lebih diwaspadai lagi ialah "come back"-nya Orde Lama dengan ajaran Bung Karno Nasakom, yang bercikal-bakal dari "Pancasila" kelahiran 1 Juni 1945, yang meletak-kan kebangsaan pada urutan pertama yang membuahkan Nasakom itu. Walla-hu a'lamu bisshawa-b *** Makassar, 17 Juni 2001 [H.Muh.Nur Abdurrahman] http://waii-hmna.blogspot.com/2001/06/479-kultus-individu.html ----------------------------------------- (#) Penelitian Maurice Bucaille tentang Mumi Firaun Membawanya pada Kebenaran Al-Quran. Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah. Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille. Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Bucaille meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut. Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut? Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis. Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat. Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Al-Quran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya. Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Al-Quran telah ada ribuan tahun sebelumnya. Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Al-Quran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu. Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu. Ia berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?'' Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka.'' [Keluaran 14:28].(*) Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung. Berikrar Islam Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin. Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut. Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92). Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Al-Quran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''. Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran. Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia. Karyanya ini menerangkan bahwa Al-Quran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. dia/sya/berbagai sumber --------------------- (*) [Keluaran 14:21-31] 21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. 22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut. 24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." 26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." 27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. 28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. 29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.