Dirangkum dari dhammadesana YM. Bhikkhu Pannyavaro Athami Puja - Vihara Buddha Sasana 31 Mei 2013
Banyak orang saat ini tergiur dengan kedudukan. Bahkan untuk mendapatkan kedudukan itu, orang tidak segan lagi untuk melakukan banyak cara. Kedudukan yang akhirnya terkait dengan materi, memang amat menggiurkan bagi kebanyakan orang. Namun tidak demikian halnya bagi orang yang bijaksana, seperti Pangeran Sidharta. Ketika Pangeran Sidharta melihat penderitaan dari orang tua, sakit dan mati, kemudian Ia berpikir bagaimana agar dapat menghentikan penderitaan itu. Sidharta adalah orang besar yang memiliki cinta kasih yang luar biasa, sehingga Ia mampu meninggalkan segala kemewahan , kedudukan dan keluarganya untuk membebaskan manusia dari penderitaan. Saat Sidharta akan meninggalkan istananya, Dewa Putta Mara datang untuk membujuknya membatalkan niatnya meninggalkan segala kemewahan tsb. Namun Sidharta pada intinya menjawab bahwa kekayaan dan kedudukan tidak dapat melenyapkan penderitaan. Kekayaan dan kedudukan mungkin mengurangi sedikit penderitaan karena dapat memberikan keleluasaan dan kenyamanan, namun pastinya kekayaan dan kedudukan tidak akan mampu membeli jalan pelenyapan penderitaan secara total. Maka Sidharta pergi bertapa, selama 6 tahun penuh perjuangan yang amat keras. Hingga akhirnya, Sidharta berhasil menemukan jalan untuk melenyapkan penderitaan, tepat dibulan purnama waisak. Sidharta mencapai penerangan sempurna, menjadi Buddha. Kemudian selama 45tahun, Buddha mengajarkan jalan itu agar manusia dan mahluk lainnya dapat terbebas dari penderitaan. Jalan yang diajarkan oleh Sang Buddha adalah : 1. Berbuat kebajikan , peduli dan membantu sesama, atau berdana. Banyak orang mengira, membantu sesama atau berdana itu sifatnya sukarela atau terserah hati. Namun sesungguhnya, karena kita itu mahluk sosial, tidak bisa kita hanya hidup sendiri, atau hanya hidup dengan keluarga saja. Bersambung Prasetia (Prajnavira) Surabaya Indahnya berbagi *gift* dan ringannya melepas<3 :$: Kita membutuhkan orang lain agar bisa bertahan hidup, maka berdana ini bukanlah sukarela sifatnya, melainkan sudah menjadi kewajiban kita untuk saling membantu. Kiranya hal ini dapat direnungkan. 2. Pengendalian diri terhadap hal2 yang buruk atau sila. Berdana bukan hanya sekedar berbuat baik, namun berdana juga mencakup pengendalian diri. Dengan kita dapat mengendalikan diri dengan baik, maka kita telah membantu diri sendiri dan orang lain, sehingga tidak membuat penderitaan ataupun menambah penderitaan baik bagi diri sendiri dan orang lain. Sering kali kita dengar atau kita alami sendiri : saya ini sudah banyak berbuat baik, banyak orang yang sudah saya bantu, tapi kok saya malah terkena musibah, masalah, dsbnya. Apakah hal ini masuk akal? Tentu saja.. Jika anda hanya sekedar berbuat baik, tetapi tidak punya pengendalian diri, sembrono dan tidak hati2, berbicara dan berperilaku sesukanya, maka sangat mungkin walaupun anda banyak berbuat baik, anda tetap tertimpah musibah atau masalah. Karena itu, maka kebajikan dan pengendalian diri ini harus dilaksanakan bersama2. Pengendalian diri juga merupakan suatu keteladanan. Dengan pengendalian diri yang baik, Anda telah memberikan contoh pada anak2, keluarga, lingkungan sekitar, sehingga mereka juga ikut menjadi lebih baik. Pengaruh keteladanan ini sangat besar dan efektif. Seperti Sang Buddha juga pernah berkata : " Apa yang aku ajarkan, aku lakukan. Dan apa yang aku lakukan, itulah yang aku ajarkan" Ini adalah suatu contoh keteladanan yang luar biasa. 3. Membersihkan pikiran dari kekotoran batin. Yang terakhir ini, adalah yang terpenting dan merupakan mahkota dari ajaran Sang Buddha. Banyak ajaran lain diluar sana yang mengajarkan tentang kebajikan dan larangan berbuat jahat. Namun, hanya ajaran Sang Buddha lah yang mengajarkan kita untuk membersihkan pikiran. Mengapa membersihkan pikiran ini menjadi sangat penting? Apakah tidak cukup hanya sampai pengendalian diri? Jawabnya Sangat Tidak Cukup. Bersambung Prasetia (Prajnavira) Surabaya Indahnya berbagi *gift* dan ringannya melepas<3 :$: Pikiran adalah pelopor, segala ucapan dan perilaku kita diawali oleh pikiran. Jika pikiran kita penuh kekotoran, bagaimana bisa ucapan dan perilaku kita menjadi baik? Bisa saja kita mengendalikan diri sesaat, kemudian kacau dan lepas kendali lagi, demikian seterusnya. Selama sumbernya masih kotor, sehingga pengendalian itu hanya sesaat sifatnya. Tugas kita adalah membersihkan sumbernya ini dari kekotoran batin melalui meditasi. Jika sumbernya telah menjadi bersih, maka otomatis ucapan dan perbuatan kita akan menjadi baik. Memang tidak mudah untuk sampai diakhir lenyapnya penderitaan. Namun kita bisa mulai berusaha dengan menjalankan apa yang telah diajarkan oleh Sang Buddha. Sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah. Sehingga, meskipun kita belum dapat melenyapkan penderitaan dalam satu kehidupan ini, namun kita sudah mampu mengurangi penderitaan itu baik di kehidupan sekarang maupun di kehidupan2 yang akan datang. Perumpamaan sebagai penutup dan sekaligus untuk perenungan bagi kita bersama : Kita selalu berusaha untuk menjaga dan mempertahankan milik kita yang kita cintai, seperti keluarga, harta, kedudukan, kemasyuran, dsbya.. Tapi apakah kita pernah berusaha untuk menjaga ucapan dan perilaku kita sendiri? Selamat merayakan Waisak dan Athami Puja. Semoga semua mahluk hidup berbahagia. Salam metta, Yolanda Iswardeni: Sadhu3 x Prasetia (Prajnavira) Surabaya Indahnya berbagi *gift* dan ringannya melepas<3 :$: Pagi bahagia. Pagi penuh senyum ceria dgn rasa syukur dan bekaah. Minggu pagi dgn senyum kita ajak keluarga beribadah sesuai keyakinan. Atau ajaklah anak dan cucu untuk bekunjung dan berbagi kepada ortu yg sudah sepuh. Berbagilah kebahagian dan senyumlah .sadhu 3x Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena kita terlampau di cekam oleh ketakutan kita sendiri. Fakta berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita. Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita merasakan sukacita. Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia di cekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi² ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, “Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun. badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus.” Bagaimana dgn Anda? Jangan seperti cerita klasik tersebut. Mengaku sbg manusia dewasa, berkeyakinan, tapi “nyali” kita tetap "tikus". Kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan percaya diri, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita. Sukacita seseorang ditentukan dr keberanian nya dlm menghadapi segala situasi yg terjadi dlm hidup nya, meski dlm kondisi yg paling buruk skalipun, sbab segala sesuatu tergantung dari karma masing2... Be strong..!! Selamat pagi Frens ! Kiriman Herman Saputro Iswardeni: Sadhu 3 Powered by Telkomsel BlackBerry® ------------------------------------ *** Jual Hajar Jahanam Cair Anti Ejakulasi Dini *** http://agenhajarjahanam.net/ *** Jual DVD Pembesaran Alat Vital Pria *** http://www.rahasiaotak.com/?p=3476 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mayapadaprana-dig...@yahoogroups.com mayapadaprana-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: mayapadaprana-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://asia.docs.yahoo.com/info/terms -- --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Mayapada Prana" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke mayapadaprana+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.