UPACARA ATAU IBADAH
http://bloghakekatku.blogspot.com/2013/07/upacara-atau-ibadah.html
 
Download:
https://www.dropbox.com/s/xpnstl5tyg2qu96/UPACARA%20ATAU%20IBADAH.doc
 
Download lengkap:
https://www.dropbox.com/s/by7l9ik13tqhv10/UPACARA%20ATAU%20IBADAH.rar
 
 
Upacara;
 
Upacara adalah suatu kegiatan yang dilakukan
secara resmi/formal. Resmi artinya dianggap sah. Dianggap sah artinya jika
sesuatu yang direncanakan itu sudah dilaksanakan. Jadi, upacara itu merupakan
perbuatan harafiah. 
 
Susunan acara dalam suatu upacara secara garis besar terdiri dari 3:
pembukaan, isi dan penutupan. 
Pembukaan diperlukan untuk menetapkan jam acara itu dimulainya, yakni
sebagaimana jam yang ditentukan dalam undangan/pemberitahuannya. Pada saat
jamnya sudah mencapai, seorang protokol akan mengumumkan bahwa acara sudah siap
untuk dimulai. Itu artinya para undangan harus dalam sikap siap menerima
pertunjukan yang akan diperagakan oleh penyelenggara upacara itu. 
 
Pertunjukan pertamanya biasanya berupa sambutan-sambutan yang maksudnya
menerangkan untuk apa acara itu diselenggarakan. Kemudian disusul acara-acara
yang bersifat selingan – hiburan dengan maksud untuk mengalihkan kebosanan para
undangan. Baru setelah itu acara intinya yang biasanya berbentuk khotbah atau
pidato yang maksudnya menunjukkan arti pentingnya acara itu diselenggarakan. 
 
Nah, setelah semua rangkaian acara yang direncanakan itu selesai
dilaksanakan, maka upacara itu akan dinyatakan secara resmi telah selesai. Para
undangan sudah boleh meninggalkan acara tersebut untuk pulang ke rumah
masing-masing. 
 
 
Acara di gereja;
 
Acara ibadah di gereja sama persis dengan
acara upacara seperti yang saya uraikan di atas. Jam pembukaannya biasanya 
ditandai
dengan bunyi lonceng atau bel: “Teeet………” Jika mendengar bunyi tersebut jemaat
harus mengambil sikap berdiri untuk tanda menghormati rombongan wakil sorga
yang memasuki ruang kebaktian. Rombongan wakil sorga tidak boleh masuk di
ruangan itu sebelum acaranya dimulai dan sebelum menerima sambutan penghormatan
dari seluruh jemaat. Biasanya jika mereka datang, mereka lewat pintu samping
menuju ke belakang panggung. Di situlah para wakil sorga itu berkumpul sebelum
acaranya dimulai. Di situ mereka berias, berkaca dan mengenakan jas dan
dasinya. 
 
Saya ingat ketika kecil suka keluyuran di
THR – Taman Hiburan Remaja, dimana di sana ada panggung lawak yang terkenal:
“Srimulat.” Di belakang panggung itulah para seniman lawak itu mempersiapkan
penampilan mereka sebelum mereka naik panggung. 
 
Jadi, harus ada pertunjukannya bagaimana
mereka melangkahkan kaki memasuki panggung kehormatan yang telah disediakan
untuk mereka. Kursi mereka biasanya dibedakan dari kursi jemaat. Jemaat tidak
boleh duduk di kursi mereka, dan merekapun takkan mau duduk di kursi jemaat.
Lalu semuanya menyanyikan sebuah lagu pembukaan yang dilanjutkan dengan doa
pembukaan. Jadi, pembukaan ibadah itu ditandai dengan masuknya wakil sorga ke
ruang ibadah, nyanyian dan doa. Tanpa ke-3 hal di atas maka cacatlah pembukaan
ibadahnya. Mungkin mereka bisa masuk neraka 
kalau ke-3 hal tersebut tidak dilakukan. 
 
Setelah itu biasanya disusul dengan
laporan-laporan, pertunjukan-pertunjukan, pengumpulan uang karcis masuk yang
disebut: persembahan, baru acara intinya yaitu khotbah dari seorang yang digaji
untuk acara itu. Kalau nggak digaji ya mana mungkin mau? Sebab mereka
mendapatkan kepinteran berkhotbahnya juga dari sekolah dan harus membayar uang
sekolahnya tidak boleh terlambat. Dan berdasarkan apa yang ia terima di bangku
kuliah itulah yang ia sampaikan kepada jemaat. Panjang-lebarnya ilmu sudah
ditentukan, tidak boleh kurang ataupun lebih dari yang sudah diajarkan oleh
gurunya. Jadi, seorang pendeta itu seperti pipa PVC yang fungsinya menyalurkan 
air
dari sumber ke ember. Dia tidak boleh memiliki pikirannya sendiri, selain dari
menyalurkan pikiran nenek-moyangnya. Jika nenek-moyangnya mengajarkan: “YESUS
itu YAHWEH,” maka itulah yang akan dia ajarkan kepada jemaatnya. Sebab kalau
tidak begitu maka pendeta itu akan dianggap tidak waras dan dimasukkan ke
rumahsakit jiwa. 
 
Dan dengan alasan ibadah kepada TUHAN itu
harus tertib, maka khotbah pendeta dilarang untuk dikomentari. Jemaat tidak
boleh mempertanyakannya, melainkan harus menerimanya sebagai Firman TUHAN
sekalipun bertentangan dengan Alkitab. Padahal Alkitab juga disebut Firman
TUHAN. Adakah Firman TUHAN itu saling bertabrakan – kontradiksi? Tapi kenyataan
membuktikan bahwa khotbah pendeta harus dianggap benar. Jemaat harus
menjawabnya dengan: “Amien,” sebagai tanda menyetujui perkataannya. 
 
Jadi, ketika pendeta itu berkata: “YESUS
adalah YAHWEH,” jemaatnya akan menyahut: “Amien.” Sekalipun Alkitab menuliskan
bahwa YESUS itu ANAK YAHWEH. 
 
Dalam ibadah itu dikatakan bahwa TUHAN hadir
di antara mereka. Jika benar TUHAN hadir di acara itu, masakan TUHAN-pun
dilarang mengoreksi perkataan pendeta yang keliru? Masak TUHAN itu disetarakan
dengan jemaat sehingga harus menerima mentah-mentahan segala omongan pendeta
yang berkhotbah?! Hebat sekali posisi pendeta, jika TUHAN-pun harus
manggut-manggut?! 
 
Nah, roda kesalahan ini berputar terus dari
Sabat ke Sabat, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, bahkan dari abad ke
abad, tanpa ada seorangpun yang bertindak mengoreksi system tersebut. Dan
system yang error ini disebutnya sebagai ibadah. Masakan ibadah itu error?!
Kalau ibadah error itu artinya adalah ibadah secara sepihak, tanpa kehadiran
TUHAN. Sebab ibadah yang sempurna itu harus ada kehadiran TUHAN selaku Penerima
ibadah. Kita pihak yang mempersembahkan sedangkan TUHAN adalah Penerima
persembahan kita, baik berupa puji-pujian maupun doa-doa kita. Tapi jika di
acara itu yang menjadi tuan yang berkuasanya pendeta, bukan TUHAN, masakan
TUHAN masih mau menghadirinya?
 
 
Ibadah di rumah;
 
Di rumah berbeda dengan di gereja. Di rumah tidak ada pendeta. Karena
itu yang kita Pertuankan jelas hanya TUHAN. Kita berhubungan dengan TUHAN
secara langsung. Kita berdoa dengan bibir sendiri, bukan diwakili oleh bibir
pendoa di gereja. Kita berdoa atas nama diri kita sendiri, bukan sebagai wakil
orang lain. 
 
Di rumah kita membuka acara tidak perlu harus memencet bel:
„Teeeet.....“ Tidak perlu harus berdiri menyaksikan masuknya tamu-tamu dari
sorga, tidak perlu harus menyanyikan lagu wajib, juga tidak perlu pakai doa 
pembukaan.
Kita bisa melakukan komunikasi dengan TUHAN sebagaimana kita berkomunikasi
dengan orangtua kita. Tidak perlu harus memakai catatan acara; jam sekian
berbicara dengan bapak, jam sekian bicara dengan ibu, dan jam sekian harus
berbicara dengan adik atau kakak. Jam sekian pembicaraan dengan bapak harus
diakhiri. Selesai atau tidak selesai kalau di acara diskusi sekolah Sabat, jika
sudah 45 menit harus ditutup dianggap selesai. 
 
Ketika kita membaca Alkitab, kita membacanya secara langsung, tanpa
penterjemah. Tidak ada intervensi pendeta yang menyalurkan ajaran
nenek-moyangnya. Jika di Alkitab tertulisnya: „YESUS adalah ANAK ALLAH,“ tidak
mungkin kita akan membacanya: „YESUS adalah YAHWEH.“ Kecuali kita buta huruf,
maka lumrahlah kalau ngawur.
 
Jadi, ibadah di rumah kelihatannya lebih familiar daripada ibadah di
gereja yang kaku kayak upacaranya zombie. Ibadah di rumah klop sekali dengan
usaha ALLAH untuk mendekatkan Diri dengan kita, sebagai: „BAPA“ kita. 
 
Jika demikian, apakah anda masih yakin ke gereja itu sebuah ibadah?
 
 
 


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

                                                                                
                          

>>Surat-menyurat :   hakekathidu...@yahoo.co.id, 
                                   hakekatku...@yahoo.co.id, 
                                   hakekatku...@yahoo.co.id, 
                                   hakekathidup...@yahoo.co.id, 
                                   hakekathidupku_nol...@yahoo.co.id,
                                   newhakeka...@yahoo.co.id, 
 
>>Milis Group :         hakekatku...@yahoogroups.com, 
                                    http://groups.yahoo.com/group/hakekatku_00/
 
                                    newhakeka...@yahoogroups.com, 
                                    http://groups.yahoo.com/group/newhakekatku/
 
 
>> Bl o g :                  http://bloghakekatku.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

posting    : bisnis-ret...@egroups.com

subscribe  : bisnis-retail-subscr...@egroups.com

unsubscribe: bisnis-retail-unsubscr...@egroups.com

Web        : http://www.bisnis-pulsa.com/?id=warungpulsa

>>> Tingkatkan kewirausahaan, sukses & sejahtera <<<Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/bisnis-retail/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/bisnis-retail/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    bisnis-retail-dig...@yahoogroups.com 
    bisnis-retail-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    bisnis-retail-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke