Waktu kita marah dan memarahi keluarga atau orang sekeliling kita, atau dijalanan yg macet,sepertinya kita mendapat kepuasan dan menunjukkan kekuasaan dan paling benar pada orang lain. Sebenarnya kita sama dgn melemparkan kotoran pada muka kita dan menunjukkan kelemahaan dan kekalahan kita dlm pengendalian diri . “Si dungu merasa kemenangan telah diperoleh Ketika dengan ucapan, ia mencerca dengan kasar; Tetapi bagi ia yang mengerti, Menahan dengan sabar adalah kemenangan sejati.
“Seseorang yang membalas kemarahan dengan kemarahan Dengan cara demikian membuat segala sesuatu menjadi lebih buruk bagi dirinya. Tidak membalas kemarahan dengan kemarahan, Seseorang memenangkan peperangan yang sulit dimenangkan. “Ia berlatih demi kesejahteraan kedua belah pihak— Dirinya dan orang lain— Ketika, mengetahui bahwa musuhnya marah, Ia dengan penuh perhatian mempertahankan kedamaiannya. “Ketika ia memperoleh penyembuhan bagi kedua belah pihak— Dirinya dan orang lain— Orang-orang yang menganggapnya dungu Adalah tidak terampil dalam Dhamma.” ■SN 7.3 Asurindaka Sutta. Kiriman Indra Halim via Prasetia Iswardeni Citra Nusantara: Thks yach Powered by Telkomsel BlackBerry® -- --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Mayapada Prana" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke mayapadaprana+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.