Wa'alaikum salam wr wb,

> Bisa jadi CIA memang banyak memanfaatkan laporan2
> kerja TAF (The Asia
> Foundation) selama di Indonesia, tapi aku yakin 100%
> TAF tidak secara
> langsung melaporkan ke CIA. Selama ini TAF sering
> membuat laporan ke
> senat america. Nah, setelah dari senat aku gak tau
> kemana laporan itu
> akhirnya.

Itu adalah pendapat teman anda yang bekerja di TAF.
TAF membuat laporan ke senat AS. Jika senat saja dapat
laporan, tentu CIA yang merupakan badan intelijen bisa
mengetahui laporan tsb.

> Jika TAF di tuding membidani lahirnya JIL dan
> counter KHI (Kompilasi
> Hukum Islam), aku rasa tidak 100% benar..tetapi ini
> lebih seperti gayung
> bersambut. JIL punya agenda sendiri, dan orang2 di
> depag itu juga punya
> agenda sendiri dan kebetulan sekali itu sesuai
> dengan misi TAF dalam
> meliberalisasi islam (maybe). Jadi tanpa TAF pun JIL
> dan counter KHI,
> serta kelompok2 pro gender itu akan tetap ada, hanya
> saja memang tidak
> bisa dipungkiri bahwa mereka besar salah satunya
> karena donor dari TAF.

Seperti teman anda sebut, gayung bersambut. TAF hanya
akan mendanai LSM "Islam" yang pahamnya sesuai dgn
misi TAF, yaitu Pluralisme, persamaan gender (merubah
hukum waris), sekularisasi, dsb. Tidak mungkin TAF
memberikan sumbangan pada ormas Islam yang ingin
menegakkan syariat Islam.

TAF tentu tahu bahwa tindak-tanduk JIL yang menganggap
semua agama sama benarnya, Al Qur'an tidak asli lagi,
atau membuat fiqih lintas agama di mana wanita muslim
bebas menikah dgn non muslim bertentangan dengan
ajaran Islam dan menyinggung ummat Islam. Jika TAF
baik, TAF tentu segera menghentikan bantuannya dan
menyumbangkan uangnya untuk ormas Islam yang lurus
seperti DDII, Hidayatullah, MMI, dsb.

> Mengenai JIL memiliki jaringan radio 68H, aku rasa
> itu salah kaprah.
> Radio 68H itu dimiliki oleh PT.MLIN, dia satu grup
> dengan teater utan
> kayu, ISAI, tempo group. Kebetulan saja JIL
> berkantor disini dan mungkin
> memang JIL dulunya lahir dari orang2 yang banyak
> kumpul2 di utan kayu
> itu, tapi aku yakin 100% kalo radio 68H itu bukan
> milik JIL, karena aku
> pernah mengaudit radio 68H.

Sebagian ulama menggolongkan beberapa media seperti
Radio 68H, Tempo, dsb sebagai corong yang menyuarakan
Islam Liberal. Mungkin tidak dimiliki secara resmi
oleh JIL, tapi banyak orang JIL yang bekerja di situ
dan menyuarakan suara Islam Liberal.

Saat ini kriteria Muslim yang baik agak kabur. Ada
yang rajin sholat dan puasa kita anggap Muslim yang
baik meski dia mungkin menolak tegaknya syariat Islam
atau menganggap semua agama sama benarnya.
Wassalam
--- Muhammad Moran Syahriz <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Assalamualaikum,
> 
> Berikut opini teman saya yang pernah bekerja di TAF.
> Saya sendiri percaya dengan kredibilitas teman saya
> sebagai seorang muslim.
> Sejauh apa yang teman saya dapat, seperti inilah
> pendapatnya...
> wallahu'alam
> 
> 
> 
> 
> ------- Quote
> 
> Tulisan dibawah ada benarnya, tapi juga gak semua
> benar...paling tidak
> berdasarkan pengamatanku selama disana.
> Bisa jadi CIA memang banyak memanfaatkan laporan2
> kerja TAF (The Asia
> Foundation) selama di Indonesia, tapi aku yakin 100%
> TAF tidak secara
> langsung melaporkan ke CIA. Selama ini TAF sering
> membuat laporan ke
> senat america. Nah, setelah dari senat aku gak tau
> kemana laporan itu
> akhirnya.
> 
> Jika TAF di tuding membidani lahirnya JIL dan
> counter KHI (Kompilasi
> Hukum Islam), aku rasa tidak 100% benar..tetapi ini
> lebih seperti gayung
> bersambut. JIL punya agenda sendiri, dan orang2 di
> depag itu juga punya
> agenda sendiri dan kebetulan sekali itu sesuai
> dengan misi TAF dalam
> meliberalisasi islam (maybe). Jadi tanpa TAF pun JIL
> dan counter KHI,
> serta kelompok2 pro gender itu akan tetap ada, hanya
> saja memang tidak
> bisa dipungkiri bahwa mereka besar salah satunya
> karena donor dari TAF.
> 
> Rasanya program TAF juga tidak semuanya jelek,
> program tentang demokrasi
> dan JPPR aku rasa banyak manfaatnya/ banyak
> bagusnya, kan itu juga
> sesuai dengan kemauan pemerintah indonesia dalam hal
> ini panwaslu.
> Mengenai program TAF untuk penyebaran paham
> kapitalisme aku tidak yakin
> ya...karena aku sendiri tidak tau apa yang di maksud
> oleh tulisan paham
> kapitalisme disini. Setahuku taf memang banyak
> mendorong proses
> demokratisasi, seperti pendidikan demokrasi di
> pesantren, tapi rasanya
> islam juga mengenal demokrasi deh...jadi demokrasi
> jelas bukan
> kapitalisme.
> Ada juga program taf tentang reformasi hukum. Disini
> banyak bekerjasama
> dengan komnasham, DPR, komisi ombudsman, komisi
> hukum nasional, semuanya
> adalah komisi2 negara. Ada juga program tentang
> riset otonomi daerah,
> tentang potensi2 di setiap daerah2 dan
> permasalahannya. Jadi aku rasa
> mungkin memang ada agenda tersembunyi dibalik itu,
> itu kita yang tidak
> tau...tapi yang ada di permukaan sih banyak juga
> programmnya yang
> bagus2..
> 
> Mengenai JIL memiliki jaringan radio 68H, aku rasa
> itu salah kaprah.
> Radio 68H itu dimiliki oleh PT.MLIN, dia satu grup
> dengan teater utan
> kayu, ISAI, tempo group. Kebetulan saja JIL
> berkantor disini dan mungkin
> memang JIL dulunya lahir dari orang2 yang banyak
> kumpul2 di utan kayu
> itu, tapi aku yakin 100% kalo radio 68H itu bukan
> milik JIL, karena aku
> pernah mengaudit radio 68H.
> 
> Mengenai iklan di tv tentang islam warna-warni...ini
> memang di danai
> oleh TAF.
> Aku sendiri berpendapat iklan itu bagus..yaitu
> mengajak rekonsiliasi di
> ambon, agar tidak terjadi perang...hanya pilihan
> kata2nya "warna-warni"
> yang mungkin tidak tepat. Tapi sebenarnya iklan itu
> tidak mengiklankan
> JIL atau ajaran liberal...tema yang di ambil juga
> bagus yaitu khitanan
> massal.
> 
> Tentang program book for asia atau bagi2 buku untuk
> asia oleh taf, aku
> rasa ini program yang palliiiingg bagus. Karena
> buku2 yang di bagikan
> banyak sekali...setahuku kebanyakan adalah buku2
> tentang ekonomi/ hukum/
> dan buku2 anak2...tidak ada tentang buku2 agama atau
> kapitalis. Banyak
> universitas2 yang minta buku ini. Tapi sekarang
> program ini sudah jauh
> berkurang...mungkin karena terlalu sibuk ngurusin
> program politik ya....
> Sayang sekali....
> 
> -----end of quote-----
> 
> Wassalam
> 
> 
> 
>                                                     
>                       
>              A Nizami                               
>                       
>              <[EMAIL PROTECTED]                      
>                       
>              om>                                    
>                    To 
>              Sent by:                 
> media-dakwah@yahoogroups.com        
>              [EMAIL PROTECTED]                      
>                    cc 
>              ogroups.com                            
>                       
>                                                     
>               Subject 
>                                        Re:
> [media-dakwah] JIL, CIA dan     
>              08/08/2005 05:33          Imperialisme
> Barat                  
>              PM                       
> [hidayatullah.com]                  
>                                                     
>                       
>                                                     
>                       
>              Please respond to                      
>                       
>              [EMAIL PROTECTED]                      
>                       
>                 ogroups.com                         
>                       
>                                                     
>                       
>                                                     
>                       
> 
> 
> 
> 
> Assalamu'alaikum wr wb,
> 
> Itulah yang dinamakan psy-war / propaganda.
> Dengan propaganda, kita bisa membuat lawan mengikuti
> kemauan kita tanpa harus membuang peluru.
> 
> Misalkan ada satu negara dengan penduduk 100 juta
> jiwa. Dengan perang biasa, belum tentu dapat
> ditaklukan.
> 
> Tapi dengan berbagai propaganda, baik dengan
> mendanai
> LSM yang ada atau pun masuk ke media massa negara
> tsb,
> bisa jadi sebagian besar penduduk negara tsb jadi
> termakan propaganda negara yang melakukan
> psy-war/propaganda. Hingga bisa dijadikan kawan atau
> jajahan (paling tidak secara politik/ekonomi).
> 
> Selain mendanai berbagai LSM, AS lewat Voice of
> America (VOA) juga sudah masuk ke berbagai media
> seperti Metro TV, Sonora, serta media massa lainnya.
> Itu yang kelihatan.
> 
> Yang secara halus dan sulit dilihat tentu lebih
> banyak
> lagi.
> 
> Wassalam
> 
> --- Erwin Kurnia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > *JIL, CIA dan Imperialisme Barat
> > *[hidayatullah.com]
> >
> > */Dari segi ide besarnya, JIL lebih mirip
> > kepanjangan imperalisme Barat
> > atas dunia Islam yang dicarikan bentuk
> pembenarannya
> > dari khazanah
> > Islam. Dasi segi politis, ada benang merah dengan
> > CIA. Benarkah?/*
> >
> > Oleh: Thoriq*
> >
> > *) Penulis adalah mahasiswa Syari'ah Islamiyah
> > Universitas Al Azhar
> > Cairo Mesir
> >
> >
> > Setelah sekian taun JIL (Jaringan Islam Liberal)
> > mendeklarasikan
> > keberadaanya --didirikan sekitar Maret
> 2001—kini,
> > mulai nampak
> > tanda-tanda keberhasilannya. Setidaknya,
> > fenomena-fenomena baru yang
> > sangat gamblang --yang semula nampak dengan
> > ‘malu-malu’—kini sudah
> > banyak dirasakan. Salah satu impact penting yang
> > timbul dari lahirnya
> > gudang pemikiran itu adalah lahirnya atmosfir
> > ‘konyol’ yang oleh
> > kebanyakan pengikutnya disebut dengan istilah
> > “kekritisan berfikir”.
> > Atmosfir baru sebagian kaum terpelajar muslim,
> kini,
> > seakan-akan ada
> > perubahan mendadak. Terutama cara mereka berfikir,
> > berargumen.
> >
> > Tiba-tiba mereka terlihat begitu semangat
> > ‘mengkritisi’ Al-Qur’an,
> > menolak beberapa nash hadits-hadish shahih, serta
> > menuduh para ulama’
> > sebagai kelompok konserfatif. Anak-anak muslim
> > ‘terpelajar’ itu juga
> > terlihat sangat antusias berbicara, berdiskusi,
> > mengadakan seminar,
> > workshop, lokakarya untuk membahas tema-tema
> > demokrasi, kebebasan
> > berekspresi, skularisasi, pluralisme, dan
> kesetaraan
> > gender. Mereka
> > bahkan teramat sibuk bergelut dengan
> > referensi-referensi liberal.
> > Bacaan-bacaan wajib mereka, kini Tahrirul Mar’ah
> > milik Qasim Amin, The
> > Spirit of Islam-nya Amir Ali, serta Al Islam wa
> > Ushul Al Hukmi yang
> > sesungguhnya hanya jiplakan dari tulisan
> orientalis
> > Inggris Thomas W.
> > Arnold. Nama-nama semisal, Sayid Ahmad Khand,
> > Arkeun, Ali Abdul Razik,
> > Charles Kuzman, Fatimah Marnissi, Nasir Hamid Abu
> > Zaid dan Fadzlurrahman
> > seolah-olah “kitab suci” baru yang kini
> melekat di
> > otak mereka. Di saat
> > yang sama, mereka mulai tampak malas menelaah
> > Al-Qur’an, bahkan boleh
> > jadi mules (muak, red) jika mendengar dalil-dalil
> > dari hadits. Yang
> > jelas, mereka begitu percaya diri dengan identitas
> > itu, dan begitu
> > bangga disebut liberal.
> >
> > Sebuah pertanyaan penting yang kerap ada dalam
> > kepala orang adalah;
> > “Apakah program-program JIL perpanjangan
> > imperialisme barat? Apakah
> > identitas Islam hanya kedok untuk meloloskan
> > ideologi kapitalis?. Sudah
> > barangtentu akan banyak dalih yang mereka
> kemukakan.
> >
> > Perpanjangan Imperialis
> >
> > Kalau boleh jujur, sebenarnya, ide-ide besar JIL
> > dapat dipahami dalam
> > kerangka kepanjangan imperalisme Barat atas Dunia
> > Islam, yang pada
> > gilirannya, dicari-cari bemtuk pembenarannya dari
> > khazanah Islam.
> >
> > Kalau kita mengamati dengan seksama tentang
> > agenda-agenda JIL, maka kita
> > akan menemukan korelasi antara imperialisme barat
> > dan agenda JIL. Luthfi
> > Asy-Syaukanie, salah satu motor JIL pernah
> menyebut
> > dengan jujur empat
> > agenda utama lahirnya Islam Liberal. Pertama,
> agenda
> > politik, Kedua,
> > agenda toleransi agama, Ketiga, agenda emansipasi
> > wanita, dan Keempat,
> > agenda kebebasan berekpresi.
> >
> > Dalam agenda politik, misalnya, kaum muslimin
> > “diarahkan” oleh JIL untuk
> > mempercayai sekularisme, dan menolak sistem
> > pemerintahan Islam
> > (Khilafah). Dalam agenda plurarisme, kelompok ini
> > menyeru bahwa semua
> > agama adalah benar, tidak boleh ada truth claim.
> > Agenda emansipasi
> > wanita, seperti menyamaratakan secara absolut
> peran
> > atau hak pria dan
> > wanita tanpa kecuali, dan agenda kebebasan
> > berekspresi, seperti hak
> > untuk tidak beragama, tak jauh bedanya dengan
> agenda
> > politik di atas.
> > Semua ide-ide ini pada ujung-ujungnya, pada
> > muaranya, kembali kepada
> > ideologi dan kepentingan imperialis.
> >
> > Karena itu, sulit sekali-untuk untuk tidak
> > mengatakan --minimal
> > mustahil-- mencari akar pemikiran-pemikiran
> tersebut
> > dari Islam itu
> > sendiri secara murni, kecuali setelah melalui
> > pemerkosaan teks-teks
> > Al-Qur’an dan As-Sunnah. Misalnya teologi
> pluralisme
> > yang menganggap
> > semua agama benar, sebenarnya berasal dari hasil
> > Konsili Vatikan II
> > 1963-1965) yang merevisi prinsip extra ecclesium
> > nulla salus (di luar
> > Katolik tak ada keselamatan) menjadi teologi
> > inklusif-pluralis, yang
> > menyatakan keselamatan dimungkinkan ada di luar
> > Katolik. (Islam Liberal:
> > "Sejarah, Konsepsi dan Penyimpangannya", Adian
> > Husaini dan Nuim Hidayat).
> >
> > Selain itu, dari kerangka ideologi, ide-ide JIL
> > sendiri, dapatlah
> > kiranya dinyatakan sebagai ide-ide kapitalisme.
> > Luthfi Asy-Syaukanie
> > dalam bukunya Wajah Liberal Islam di Indonesia
> > (2002) telah berhasil
> > menyajikan deskripsi dan peta ide-ide JIL. Jika
> > dikritisi, kesimpulannya
> > adalah di sana ada banyak contekan sempurna
> terhadap
> > ideologi
> > kapitalisme. Tentu ada kreativitas dan modifikasi.
> > Khususnya pencarian
> > ayat atau hadits atau preseden sejarah yang
> kemudian
> > ditafsirkan secara
> > paksa agar cocok dengan kapitalisme. Ide-ide besar
> > kapitalisme itu
> > antara lain; (1) sekularisme, (2) demokrasi, dan
> (3)
> > kebebasan. Dukungan
> > kepada sekularisme --pengalaman partikular Barat--
> > nampak begitu
> > getolnya mereka melakukan penolakan terhadap
> bentuk
> > sistem pemerintahan
> > Islam (khilafah), dan penolakan yang begitu
> > bersemangat terhadap syariat
> > Islam. Tetapi mereka menerima begitu saja semua
> > gagasan demokrasi tanpa
> > ada nalar kritis. Istilahnya, mereka cepat-cepat
> > ‘melek’ (terbelalak)
> > jika mengkritisi Islam, tapi buru-buru buta
> > (pura-pura tak melihat) jika
> > sumber-sumber itu datangnya dari Barat.
> >
> > Kentalnya ide-ide pokok kapitalisme dan berbagai
> > derivatnya ini, masih
> > ditambah dengan suatu metode berpikir yang
> > kapitalistik pula, yaitu
> > menjadikan ideologi kapitalisme sebagai standar
> > pemikiran. Meminjam
> > bahasa Al Jawi, ide-ide kapitalisme diterima lebih
> > dulu secara taken for
> > granted dan dianggap benar secara absolut, tanpa
> > pemberian peluang untuk
> > didebat (ghair qabli li an-niqasy) dan tanpa ada
> > kesempatan untuk diubah
> > (ghair qabli li at-taghyir). Lalu ide-ide
> > kapitalisme itu dijadikan cara
> > pandang (dan hakim!) untuk menilai dan mengadili
> > Islam.
> >
> > JIL Asia Foundation dan CIA
> >
> > The Asia Foundation adalah LSM raksasa yang markas
> > besarnya di San
> > Fransisco. LSM ini memiliki 17 kantor cabang di
> > seluruh Asia, termasuk
> > Washington, D.C. Tahun 2003 kemarin, The Asia
> > Foundation mengucurkan
> > bantuan sebesar 44 juta USD dan mendistribusikan
> 750
> > ribu buku dan
> > materi pendidikan yang nilainya berkisar mencapai
> 28
> > juta USD di seluruh
> > wilayah Asia.
> >
> > Sebagaimana dikutip situs resmi pemerintah AS,
> > http://usinfo.state.gov,
> > Oktober lalu –beberapa hari menjelang Pemilu di
> > Afghan-- lalu, The Asia
> > Foundation, membikin program The Mobile Theater
> > Project, sebuah bioskop
> > keliling. Dengan alasan pendidikan demokrasi
> --atau
> > lebih tepat kampanye
> > pemaksaan demokrasi— mereka berkeliling kampung
> > untuk memutar film
> > dengan ditonton sekitar 430.000 pemirsa.
> >
> > Di Indonesia, dalam Pemilu 2004 kemarin, seperti
> > diakuinya di situs
> > http://www.asiafoundation.org/, lembaga ini ikut
> > mendanai JPPR (JPPR
> > atau Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat)
> > dengan mempekerjakan
> > 141.000 relawan dan melakukan training kurang
> lebih
> > 70 ribu orang.
> > Mereka bisa memanfaatkan radio dengan asumsi 25
> juta
> > pendengar,
> > memanfaatkan TV yang ditonton 74 juta pemirsa,
> juga
> > menguasai media
> > cetak dengan perkiraan dibaca 3 juta orang.
> >
> > Di Indonesia, keberadaanya sudah ada sejak tahun
> > 1970. Mereka berdiri di
> > balik program-program bernama; training keagamaan,
> > studi gender, HAM
> > dalam Islam, civic education di lembaga-lembaga
> > Islam, pusat pembelaan
> > perempuan untuk Islam (Muslim Women Advocacy), dan
> > isu-isu pluralisme,
> > paralalel dengan program-program JIL.
> >
> > Jika dilihat berbagai agenda dan kegiatannya
> selama
> > ini, ada korelasi
> > antara agenda-agenda JIL dengan LSM Raksasa
> bernama
> > The Asia Foundation.
> >
> > Tidak bisa dipungkiri, bahwa kehidupan kelompok
> ini
> > amat tergantung pada
> > kucuran dana dari The Asia Foundation. Dan karena
> > donor yang amat besar
> > dari LSM ini, maka JIL dalam waktu yang relatif
> > singkat sudah bisa
> > mendirikan Radio satelit pertama di Indonesia,
> Radio
> > 68H, yang siarannya
> > direlai puluhan pemancar radio di Indonesia, mampu
> > membeli satu halaman
> > penuh koran Jawa Pos, bahkan mampu menayangkan
> > iklan-iklan di televisi
> > dengan durasi yang panjang, semisal iklan “Islam
> > Warna-Warni” yang
> > akhirnya berhenti tayang karena somasi MMI,
> bahkkan
> > bisa menghidupi
> > kegiata-kegiatan mereka yang membutuhkan biaya
> > besar. Jika ditilik dari
> > sponsor utama (sebut The Asia Foundation) yang
> > selama ini menjadi
> > ‘penyangga’ utama pendanaan JIL, bisa ditarik
> > kesimpulan bahwa The Asia
> > Foundation adalah jaringan ‘induk’nya. Dengan
> bahasa
> > lain, JIL adalah
> > ‘karyawan’ The Asia Foundation yang bertugas
> di
> > lapangan, untuk
> > menjalankan proyek-proyek besarnya.
> >
> > The Asia Foundation, yayasan ini ditengarai banyak
> > mendanai
> > kegiatan-kegiatan dalam rangka penyebaran paham
> > kapitalisme dan
> > sejenisnya. Yang paling nampak mencolok
> keterlibatan
> > The Asia Foundation
> > bagaimana dia mem-back up Tim Pengarasutaman
> Gender
> > (PUG) bentukan
> > Departemen Agama, yang kemudian berhasil menyusun
> > draf Kompilasi Hukum
> > Islam yang isinya kemudian menimbulkan
> > kontroversial.
> >
> > Merujuk sebuah makalah yang berjudul CIA's Hidden
> > History in the
> > Philippines, Roland G. Simbulan, yang disampaikan
> > pada ceramahnya di
> > University of The Philipinnes (18 Agustus, 2000),
> > mengutip dari tulisan
> > seorang sosiolog Amerika, James Petras, yang
> dimuat
> > dalam Journal of
> > Contemporary Asia, menggambarkan, bagaimana LSM
> yang
> > besar bisa
> > dikendalikan --jika tidak didukung oleh pemerintah
> > Amerika-- atau
> > perusahaan raksasa yang dikendalikan agen-agen
> > rahasia atau CIA yang
> > ingin memanfaatkannya sebagai sarana penyamaran.
> > Yang dimaksud Petras,
> > hal itu untuk mengelabuhi dan menghindari konflik
> > yang diakibatkan
> > benturan langsung terhadap struktur resmi
> > pemerintahan. Serta
> > menghindari class analysis adanya penjajahan dan
> > eksploitasi kapitalis.
> >
> > Roland G. Simbulan juga menjelaskan bahwa yang
> > memainkan peran CIA yang
> > paling menonjol di Manila adalah The Asia
> > Foundation. Pernyataan ini
> > dinilai cukup valid, karena didasari oleh
> pernyataan
> > seorang anggota
> > Departemen Birokrasi Amerika, William Blum. Dalam
> > sebuah resensi buku
> > yang berjudul Asia Foundation is the principal CIA
> > front, dalam salah
> > satu buku seorang jurnalis investigasi majalah
> > Times, Raymond Bonner,
> > yang berjudul: Waltzing with a Dictator: The
> > Marcoses and the Making of
> > American Policy, menyatakan bahwa “Asia
> Foundation
> > adalah bentukan dan
> > kedok CIA!”. Ini semakin diperkuat oleh
> interview
> > Roland G. Simbulan
> > dengan seorang mantan mata-mata CIA yang
> beroperasi
> > di Philipina pada
> > tahun 1996, dimana ia aktif menggunakan yayasan
> ini
> > (The Asia
> > Foundation) sebagai agen. Bahkan secara
> > terang-terangan pula diungkapkan
> > dalam laporan tahunan The Asia Foundation,
> > tahun1985, yang menyebutkan
> > di dalamnya pernyataan Victor Marchetti, salah
> satu
> > dari pimpinan deputy
> > CIA, bahwa “Asia Foundation didirikan oleh CIA
> dan
> > sampai 1967 mendapat
> > subsidi darinya.” (Asia Foundation Annual
> Report,
> > 1985). Jelas, bahwa
> > LSM The Asia Foundation memang bentukan CIA,
> > didirikan sebagai alat, dan
> > sarana untuk memperluas dan mempermudah proses
> > imperialisme Amerika
> > Serikat terhadap Negara-negara lain di kawasan
> Asia
> > Pasifik dengan cara
> > non konfrontatif.
> >
> > Dari sini pulahlah, boleh jadi, JIL --setelah
> > dilihat dari substansi ide
> > yang diusung, serta pertnershipnya-- bahwa
> > sesungguhnya aktifitasnya
> > tidak ada hubungannya dengan Islam, tidak pula ada
> > sangkut-pautnya
> > dengan perbedaan metode penafsiran nash,
> > pembaharuan, pencerahan, atau
> > sifat kritis. Aktifitas JIL, sekali lagi --boleh
> > jadi-- tak lain,
> > merupakan kemungkinan aktivitas intelejen asing
> yang
> > hendak menancapkan
> > kuku-kuku imperialismenya di bumi umat Islam,
> > umumnya dan Indonesia,
> > pada khususnya. Benarkah demikian? Wallahu
> a’lam.
> >
> >
> >
> >
> >
> > Gugun G. wrote:
> >
> > > Mohon informasi latar belakang, pendidikan
> formal
> > atau pendidikan Agama
> > > untuk para tokoh2 JIL ini
> > > Kok kurang ajar sekali......................atau
> > karna pengaruh dan
> > > kecanduan drug dolar
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: media-dakwah@yahoogroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Behalf Of Zakaria
> > > Sent: Monday, August 08, 2005 1:43 PM
> > > To: media-dakwah@yahoogroups.com
> > > Subject: RE: [media-dakwah] Pandangan Ahli Agama
> > thd Fatwa MUI mengenai
> > > Ahmadiyah dan Islam Liberal
> > >
> > > Mereka adalah hamba-hamba "Dollar", salah satu
> > dari mereka adalah Ulil
> > > Abshar AbdDollar
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: media-dakwah@yahoogroups.com
> > > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf
> Of
> > Ahmadi Agung
> > > Sent: Monday, August 08, 2005 1:33 PM
> > > To: media-dakwah@yahoogroups.com
> > > Subject: RE: [media-dakwah] Pandangan Ahli Agama
> > thd Fatwa MUI mengenai
> > > Ahmadiyah dan Islam Liberal
> > >
> > >
> > > Manusia-manusia yg meminta Fatwa MUIdi cabut,
> > mereka Mewakili IBLIS ,
> > > TITIK.
> > >
> > > Salam JIHAD
> > > AL-Pacitan
> > >
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: Erwin Kurnia
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > >
> > >
> > > ============ KUTIPAN =========================
> > > Siapa saja yang duduk di MUI?
> > > Mereka adalah wakil-wakil dari organisasi dan
> > mahzab
> > > dalam Islam.
> > > Diantaranya NU, Muhammadiyah, DDII, para ulama,
> > kiai,
> > > ahli fiqh, hingga pondok pesantren. Pokoknya
> dari
> > semua mahzab ada.
> > > Mereka bukan orang sembarangan. Mereka mewakili
> > bagian dari kelompok
> > > terbesar umat Islam ini.
> > >
> > > Jadi kalau segelintir orang meminta MUI mencabut
> > > fatwa, memangnya mereka
> > > mewakili siapa?
> > > ===============================================
> > >
> > >
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been
> > removed]
> > >
> > >
> > >
> > > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke
> milis
> > Media Dakwah.
> > > Kirim email ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> > > Yahoo! Groups Links
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
>
--------------------------------------------------------
> > >
> > > This message (including any attachments) is only
> > for the use of the
> > > person(s) for whom it is intended. It may
> contain
> > Mattel confidential,
> > > proprietary and/or trade secret information. If
> > you are not the intended
> > > recipient, you should not copy, distribute or
> use
> > this information for any
> > > purpose, and you should delete this message and
> > inform the sender
> > > immediately.
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke
> milis
> > Media Dakwah.
> > > Kirim email ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> > > Yahoo! Groups Links
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis
> > Media Dakwah.
> > Kirim email ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >     [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> >
> >
> >
> 
> 
> Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media
> Dakwah
> Kirim email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam
> protection around
> http://mail.yahoo.com
> 
> 
> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis
> Media Dakwah.
> Kirim email ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 


Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12he8j1e9/M=364397.6958316.7892810.4764722/D=groups/S=1705076179:TM/Y=YAHOO/EXP=1123678122/A=2915264/R=0/SIG=11t7isiiv/*http://us.rd.yahoo.com/evt=34443/*http://www.yahoo.com/r/hs";>Get
 fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home 
page</a></font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke