begini Pak Henri, kalau dibaca artikel tersebut, perputaran sampai 180
derajat, artinya setelah berubah menghadap kiblat baru, maka posisi imam
jadi ada di belakang makmum. Jd bagaimana posisi imam untuk ini? Apakah
dibiarkan saja imam dibelakang makmum? atau imam pindah tempat ke depan?
atau ada orang yg maju menggantikan posisi imam dan imam yg lama menjadi
makmum?

On 10/20/05, Henri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Waalaikum salam Wr.Wb
>  Kalo melihat contoh Rasulullah yaitu memutar arah kiblat kita sesuai dg
> kiblat yg sebenarnya, trus biasanya kalo saya pak Ziad lebih baik mengulang
> sholatnya biar lebih yakin.
>
> ----- Original Message -----
> *From:* ziad <[EMAIL PROTECTED]>
> *To:* Henri <[EMAIL PROTECTED]>
> *Sent:* Thursday, October 20, 2005 2:16 PM
> *Subject:* Re: [media-dakwah] Masjid Qiblatain Masjid Berkiblat Dua
>
> assalamualaykum,
> bagaiman cara merubah kiblat saat sedang shalat?
> wassalam.
>
> On 10/19/05, Henri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > . Masjid Qiblatain Masjid Berkiblat Dua
> >
> >
> > Sebuah peristiwa penting berupa perpindahan arah kiblat dialami
> > Rasulullah SAW dan para sehabat daat sedang melakukan shalat dzuhur
> > berjamaah di Masjid Qiblatain. Itulah mengapa masjid ini dinamai Qiblatain
> > yang berarti dua kiblat.
> >
> > Syahdan ketika Rasulullah SAW sedang melakukan salat dzuhur (riwayat
> > lain menyebutkan salat ashar) berjamaah di Masjid Qiblatain, mendadak turun
> > wahyu (Q.S. Al-Bagarah:114) yang memerintahkan mengubah arah kiblat dari
> > Masjidil Aqsa di Palestina (utara) ke Ka'bah di Masjidil Haram di Mekkah
> > (selatan).
> >
> > "Sungguh Kami melihat mukamu, menengadah ke langit, maka sungguh Kami
> > akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah
> > Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.
> > Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwu
> > berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya dan Allah
> > sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan"
> >
> > Padahal, ketika turun wahyu tersebut shalat telah berlangsung dua
> > rakaat. Maka begitu mendengar wahyu tersebut, serta merta Rasulullah SAW dan
> > para shahabat langsung memindahkan arah kiblatnya atau memutar arah 180
> > derajat. Dan peristiwa perpindahan kiblat itu dilakukan sama sekali tanpa
> > membatalkan shalat. Juga tidak dengan mengulangi shalat dua rakaat
> > sebelumnya. Ayat itu sendiri adalah ayat yang diturunkan kepada Rasulullah
> > SAW yang telah lama mengharapkan dipindahkannya kiblat dari Masjidil Aqsa ke
> > Masjidil Haram.
> >
> > Peristiwa yang terjadi pada bulan Rajah 12 H itulah yang menjadi cikal
> > bakal pemberian nama Masjid Qiblatain yang berarti dua kiblat. Sebelum
> > dinamai Qiblatain karena perubahan arah kiblat itu, masjid yang terletak di
> > atas bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah, itu bernama Masjid Bani
> > Salamah.
> >
> > Tadinya di dekat Masjid Qiblatain ada telaga yang diberi nama Sumur
> > Raumah, sebuah sumber air milik orang Yahudi. Mengingat pentingnya air untuk
> > masjid, maka atas anjuran Rasulullah SAW, Usman bin Affan kemudian menebus
> > telaga tersebut seharga 20 ribu dirham dan menjadikannya sebagai wakaf. Air
> > telaga tersebut hingga sekarang masih berfungsi untuk bersuci dan mengairi
> > taman di sekeliling masjid, serta kebutuhan minum penduduk sekitar. Hanya
> > bentuk fisiknya sudah tidak kelihatan, karena ditutup dengan tembok.
> >
> > Dalam perkembangannya, pemugaran Masjid Qiblatain terus-menerus
> > dilakukan, sejak zaman Umayyah, Abbasiyah, Utsmani, hingga zaman
> > pemerintahan Arab Saudi sekarang ini. Pada pemugaran-pemugaran terdahulu,
> > tanda kiblat pertama masih jelas kelihatan. Di situ diterakan bunyi QS.
> > AlBaqarah: 114, ditambah larangan bagi siapa saja yang shalat agar tidak
> > menggunakan kiblat lama itu.
> >
> > Berziarah ke Masjid Qiblatain mengandung banyak hikmah. Selain ibadah
> > shalat wajib dan sunat di sana, jamaah dapat juga memetik ibrah (suri
> > teladan) dari para pejuang Islam periode awal (as-sabiqunal awwalun) yang
> > begitu gigih menyebarkan risalah Islamiyah, melaksanakan perintah Allah SWT
> > baik dalam segi ibadah mahdlab (ritual), seperti berjamaah, mengganti
> > kiblat, dan menyucikan diri, maupun dalam segi ibadah ghair mahdlah (sosial)
> > seperti menyisihkan harta untuk kepentingan umat, untuk memugar masjid dan
> > lain sebagainya.
> >
> > Bila mengacu pada peristiwa di atas, maka kita perlu memberitahukan arah
> > kiblat yang sebenarnya meski kepada orang yang sedang shalat. Dan baginya
> > boleh merubah atau membetulkan arah posisi kiblat meski dalam shalat, tanpa
> > perlu mengulangi rakaat yang salah arahnya. TC Nar
> > Sumber: Majalah Travel Club
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> >
> > Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> > Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke