Keutamaan dan Hak Sahabat Rasulullah SAW
   
  Berikut ini adalah hadits – hadits shahih yang menceritakan keutamaan Sahabat 
Rasulullah SAW,
   
    
   Dari Abdullah bin Mas’ud ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Khairun naasi 
qarnii tsummal ladziina yaluunaHum tsummal ladziina yaluunaHum” yang artinya 
“Sebaik – baik manusia adalah pada zamanku, kemudian zaman berikutnya, kemudian 
zaman berikutnya” (HR. Bukhari no. 3651 dan Muslim no. 2533)
   
    
   Abu Burdah meriwayatkan dari bapaknya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wa 
ahshaabii amanatun liummatii faidzaa dzahaba ashhaabii ataa ummatii maa 
yuu’aduun” yang artinya “Dan sahabatku adalah pengaman bagi umatku, jika 
sahabatku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas umatku” 
(HR. Muslim no. 2531)
   
    
   Rasulullah SAW bersabda, “Inna amannan naasi ‘alayya fii maaliHi 
washuhbatiHi abuubakrin” yang artinya “Sesungguhnya yang paling besar jasanya 
padaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar” (HR. Bukhari no. 3654 
dan Muslim no. 2382)
   
    
   Sa’ad bin Abi Waqqash ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “IiHan 
yabnal khaththaabi wal ladzii nafsii biyadiHi maa laqiyakasy syaithaanu 
saalikan fajjan qaththu illaa salaka fajjan ghaira fajjik” yang artinya 
“Bahagialah wahai Ibnul Khaththab, demi Allah, setiap kali setan berpas-pasan 
denganmu pada satu jalan ia pasti memilih jalan lain selain jalan yang engkau 
lalui” (HR. Bukhari no. 3683 dan Muslim no. 2396)
   
    
   Rasulullah SAW bersabda perihal Utsman bin Affan ra., “Alaa astahii min 
rajulin tastahii minHul malaa-ikatu” yang artinya “Tidakkah aku malu terhadap 
lelaki yang para malaikat malu terhadapnya !?” (HR. Muslim no. 1401)
   
    
   Dari Abu Sarihah ra. atau Zaid bin Arqam ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, 
“Man kuntu maulaaHu fa’aliyun maulaaHu” yang artinya “Barangsiapa yang 
mengangkat diriku sebagai walinya maka Ali adalah walinya juga” (HR. Ahmad 
dalam Kitab Al Fadhaail no. 959, At Tirmidzi, An Nasa’i dalam Kitab Khashaaish 
Ali no. 76 dan Ibnu Abi Syaibah, hadits ini shahih)
   
    
   Dari Irbad bin Sariyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wa man ya’isy 
minkum fasayarakh tilaafan katsiran fa’alaikum bimaa ‘araftum min sunnatii wa 
sunnatil khulafaair raasyidiin al maHdiyyiin” yang artinya “Barangsiapa yang 
hidup sepeninggalku ia pasti melihat perselisihan yang amat banyak.  Hendaklah 
kalian tetap memegang teguh sunnahku yang kalian ketahui dan sunnah Khulafaur 
Rasyidin yang berada diatas petunjuk” (HR.  Imam Ahmad dalam Kitab Musnad 
IV/126-127, Abu Dawud no. 4607, At Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 42 dan Ad 
Darimi no. 95, hadits ini shahih)
   
  Dan masih banyak hadits – hadits shahih maupun atsar yang menceritakan 
tentang keutamaan para Sahabat Rasulullah SAW dan tentu saja keutamaan mereka 
banyak juga disebutkan di dalam Al Qur’an Al Karim, maka dari itu mereka 
radhiyallaHu ‘anHum memiliki hak – hak istimewa yang harus dipenuhi oleh 
seluruh kaum muslimin diantaranya :
   
    
   Mencintai mereka ra. Perlu diketahui mencitai mereka berarti kita telah 
mewujudkan konsekwensi cinta terhada Allah SWT, sebab Allah SWT telah 
mengabarkan bahwa Dia telah ridha terhadap para sahabat ra.
   
  “Rabb mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, 
keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal” (QS 
At Taubah 21)
   
    
   Memohonkan rahmat dan ampunan untuk mereka ra.  Sebagai realisasi firman 
Allah SWT,
   
  “Dan orang – orang yang datang sesudah mereka (yaitu sesudah kaum Muhajirin 
dan Anshar), mereka berdoa, ‘Yaa Rabb kami, berilah ampun kepada kami dan 
saudara – saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah 
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang – orang beriman, 
Yaa Rabb kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang ‘” (QS Al 
Hasyr 10)
   
  3.      Menahan lisan dari membicarakan kesalahan mereka ra. apalagi mencela 
mereka ra.  Hal ini karena kesalahan mereka ra. sangatlah sedikit dibandingkan 
dengan kebaikan mereka ra. yang begitu banyak, apalagi sumber kesalahan mereka 
bersumber dari ijtihad yang diampuni.  Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah 
SAW bersabda,
   
  “Laa tasubbuu ashhaabii fawal ladzii nafsii biyadiHi lau anfaqa ahadukum 
mitsla uhudin dzaHaban maa balagha mudda ahadiHim walaa nashiifaHu” yang 
artinya “Janganlah kalian mencela sahabatku, demi Dzat yang jiwaku berada di 
tangan-Nya seandainya seorang diantara kalian berinfak emas seperti gunung 
Uhud, sungguh belum menyamai satu mud seorang diantara mereka, tidak pula 
separuhnya” (HR. Bukhari no. 3673 dan Muslim no. 2541)
   
  Nabi SAW juga bersabda,
   
  “Idzaa dzukira ashhaabii fa-amsikuu” yang artinya “Apabila disebut sahabatku 
maka diamlah” (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Ash 
Shahihah no. 34)
   
  Maka dari itu Al Munawi berkata, “Yakni apa yang terjadi diantara mereka 
berupa peperangan dan persengketaan, (maka diamlah) secara wajib dari mencela 
mereka dan membicarakan mereka dengan tidak pantas, karena mereka adalah sebaik 
– baiknya umat” (Kitab Faidhul Qadir 1/347)
   
  Sedangkan sikap membela sahabat dan mencela para pencela sahabat adalah 
warisan para ulama salafush shalih. Imam Abu Zur'ah Ar-Raazi Rahimahullahu 
berkata ,  "Apabila anda melihat seseorang mencela salah satu sahabat 
Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Sallam maka ketahuilah bahwa dia itu zindiq, 
karena Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Sallam  menurut kami adalah benar dan 
Al-Qur'an itu benar. Sesungguhnya yang menyampaikan Al-Qur'an dan hadits kepada 
kita adalah para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Sallam. Mereka (yang 
mencela para sahabat) hanyalah ingin mencela para saksi kita untuk membatalkan 
Al-Qur'an dan sunnah, padahal celaan itu lebih pantas untuk mereka dan mereka 
adalah orang-orang zindiq" [lihat Kitab Al-Kifaayah fii 'ilmil riwaayah oleh 
Al-Khatib Al-Baghdadi hal.67]. 
   
  Dan Imam Al-Barbahaari Rahimahullahu berkata dalam Kitab Syarhus sunnah hal 
50 no.104, "Apabila anda melihat seseorang mencela para sahabat Rasulullah 
Shallallahu 'alahi wa Sallam  maka ketahuilah bahwa dia itu pemilik ucapan yang 
jelek dan pengekor hawa nafsu".
   
  Akhirnya, Yaa Allah saksikanlah bahwa kami mencintai sahabat Nabi-Mu dan 
berlepas diri dari perilaku kaum Syi’ah Rafidhah (dan selainnya) yang mencela 
sahabat Nabi-Mu.
   
  Maraji’
  1.      Mengenal Keutamaan Mutiara Zaman, Hamd bin Abdillah bin Ibrahim Al 
Humaidi, Darul Haq, Jakarta, Cetakan Pertama, Agustus 2002 M.
  2.      Disarikan dari Tulisan Ustadz Abu Ubaidah Al Atsari, Majalah Al 
Furqan, Lajnah Dakwah Ma’had Al Furqan, Edisi 12, Tahun IV, Rajab 1426 H, hal. 
20.



KuHanyaOrangBiasa 
 
MURNIKAN TAUHID, TEGAKAN SUNNAH
 
Dari Abu Dzar ra., Rasulullah SAW bersabda, "Jibril berkata kepadaku, 
'Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan 
sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'" (HR. Bukhari) 



                
---------------------------------
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke