Wa'alaikum salam wr wb,

--- Harry Sufehmi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> jika kita telah merasa bahwa Allah swt selalu
> melihat kita (sehingga kita malu jika akan berbuat
> dosa), dst - maka sebetulnya kita telah mengamalkan
> tasawwuf.

Sesungguhnya pedoman kita dalam beribadah hanya Al
Qur'an dan Hadits. Bukan yang lainnya. Jadi jika kita
mengerjakan kebaikan/ibadah, itu tak lain karena kita
mengamalkan ajaran yang ada di Al Qur'an dan Hadits.
Bukan mengamalkan yang lain.

"Sesungguhnya perkataan yang paling baik adalah kitab
Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ,dan perkara
yang paling buruk adalah perkara yang baru dan setiap
bid'ah adalah tersesat" ( H.R Muslim ) .

Jika memang tasawuf begitu penting  untuk diamalkan,
tentu Allah menyebutnya dalam Al Qur'an dan Nabi
menjelaskannya di dalam hadits. Toh kata sufi dan
tasawuf  tidak sekalipun di sebut dalam Al Qur'an dan
Hadits. Bahkan  bukan berasal dari bahasa Arab.

> Nah, kalau Islam juga melulu berupa fikih, maka
> hasilnya adalah para ahli ibadah, yang tetapi belum
> tentu bisa merasakan nikmatnya beragama Islam.

Jika kita baca Al Qur'an dan hadits, niscaya kita akan
tahu bahwa ajaran Islam bukan semata fikih. Tapi
begitu luas dan dalam. Di satu hadits disebut Islam,
Iman, dan Ihsan. Islam merupakan rukun Islam yang 5,
kemudian Iman merupakan fondasi keimanan kita terhadap
Allah, malaikat, Nabi, kitab suci, dsb, sementara
Ihsan untuk kekhusyukan dalam beribadah seakan2 kita
melihat Allah atau Allah melihat kita.

Dalam Al Qur’an dan Hadits tidak cuma diajarkan cara
shalat, puasa, zakat, tapi juga lainnya seperti
mengucapkan salam pada orang yang ditemui, bersabar,
cinta kepada Allah hingga menitikkan air mata, jihad,
nikah, sederhana, bersedekah, jujur, dan sebagainya.
Bahkan tata cara makan, di tempat tidur, mandi junub
pun diatur.

Begitu pula dengan cara2 mendekatkan diri kepada Allah
seperti puasa Daud, sholat tahajjud, zikir, membaca
surat Al Kahfi setiap Jum’at, dan sebagainya sudah
dipandu lewat Al Qur’an dan Hadits. Jadi kenapa kita
harus mencari dari sumber yang lain padahal Allah
menyatakan bahwa agama Islam sudah sempurna?

"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu
,dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah
Ku-ridha'I islam itu jadi agama bagimu ". ( Q.S ;
Al-maidah : 3 ) .

> Seperti kata Imam Malik:
> "Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawuf tanpa
> fikh maka dia telah zindik, 
> dan barangsiapa mempelajari fikh tanpa tasawuf dia
> tersesat,
> dan siapa yang mempelajari tasawuf dan fikh dia
> meraih kebenaran"

Kita tentu tahu bahwa pedoman kita adalah Al Qur’an
dan Hadits yang sahih. Bukan yang lainnya. Jangankan
perkataan manusia biasa, perkataan Nabi saja tapi jika
sanad/silsilahnya ada yang cacat/dloif tidak bisa
dijadikan pegangan.

Jika memang tasawuf harus dipelajari, tentu Allah dan
Rasulnya sudah menyuruh ummat Islam belajar dan
mengamalkan tasawuf di dalam Al Qur’an dan Hadits.

Imam Malik adalah seorang imam yang besar, madzhab
fiqihnya banyak diikuti ummat, aneh kan jika dia
menyuruh orang belajar tasawuf tapi beliau sendiri
tidak belajar/mengajar ilmu tasawuf yang penting itu?
Bahkan tak ada satu pun dari imam madzhab yang 4 yang
menulis kitab Tasawuf.

Imam Malik lahir pada tahun 93H dan meninggal pada
tahun 179H *1, sementara istilah sufi/tasawuf sendiri
baru muncul pada pertengahan abad III Hijriyyah oleh
abu Hasyimal-Kufi (w. 250 H.) dengan meletakkan
al-Sufi dibelakang namanya. *2

Oleh karena itu, kebenaran Imam Malik berkata agar
kita belajar tasawuf sangat diragukan karena hingga
beliau meninggal kata Tasawuf belum muncul.
 
> Kebanyakan aliran tasawuf memang sesat / merubah
> syariat Rasulullah saw. Tapi, jangan ini jadi
> membuat kita anti kepada tasawuf. Malah, bisa jadi
> sebetulnya kita telah melakukan tasawuf, tanpa kita
> sadari :-)

Kebetulan ana pernah belajar sedikit tentang Tasawuf.
Dulu ana melahap habis kitab Ihya’ ‘Uluumuddiin karya
Imam Al Ghazali, Tasawuf Modern-nya Buya Hamka, serta
kitab Ma’rifat karena katanya Tasawuf puncak dari
ajaran Islam. Tapi setelah ana kaji, lebih baik kita
mempelajari Al Qur’an dan Hadits.

Sebagaimana pernyataan di atas, banyak aliran tasawuf
sesat, nah mengapa kita mempelajari aliran yang ada
kesesatannya? Bukankah lebih aman belajar Al Qur’an
dan Hadits?

Jika sufi kaliber besar macam Al Hallaj dan Siti Jenar
bisa tersesat dan mengaku sebagai Allah, bagaimana
dengan nasib sufi kelas kroco? Tentu kemungkinan
sesatnya lebih besar lagi.

Sebagaimana agama Yahudi dan Nashrani, ajaran Tasawuf
selain mengandung kesesatan juga mengandung kebenaran.
Nah kita tidak bisa mempelajari hal yang campur-aduk
kesesatan dengan kebenaran hanya untuk mendapat
kebenaran. Allah melarang itu:

“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang
haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran,
padahal kamu mengetahuinya?” [Ali 'Imran:71]  

Untuk menggapai kebenaran lebih baik kita mempelajari
yang haq: Al Qur’an dan Hadits.

Memang tasawuf mengajarkan zuhud atau kesederhanaan,
tapi contohnya sering berlebihan. Di kitab Ihya
‘Uluumuddiin disebut bagaimana orang pakai pakaian
bulu yang demikian kotor hingga berkutu. Ini
bertentangan dengan sunnah Nabi yang menyuruh ummat
Islam agar bersih lewat perintah wudlu dan mandi.
Ketika ke masjid, Nabi pakai minyak wangi. Orang yang
makan bawang disarankan tidak ke masjid hingga hilang
baunya. Ini agar tidak mengganggu orang di sebelahnya.

Ketika sholat shof harus rapat. Nah jika ada sufi
kotor dengan pakaian bau dan berkutu, apa kita tidak
merasa terganggu dan gatal-gatal? Nabi hidup
sederhana, tapi dalam takaran yang wajar.

Begitu pula dengan contoh sufi yang hanya beribadah
saja dan tidak cinta dunia hingga untuk makan
berkeliling ke teman-temannya menumpang makan selama
seminggu sekali hingga setahun sekali. Nabi dan para
sahabat tidak pernah mencontohkan itu.

Dalam rangka tazkiyatun nafsi atau pembersihan diri,
para sufi cenderung menghilangkan syari’at jihad dan
juga penegakkan hukum Islam, padahal itu merupakan
kewajiban agama.

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak
ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan
orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta
mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang
berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang
yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka
Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah
melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang
duduk dengan pahala yang besar,” [An Nisaa’:95]

“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasik.” [Al Maa-idah:47]

Nah meski Nabi sabar, jujur, qana’ah, dsb, namun Nabi
tetap berjihad dan berusaha menegakkan hukum Allah.
Oleh karena itu hendaknya kita berusaha mengikuti
teladan Nabi. Bukan yang lainnya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.” [Al Ahzab:21]
 
Demikian sekedar masukan dari saya yang juga sedang
belajar.

Wassalamu’alaikum wr wb

*1: http://www.al-firdaus.com/PedomanMazhab/Chap2.php
*2: http://ms.wikipedia.org/wiki/Sufisme


Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke