Wa'alaikumussalam warohmatulloh wabarokatuh,

Mau nambahin saja bahwa disitulah terjebaknya para pengikut sufi masa
lampau dan kontemporer oleh para syaikh dan assatidz sufi dengan lebih
menonjolkan karomah-karomah daripada keshalihan syaikh Abdul Qadir
Jaelani yang menyebabkan beliau mendapatkan karomah tersebut dari Allah.

Karomah memang benar ada dan hanyalah orang shalih sajalah yang
mendapatkan karomah tapi para pengikut yang awam terkesan lebih
cenderung mempelajari bagaimana tanpa "keshalihan" bisa mendapatkan
karomah. Atau dengan kata lain aku malas mengkaji al qur'an dan sunnah
syaithon bisa mempermainkan manusia dengan tapi hanya mau dapat
karomahnya saja. Kalo sudah begini keadaannya maka syaithon akan
mempermainkan manusia awam dengan menciptakan karomah-karomah palsu.
Seperti kasus terbaru Lia Aminudin yang ditemani Jin yang mengaku
malaikat Jibril.

Ambillah hikmah dari seorang Lia yang awam (dia ngaku sendiri kalo masih
awam silahkan lihat kisahnya di berbagai media) tiba-tiba didatangi
makhluk halus yang tidak dia ketahui jenisnya (maklum masih awam) yang
mengaku nurulhuda dan kemudian selanjutnya mengaku jibril. Dan dengan
percaya dirinya mengkaitkan dirinya (Lia) seperti nabi Muhammad dulu
yang ummi (yang dipahami sebagi buta baca-tulis) yang di datangi Jibril.
Klop deh dengan ilmu agama yang minim tanpa periksa lagi
keterangan-keterangan Al Qur'an dan Hadits lainnya yang berkaitan dengan
Tarikh dan sirah Nabi, ttg profil malaikat jibril, tentang musailamah al
Kadzab dlsb, Lia secara "tidak langsung" mengaku Nabi karena didatangi
malaikat jibril. Malah pengakuannya yang terang-terangan sering berubah
dari Imam Mahdi menjadi malaikat Jibril, statusnya sekarang sebagai
malaikat Jibril.

Kemudian Jin-jin kafir (syaithon laknatullah 'alaih) yang selalu berada
di dekatnya memberikan "karomah-karomah" yang beragam dari bisa
menyembuhkan orang sakit, menemukan mata air ajaib sampai mengeluarkan
fatwa untuk membunuh ulama dan assatidz di kawasan Bungur yang mencegah
ajaran atau agama baru Lia Aminudin. Begitulah singkat ceritanya tentang
ajaran Lia Aminudin.

Di satu sisi dalam menyeru apapun perlu bukti apakah benar seseorang itu
utusan Allah atau bukan, oleh karenanya Para Nabi dan Rosul diberikan
mukjizat untuk ditunjukkan kepada manusia yang diseru agar manusia
tambah mantap keyakinannya. Dan untuk Ulama sebagai wali Allah dan
penerus Nabi hanya diberikan karomah. Esensinya sama tapi istilahnya
beda Nabi mendapatkan Mukjizat dan ulama mendapatkan karomah. Lalu
bagaimana mendapatkannya? Keduanya hanya merupakan bantuan dari Allah
atas keshalihan seseorang yang sesuai dengan kriteria Qur'an dan Sunnah.
Nabi Muhammad sholallahu 'alaihi wa salam adalah profil manusia shalih,
shiddiq, dan syuhada (mujahidin) maka ciri-ciri keshalihan ada di dalam
sunnah-sunnah beliau bukan amalan-amalan yang dikarang sendiri dari
riwayat "konon kabarnya", "kata orang tua dulu" dlsb yang tidak jelas
sanadnya.

Dalam menyiarkan kebenaran ulama tidak perlu lebih menunjukkan karomah
cukuplah riwayat-riwayat mukjizat para Nabi dan Rosul terutama Nabi
Muhammad dan karomah para salafush shalih yang dijadikan dalil untuk
meyakinkan umat atas kebenaran agama ini. 

Dalam Islam, Karomah tidak bisa dikeluarkan begitu saja karena sama
dengan mukjizat tidak ada kursus atau latihan untuk bisa menunjukkan
karomah.

Terkait masalah karomah ini bisa menguak penyimpangan dalam ajaran sufi
yang terkandung dalam ilmu Laduni yang dicari-cari dan diadakan
pelatihannya.

Lihat saja sirah nabawi adakah Nabi dan para sahabatnya latihan
mukjizat? Semua itu ibarat hadiah dari Allah atas ketakwaan Rosul dan
para shahabatnya untuk menegakkan Agama Allah meluruskan agama-agama
nabi-nabi sebelumnya yang belum sempurna.

Beberapa mukjizat Nabi Muhammad yang pernah kita tahu adalah yang
terbesar adalah Al Qur'an kemudian bulan yang terbelah, keluar air
bersih dari sela-sela jari Nabi, sarang laba-laba dan burung di pintu
gua, suara-suara keras di akhirat dlsb.

Karomah para salafush shalih diantaranya terbangnya/melayangnya pasukan
kaum muslimin disaat dikejar pasukan musuh dan terhenti di pinggir
perairan sampai saat mereka melayang ada sendok yang nyemplung ke laut
sedangkan mereka tetap berjalan melayang menjauhi musuh. Kalo tidak
salah ini terjadi di zaman shahabat.
Ada pula seorang tabi'in yang tidak diterkam macan saat sholat sunnah di
tengah hutan dalam peristirahatan dari jihad fie sabilillah malah
ditemani dan hal tersebut disaksikan oleh pengawalnya yang melihat dari
atas pohon saking takutnya.
Ada juga seorang alim ulama yang shalih yang bisa menyuruh semua
binatang buas keluar dari hutan karena pasukannya akan beristirahat dan
sekaligus berlindung dari musuh Islam.

Itu semua (mukjizat dan karomah) didapatkan karena dalam rangka
menegakkan kalimat Allah atau syariat Allah.
Saat sekarang dimana syariat sudah tidak lagi tegak malah sibuk
mencari-cari karomah dengan berbagai macam amalan di berbagai thoriqoh
sufi yang banyak itu. Ada versi thoriqoh Naqsabandiyyah, Fathimiyyah
dlsb.

Jika karomah bisa dicari terutama karomah kebal peluru dan bom nuklir
insya Allah agama ini akan tegak lebih cepat karena tidak perlu lagi bom
syahid. Kita bisa mempermainkan musuh Allah dengan senda gurau bahkan
bisa bolak-balik sampai sekian kali ke markas musuh Allah membawa rompi
bom dan pemilik "karomah" masih hidup dengan baju yang gosong berasap.
Tapi ternyata tidak ada riwayatnya khan? 
Mukjizat dan karomah adalah pemberian Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang
waktu dan tempatnya Allah yang menghendaki bukan sesuatu yang bisa
dikehendaki manusia seenaknya saja.
Makanya ada porsi mati syahid dalam Islam. Itu tidak lebih merupakan
kesaksian seorang hamba yang jujur terhadap Allah dalam menuju kepadaNya
dengan mentaati segala perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya
segenap kemampuannya.

Abu Fahmi


-----Original Message-----
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of A Nizami
Sent: Friday, January 13, 2006 5:11 PM
To: media dakwah
Subject: Re: [media-dakwah] Sosok Abdul Qodir Jaelani

Assalamu'alaikum wr wb,

> Syekh 'Izuddin bin Abdissalam mengatakan: "Tidak ada seorangpun yang 
> karamahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali Syekh Abdul Qadir 
> Jiilany."

Ucapan di atas seperti meletakkan Syekh Abdul Qadir Jaelani di atas
Nabi. Padahal riwayat Nabi termasuk mukjizatnya diriwayatkan di ratusan
ribu hadits dan lebih mutawatir ketimbang syekh tsb.

> Syekh Nuruddin asy-Syathonufy al-Muqry mengarang sebuah buku yang 
> menjelaskan tentang sirah dan karamah beliau dalam 3 jilid, dalam buku

> tersebut dikumpulkan semua berita yang berkaitan dengan syekh baik itu

> berita yang benar, palsu maupun hanya cerita rekaan.

Nah dari situ terbuka bahwa dalam Tasawuf kepalsuan/rekaan dicampur
dengan kebenaran.

Padahal sebagai manusia yang bukan Nabi, Abdul Qadir Jaelani tidaklah
maksum/terbebas dari dosa/kesalahan.

Oleh karena itu lebih baik kita meneladani Nabi Muhammad SAW yang
nyata-nyata maksum.

--- Hangga <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> -----Original Message-----
> From: [EMAIL PROTECTED]
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ummu Ja'far
> Sent: 13 Januari 2006 15:36
> To: sabili
> Subject: [Sabili] Sosok Abdul Qodir Jaelani
> 
> 
> http://www.eramuslim.com
> 
> Sosok Abdul Qodir Jaelani
> Assalamu `alaikum, 
> 
> Siapakah Syekh Abdul Qodir Jaelani? Dan mengapakah
> begitu diagungkan 
> oleh sebagian saudara kita?
> 
> BUDI SUCI
> 
> 
> Jawaban
> 
> Assalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
> 
> Syekh Abdur Qadir Jilany adalah adalah imam yang
> zuhud dari kalangan 
> sufi. Nama lengkap beliau adalah Abdul Qadir bin Abi
> Sholih Abdulloh 
> bin Janki Duwast bin Abi Abdillah bin Yahya bin
> Muhammad bin Daud bin 
> Musa bin Abdillah bin Musa al-Hauzy bin Abdulloh
> al-mahdh bin Al-Hasan 
> al-mutsanna bin al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib
> Al-Jailani dinisbahkan 
> ke sebuah tempat di dekat thobristan yaitu Jiil,
> atau Jilan atau Kilan
> 
> Beliau lahir tahun 471 H di Jiilan dan Kemudian di
> masa mudanya beliau 
> pergi ke Baghdad dan belajar dari al-Qadhy Abi Sa'd
> al-Mukhorromy. 
> Beliau pun banyak meriwayatkan hadits dari sejumlah
> ulama pada masa 
> itu di antaranya; Abu Gholib al-Baqillany dan Abu
> Muhammad Ja'far as-
> Sirraj.
> 
> Syekh 'Izuddin bin Abdissalam mengatakan: "Tidak ada
> seorangpun yang 
> karamahnya diriwayatkan secara mutawatir kecuali
> Syekh Abdul Qadir 
> Jiilany." Syekh Nuruddin asy-Syathonufy al-Muqry
> mengarang sebuah buku 
> yang menjelaskan tentang sirah dan karamah beliau
> dalam 3 jilid, dalam 
> buku tersebut dikumpulkan semua berita yang
> berkaitan dengan syekh 
> baik itu berita yang benar, palsu maupun hanya
> cerita rekaan.
> 
> Di antara cerita yang terdapat dalam buku tersebut
> adalah sebuah kisah 
> yang diriwayatkan dari Musa bin Syekh Abdul Qadir
> al-Jilany ia 
> berkata: Aku mendengar ayahku bercerita: Pada suatu
> waktu, ketika aku 
> sedang berada dalam perjalanan di sebuah gurun.
> Berhari-hari lamanya 
> aku tidak menemukan air, dan aku sangat kehausan.
> Tiba-tiba ada awan 
> yang melindungiku dan turun darinya setetes air
> kemudian aku 
> meminumnya dan hilang rasa dahagaku, kemudian aku
> melihat cahaya 
> terang benderang, tiba-tiba ada suara memanggilku,
> "Wahai Abdul Qodir, 
> Aku Rabbmu dan Aku telah halalkan segala yang haram
> kepadamu." Maka 
> Abdul Qodir berkata: "Pergilah wahai engkau Syetan
> terkutuk." Tiba-
> tiba berubah menjadi gelap dan berasap, kemudian ada
> suara yang 
> mengucapkan: "Wahai Abdul Qodir, engkau telah
> selamat dariku (syetan) 
> dengan amalmu dan fiqihmu." Demikian sedikit kisah
> tentang Abdul 
> Qodir.
> 
> Syekh Abdul Qadir memiliki 49 orang anak, 27 di
> antaranya adalah laki-
> laki. Beliaulah yang mendirikan tariqat
> al-Qadiriyah. Di antara 
> tulisan beliau antara lain kitab Al-Fathu
> Ar-Rabbani, Al-Ghunyah li 
> Thalibi Thariq Al-Haq dan Futuh Al-Ghaib. Beliau
> wafat pada tanggal 10 
> Rabi?ul Akhir tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M
> pada saat usia 
> beliau 90 tahun.
> 
> Adapun penyebab kenapa begitu banyak orang di zaman
> sekarang yang 
> mengagungkan beliau, adalah karena beliau termasuk
> orang yang sholih 
> dan banyak karomahnya. Hanya saja kebanyakan dari
> mereka bersikap 
> berlebih-lebihan dalam hal tersebut (al-Ghulu) dan
> menempatkan beliau 
> di atas derajat para Nabi. Tentunya hal tersebut
> adalah perbuatan yang 
> dilarang. (Tarikhul Islam Lidz-Dzahaby tahun 561-570
> H, Siyar A'lam 
> an-Nubala' 20/439-451)
> 
> Wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
> 
> Ahmad Sarwat, Lc.
> 
> 
> 
> 
> 


Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links



 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke