Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Semoga cerita dibawah ini bermanfaat !!!

-----Original Message-----
From: Djoko Prabowo - AD2 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 02 Februari 2006 15:33
Subject: Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, Tapi Sembuh Atas
Izin Allah


  Wanita Pengidap Kanker Divonis Mati Oleh Dokter, Tapi Sembuh Atas Izin
Allah
    Ini adalah kisah yang patut dijadikan pelajaran zaman. Kisah seorang
wanita bernama, Laila al-Hulw yang sebelumnya tidak penah mengingat Allah
dan lupa kepada-Nya. Suatu ketika, ia diberi cobaan dengan penyakit yang
menakutkan dan menjijikkan sekaligus mematikan. Barulah setelah itu, ia
tersadar dan menyadari bahwa hanya Allah lah tempat berlindung dan memohon.
Dia lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Yang Maha menyembuhkan.
Kemudian ia habiskan waktunya untuk mendekatkan diri kepada-Nya di
rumah-Nya, Baitullah al-Haram dan di sanalah terjadi kejadian aneh yang
akhirnya merubah kehidupannya secara total. 

Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak penuturannya: 

Sudah 9 tahun aku mengidap penyakit yang sangat mengerikan sekali, yaitu
penyakit kanker. Semua orang pasti tahu bahwa nama ini sangat menakutkan. Di
negeriku, Maroko, orang tidak menyebutnya penyakit as-Sarathan (kanker)
tetapi disebut 'momok' (al-Ghawl) alias 'penyakit kotor (al-Maradl
al-Khabits).' 

Penyakit ini mengenai bagian payudaraku. Sebelumnya, tingkat keimananku
kepada Allah sangatlah lemah; aku lalai dari mengingat Allah. Aku mengira
bahwa kecantikan seseorang akan abadi selama hidupnya dan masa muda dan
kesehatannya juga demikian. Aku sama sekali tidak mengira akan menderita
penyakit yang amat berbahaya, kanker. Namun setelah aku benar-benar
menderita penyakit ini, jiwaku menjadi sangat guncang. Aku berpikir
bagaimana bisa menghindar darinya tetapi hendak kemana? Sementara penyakitku
ini akan selalu bersamaku di mana pun aku berada. Aku juga pernah berpikir
untuk bunuh diri namun aku masih mencintai suami dan anak-anakku. Aku sama
sekali tidak pernah berpikir bahwa Allah akan menyiksaku bilamana aku jadi
bunuh diri -sebagaimana yang aku jelaskan tadi- sebab aku orang yang lalai
dari mengingat Allah. 

Rupanya, melalui penyakit ini Allah ingin memberikan hidayah kepadaku dan
melalui perantaraanku pula, Dia memberikan hidayah kepada banyak orang.
Setelah itu, mulai semua urusan berkembang. 

Ketika menderita penyakit tersebut, aku bersama suamiku pergi ke Belgia
untuk berobat dan di sana aku mendatangi beberapa orang dokter terkenal
namun mereka semua hampir sepakat mengatakan kepada suamiku bahwa payudaraku
harus dihilangkan. 

Tidak sebatas itu, aku juga harus menggunakan obat-obat dengan dosis tinggi
di mana efek sampingnya dapat merontokkan rambut, melenyapkan bulu mata,
kedua alis mata, menumbuhkan seperti jenggot di atas wajah bahkan
merontokkan juga kuku dan gigi. Karena itu, aku menolaknya sama sekali
seraya berkata, "Aku lebih baik mati dengan tetap memiliki payudara dan
rambut serta semua apa yang diciptakan Allah untukku dari pada harus cacat.
Lalu aku meminta kepada para dokter agar membuat resep pengobatan ringan
untukku dan mereka pun mengabulkannya. 

Kemudian aku kembali ke negeriku, Maroko dan aku gunakanlah obat yang
diberikan para dokter tersebut. Ternyata obat itu tidak memiliki efek
samping apa pun dan ini membuatku senang. Aku berkata pada diriku,
"Barangkali saja para dokter itu salah dalam mendiagnosa dan aku sebenarnya
tidak menderita penyakit kanker itu." 

Akan tetapi, setelah kira-kira enam bulan kemudian, aku mulai merasakan
susutnya berat badanku, warna kulitku banyak berubah dan merasakan berbagai
keluhan sakit. Yah, sakit yang selalu bersamaku. Lalu dokter pribadi kami di
Maroko menyarankanku agar pergi ke Belgia, maka aku pun berangkat ke sana
bersama suami. 

Di sanalah, seakan bencana itu benar-benar tiba. Para dokter malah berkata
kepada suamiku, "Penyakitnya sudah menyerang seluruh tubuhnya, termasuk
kedua paru-paru." Mereka menyatakan tidak memiliki resep apa pun yang dapat
menyembuhkan kondisi yang aku alami tersebut. Kemudian mereka berkata kepada
suamiku, "Sebaiknya, anda bawa kembali isterimu ini ke negerimu hingga ia
menemui ajalnya di sana." 

Suamiku kaget alang kepalang mendengar pernyataan itu dan tidak mudah
percaya begitu saja dengan ucapan mereka. Karena itu, kami bukannya pulang
ke Maroko seperti yang disarankan tetapi malah ke Perancis. Kami mengira
bahwa pasti ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakitku itu. Namun,
kami tidak mendapatkan apa-apa sehingga akhirnya kami sangat ingin sekali
untuk meminta tolong kepada seseorang di sana agar aku dimasukkan ke rumah
sakit untuk menghilangkan payudaraku dan menggunakan obat-obat berdosis
tinggi itu. 

Akan tetapi, suamiku rupanya ingat sesuatu yang selama ini kami lupakan
bahkan sepanjang hidup kami. Allah telah memberikan ilham kepada suamiku
agar kami berziarah ke Baitullah al-Haram di Mekkah. Kami harus berdiri di
hadapan-Nya guna memohon disembuhkan dari penyakit yang aku derita ini. Kami
pun melakuan hal itu. 

Kami berangkat dari Paris seraya bertahlil dan bertakbir. Aku sangat gembira
sekali karena untuk pertama kalinya memasuki Baitullah al-Haram dan melihat
Ka'bah yang dimuliakan. Di sebuah toko di kota Paris, aku membeli sebuah
mushaf dan setelah itu, kami berangkat menuju Mekkah al-Mukarramah. 

Akhirnya, kami sampai juga di Baitullah al-Haram. Tatkala sudah masuk dan
melihat Ka'bah, aku banyak menangis karena menyesali atas perbuatanku yang
telah lalu. Aku sudah tidak pernah melakukan berbagai kewajiban yang
diperintahkan Allah; shalat, puasa, kekhusyu'an dan pasrah diri kepada-Nya. 

Aku berkata, "Wahai Rabb, pengobatan terhadap penyakitku sudah membuat tak
berdaya para dokter. Sedangkan penyakit itu berasal dari-Mu dan Engkau
pulalah Yang Memiliki obatnya. Semua pintu telah tertutup di hadapanku, yang
tinggal hanyalah pintu-Mu saja. Karena itu, janganlah Engkau kunci pintu-Mu
dati hadapanku." 

Aku pun melakukan thawaf di Ka'bah dan banyak memohon kepada-Nya agar Dia
tidak menyia-nyiakan harapanku dan tidak menghinakanku serta dapat membuat
tercengang para dokter yang telah memvonisku. 

Seperti yang telah aku katakan tadi, dulu aku orang yang lalai dari
mengingat Allah dan jahil terhadap agama-Nya. Karena itu, aku mendatangi
beberapa ulama dan syaikh yang berada di sana seraya meminta mereka
menunjukiku buku dan doa yang mudah dan ringkas untuk aku jadikan pegangan.
Lalu mereka menasehatiku agar banyak-banyak membaca al-Qur'an dan meminum
air zam-zam sepuas-puasnya. Mereka juga menasehatiku agar memperbanyak
berdzikir kepada Allah dan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. 

Berada di Baitullah, aku merasakan ketenangan jiwa yang luar biasa. Karena
itu, aku minta izin kepada suamiku untuk tetap tinggal di al-Haram dan tidak
pulang ke hotel. Dia pun mengizinkanku. 

Di al-Haram kebetulan ada beberapa saudariku seiman dari Mesir dan Turki
yang menjadi tetanggaku duduk-duduk. Mereka sering melihatku sedang menangis
lalu bertanya perihal sebab aku menangis. Aku menjawab, "Karena aku sudah
sampai di Baitullah padahal aku tidak mengira akan demikian mencintainya
seperti sekarang ini. Kedua, karena aku mengidap kanker." 

Lalu mereka menemaniku dan tidak ingin berpisah. Aku beritahukan kepada
mereka bahwa aku berniat I'tikaf di rumah Allah ini. Maka, mereka pun
memberitahu kepada suami-suami masing-masing untuk meminta izin tinggal
bersamaku. Kami tidak pernah memejamka mata, tidak makan kecuali hanya
sedikit. Kami hanya banyak minum air zam-zam sebab di dalam hadits, Nabi
SAW, bersabda, "Air zam-zam itu sesuai dengan (tujuan/niat) meminumnya."
(Hadits Shahih, HR.Ibn Majah dan lainnya) Meminumnya karena niat agar
disembuhkan, maka Allah akan menyembuhkan anda, meminumnya karena niat agar
hilang dahaga, maka Allah akan menghilangkan dahaga anda dan meminumnya
karena niat agar berlindung kepada Allah, maka Dia akan melindungi anda. 

Benar, Allah telah menghilangkan rasa lapar kami dan kami terus melakukan
thawaf. Kami melakukan shalat dua raka'at, lalu mengulangi thawaf lagi. Kami
meminum air zam-zam dan memperbanyak bacaan al-Qur'an. Demikianlah, siang
dan malam, kami hanya sedikit tidur. Ketika aku sampai di Baitullah, tubuhku
kurus sekali, pada sebagian tubuhku bagian atas banyak sekali tumbuh
bintik-bintik dan benjolan-benjolan yang menandakan bahwa kanker telah
menyerang seluruh anggota badanku bagian atas. Mereka menasehatiku agar
membasuh separuh tubuhku bagian atas dengan air zam-zam akan tetapi aku
takut bila menyentuh benjolan-benjolan dan bintik-bintik itu, aku akan
teringat sakit lantas membuatku terlena dari berdzikir dan beribadah kepada
Allah. Aku pun membasuhnya tetapi tanpa menyentuh tubuhku. 

Pada hari ke-lima, teman-temanku itu memaksaku agar menyapu seluruh tubuhku
dengan sedikit air zam-zam. Pada mulanya, aku menolak tetapi tiba-tiba aku
merasa mendapatkan kekuatan yang mendorongku untuk mengambil sedikit air
zam-zam lalu menyapunya ke tubuhku. Saat pertama kali, aku merasa cemas,
kemudian aku merasakan ada kekuatan lagi, tetapi masih ragu-ragu namun
ketika untuk kali ketiganya tanpa terasa aku memegang tanganku lalu menyapu
air zam-zam ke tubuh dan payudaraku yang mengeluarkan darah, nanah dan
bintik-bintik. Di sinilah, terjadi sesuatu yang tidak pernah aku
sangka-sangka. Rupanya, semua bintik-bintik itu lenyap seketika dan aku
tidak menemukan sesuatu pun di tubuhkku, tidak rasa sakit, darah atau pun
nanah.!! 

Pada awal mulanya, aku betul-betul kaget. Karenanya, aku masukkan kembali
kedua tanganku ke dalam bajuku untuk mencari penyakit yang dulu bersarang di
tubuhku, namun aku tidak mendapatkan sedikit pun benjolan-benjolan itu. Bulu
kudukku merinding saking kagetnya, akan tetapi barulah aku teringat bahwa
Allah Ta'ala Maha Kuasa atas segala sesuatu. Lalu aku meminta salah seorang
temanku untuk menyentuh tubuhku dan mencari bintik-bintik dan
benjolan-benjolan, barangkali saja ada. Tiba-tiba mereka berterik tanpa
sadar, "Allahu Akbar, Allahu Akbar.!" 

Tak berapa lama setelah itu, aku tidak kuasa lagi untuk segera pulang dan
memberitahukan perihal tersebut kepada suamiku. Aku memasuki hotel tempat
kami menginap, dan begitu sudah berdiri di hadapan matanya, aku robek bajuku
seraya berkata, "Lihatlah rahmat Allah.!" Kemudian aku memberitahukan
kepadanya apa yang telah terjadi tetapi ia tidak percaya. Ia menangis dan
berteriak dengan suara kencang, "Tahukah kamu bahwa para dokter tempo hari
telah bersumpah atas kematianmu setelah tiga minggu saja.?" Lalu aku
berkata, "Sesungguhnya ajal itu di tangan Allah Ta'ala dan tidak ada yang
mengetahui hal yang ghaib selain Allah." 

Setelah itu, kami tinggal di Baitullah selama seminggu penuh. Selama
masa-masa itu, aku tidak putus untuk memuji dan bersyukur kepada-Nya atas
nikmat-nikmat-Nya yang demikian tidak terhingga. Kemudian kam mengunjungi
masjid nabawi untuk melakukan shalat dan berziarah kepada Rasulullah SAW,
lalu setelah itu kembali ke Perancis. 

Di sana, para dokter tampak benar-benar kaget dan bingung alang kepalang
melihat kejadian aneh yang menimpaku. Mereka antusias bertanya, "Apakah
benar anda ini si ibu tempo hari yang pernah datang kemari.?" Lalu dengan
penuh rasa bangga, aku tegaskan kepada mereka, "Ya, benar dan si fulan itu
adalah suamiku. Aku telah kembali kepada Rabbku dan aku tidak akan pernah
takut lagi kepada siapa pun selain Allah. Semua takdir berada di tangan-Nya
dan segala urusan adalah milik-Nya." 
Mereka bertanya, "Sesungguhnya, kondisimu ini merupakan sesuatu yang sangat
aneh sekali sebab benjolan-benjolan itu sudah hilang sama sekali. Izinkan
kami untuk mengadakan pemeriksaan sekali lagi." 

Mereka kembali memeriksaku namun tidak mendapatkan sesuatu pun. Sebelumnya,
gara-gara benjolan-benjolan itu, aku sama sekali sulit untuk bernafas akan
tetapi ketika sampai di Baitullah al-Haram dan aku meminta kesembuhan hanya
kepada-Nya, maka sesak nafas itu pun hilang. 

Setelah peristiwa aneh itu, aku bergiat mencari tahu mengenai riwayat hidup
Nabi Muhammad SAW, riwayat hidup para shahabatnya dan aku banyak menangis.
Aku menangisi masa laluku karena sudah sekian lama melewatkan waktu dengan
sia-sia dan tidak dapat mengecap rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku
menyesali hari-hari yang telah aku sia-siakan dan membuatku jauh dari-Nya
itu. Aku memohon kepada Allah agar menerima amalanku dan menerima taubatku,
suamiku dan seluruh kaum Muslimin. 

(SUMBER: asy-Syifaa` Ba'da al-Maradl karya Ibrahim bin 'Abdullah al-Hazimy,
h.47-54, sebagai yang dinukilnya dari buku al-'Aa`iduun Ilallaah, h.65,
disusun Muhammad al-Musnid) 






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke