bismillahirrahmanirrahim, mas danny saya sangat tidak setuju jika kecerdasan seseorang dijadikan legalitas untuk setiap perbuatannya, apalagi jika hasil karya seseorang dijadikan referensi untuk menguji hukum dan aqidah.
hasil karya seseorang tidak boleh diagung-agungkan karena justru hal itu akan membuat kita takjub dan melupakan agama. di zaman khalifah dahulu saat khalid bin walid menjadi panglima perang umat muslim, hampir semua negeri yg diperangi selalu jatuh ke tangan Islam. oleh karena itu semua rakyat mengelu-elukan khalid bin walid. tapi umar bin khatab kemudian memanggil khalid bin walid untuk menghadap, dan setelah itu umar bin khatab menggantikan jabatan panglima perang dengan sahabat nabi yang lain, padahal sahabat nabi yg ini tidak semahir khalid bin walid. banyak umat islam pada waktu itu yg bertanya2 kenapa khalid bin walid diganti, kemudian khalid bin walid menyampaikan bahwa penggantian tersebut semata-mata dilakukan agar umat islam tidak lupa kepada Allah SWT, karena bagaimanapun juga kemenangan umat islam bukan ditentukan oleh seorang khalid bin walid, melainkan Allah lah yg telah menetapkan kemenangan bagi umat islam. selanjutnya dengan panglima perang yg baru, umat Islam tetap mendapatkan kemenangan. bahkan sosok khalid bin walid yg ex-panglima perang masih mau bertempur dibarisan prajurit dan mengikuti instruksi panglima perang yg baru. inilah cermin masyarakat indonesia sekarang yg bertolak belakang kehidupan zaman nabi, karena reputasi seseorang kita berpikir bahwa tindakan mereka adalah sebuah kebenaran dan tidak bisa disalahkan. bahkan argumen-argumen yg mereka sampaikan bisa menutupi hakikat Islam yg sesungguhnya. padahal tindak-tanduk mereka jelas-jelas menginjak-injak kemulian tuhan. dan yg kedua, saya sama sekali bingung dengan pilihan yg anda sampaikan. "O ya bagaimana ya bila ada situasi : Muslim bergelar Haji tapi Koruptor dan Nasrani tapi membawa kedamaian dan kejujuran (spt Romo Mangun, yang rela hidup dan membangun daerah kumuh atau romo Sandiawan yang kerap menolong para aktivis pro demokrasi)." apakah saya harus memilih salah satu hal tersebut padahal tidak ada satupun yg benar? hal ini sama dengan menggadaikan aqidah dengan keduniawian, eg: menjadi musyrik karena sekotak mie rebus? dan jika itu yg mas denny maksud, apakah keindahan duniawi bisa mengalahkan kenikmatan bebas dari api neraka? silakan anda jawab. jazakallah khairan katsira danny kristianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > ikut sharing boleh ya. > > kata orang Dani Akhmad emang agak arogan. > tapi harus diakui bahwa dia bertalenta dalam menghasilkan karya musik > yang klasik. > > dan dia memang kata orang arogan, contoh : > dalam acara2 hari besar Islami dia ajak grup Dewa manggung dengan Once > (yang notabene Nasrani) sebagai lead vocal. > tapi dilain pihak dia belum mau untuk manggung di acara2 yang > bertendensi Nasrani. > Ini dugaan aja lo, dari yang terlihat di televisi. > > tentang syair lagu Dewa, > > mungkin Dani mengutarakan bahwa semua yang ada di diri kita adalah > milik-Nya. > dirinya, cintanya dan semuanya, adalah milik-Nya. > tentang kata-kata yang dia pilih,.... > mungkin itu hanya perbedaan penafsiran > atau dari sudut pandang mana kita melihat dan menilainya. > > tentang ungkapan Chairil Anwar,..."Aku ingin hidup seribu tahun lagi". > menurut saya itu adalah karya seni yang patut ditafsirkan dari banyak > sisi. > Jadi saya sih setuju dengan pendapat mas Indra. > > Chairil Anwar tidaklah ingin hidup selamanya tapi dia ingin agar bisa > "Hidup 1000 tahun lagi" > dan ternyata dia bisa, sampai Indonesia hancur, setiap orang Indonesia > akan mengenang Chairil Anwar (dengan karya-karyanya) > dari situlah dia akan "hidup" selamanya. > > Seperti para pendahulu kita, Sukarno, Hatta, Syahrir, Agus Salim, dll. > Mereka akan "hidup selamanya" kan. > > Jadi yang sebaiknya kita lakukan adalah, bagaimana agar kita berkarya > bagi kemanusiaan dan berbuat sebaik mungkin bagi bangsa dan negara ini. > > o ya, mengenai piihan agama terbaik,...... > setahu saya (maaf kalau saya salah), di Al-qur'an dinyatakan bahwa > Allah SWT akan menghakimi setiap tindakan kita, hak prerogatif ada pada > Allah SWT.. > > Al-Qur'an juga kudu ditafsirkan dari banyak sisi bukan, > bukan dari satu sisi yang secara harafiah. > > Jadi sebaiknya dialog dengan pikiran jernih dan terbuka, memang > sebaiknya dilakukan. > tidak menghakimi tapi dengan semangat kedamaian. > seperti yang diutarakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW. > > O ya bagaimana ya bila ada situasi : > Muslim bergelar Haji tapi Koruptor dan Nasrani tapi membawa kedamaian > dan kejujuran (spt Romo Mangun, yang rela hidup dan membangun daerah kumuh > atau romo Sandiawan yang kerap menolong para aktivis pro demokrasi). > > Akhir kata, Islam is the best tapi justru itu kudu ditunjukkan dalam > sikap dan pemikiran yang membawa kedamaian bagi semua. > bukan hanya simbolik saja atau bersikap dan berpikir penuh kebencian. > > Maaf bila ada salah kata. > > Salam sesama saudara Muslim, > Danny [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/