ini yg sering terjadi saat saya ke kantor pemerintahan baik saat membuat
kartu Kurning & legalisir banyak yg datang diatas jam tsb dan pulang lebih
cepat.
Jadi beda ya sama swasta kalo jam 8.00-16.00 =6 jam kalau swasta
7.30-16.30=8 jam. Seharusnya pelayan masyarakat itu harus lebih dari jam
swasta ya minimal sama lah...???

wassalam



                                                                                
                
                    "suhana032003"                                              
                
                    <[EMAIL PROTECTED]        To:     
media-dakwah@yahoogroups.com              
                    o.com>                    cc:                               
                
                    Sent by:                  Subject:     [media-dakwah] Re: 
kinerja PNS       
                    [EMAIL PROTECTED]                                           
               
                    groups.com                                                  
                
                                                                                
                
                                                                                
                
                    03/01/2006 07:46                                            
                
                    AM                                                          
                
                                                                                
                
                                                                                
                



Wa'alaikum salam wr.wb

jam kerjanya sesuai peraturan itu 8.00 WIB s.d. 16.00 WIB
kalau lemburan tergantung instansinya masing2 (ini nda sama) kalau
ditempat kami bekerja, lemburan itu ada..tergantung beban kerja yg
sedang dikerjakan.

tapi prakteknya semua tergantung diri pribadi masing2. kita tidak
bisa menggeneralisir bahwa kondite kerja semua PNS, spt yg kamu
ungkapkan.

ada juga PNS yg jam 7.00 sudah sampe kantor dan pulang jam 18.00 s.d.
21.00 WIB itu ada lho..:)jadi semua tergantung instansinya dan
tergantung PNS itu sendiri.

intinya mah..kalau kita mengerti ajaran islam yg baik dan benar,
insya Allah, yg jadi barometer kita itu bukan peraturan yg
mengharuskan harus begini or begitu, tapi..kesadaran diri akan timbul
dengan sendirinya (malu sama titel islam:)

salam
hana


--- In media-dakwah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
>
> saya ingin tahu resminya PNS itu masuk kerja jam bpp? dan pulang
jam bpp?
> apakah ada lemburan juga?
>
> yg sy perhatiin ditingkat  kecamatan jam 8 blom pada nongol lalu
udah gitu
> kerjaannya kayaknya nggak banyak (terlihat dari tumpukan kertas
dimeja
> tipis bahkan sampai kosong) bgm???
>
>
>
>

>                     "suhana032003"

>                     <[EMAIL PROTECTED]        To:     media-
dakwah@yahoogroups.com
>                     o.com>
cc:
>                     Sent by:                  Subject:     [media-
dakwah] Re: FW: [mediacare]
>                     [EMAIL PROTECTED]        Amien Rais: "Bongkar
Kejahatan Freeport"
>
groups.com

>

>

>                     02/28/2006
03:00
>
PM

>

>

>
>
>
> hmm..kalau aku sering perhatikan, memang mental "pemimpin indonesia"
> saat ini adalah mental pecundang, pengecut, memperkaya diri dan
> munafik yg akhirnya membias dan dicontoh oleh orang2 yg
> ada "dibawahnya" hingga terus melebar hingga pada "masyarakat
> indonesia" kebanyakan saat ini spt piramida yg melebar dan spt
> penyakit flu burung dan DBD yg menular.
>
> hmm..bila aku teliti ternyata penyebabnya adalah tidak punya
> kekebalan dalam memproteksi diri terhadap kuman2 penyakit yg menular
> itu. (jiwa pecundang, pengecut, memperkaya diri dan munafik) dengan
> anti virus.
>
> aku sering perhatikan dan selalu bertanya2 "mengapa semua ini bisa
> terjadi??harusnya rakyat indonesia yg notabene mayoritas muslim,
> harusnya tidak mempunyai ciri2 mental spt itu. apa sebenarnya yg
> salah??
>
> ya..karena saat ini umat islam tidak khusyu dalam ibadahnya. dan
> tidak pernah mengerti apa yg diucapkannya, tidak pernah mengerti apa
> yg diikrarkannya, tidak pernah mengerti apa yg dikerjakannya.
> semuanya ikut2an, semuanya menelan mentah2 apapun yg dianggap hebat,
> tidak pernah mengerti arti harga diri, hingga tidak bisa menghargai
> dirinya, tidak pernah bisa menghargai bangsa sendiri, tidak pernah
> menghargai alim ulama yg ada di Indonesia, dan paling pintar menipu
> diri sendiri dan selalu mencoba menipu penciptanya sendiri.
>
> selalu berkiblat pada orang2 kafir, mempunyai kebanggaan yg berlebih
> dengan gaya2 orang kafir (padahal menipu semua). ya..intinya selama
> ini yg ditakuti oleh "pemerintah dan muslim" di Indonesia adalah yg
> selain Allah. Alat kontrolnya selama ini adalah orang2 kafir dan
> bukan Allah, hingga timbulah semua kekacauan2 ini.
>
> andai umat muslim tahu apa itu syahadat yg selalu diucapkan. niscaya
> mental pecundang, penipu, pengecut dan munafik tidak akan melekat
> pada "muslim" saat ini.
>
> andai bangsa indonesia saat ini pandai menghargai dirinya sendiri
dan
> bangsanya niscaya, mereka tidak akan mampu menghina diri dan bangsa
> kita.
>
> andai bisa aku tuang semua isi kepalaku disini, ingin rasanya aku
> tuang semuanya.
>
>
> salam
>
> --- In media-dakwah@yahoogroups.com, "Helmi M (Produksi)" <helmi@>
> wrote:
> >
> >
> > Heboh masalah Freeport beberapa hari terakhir, maka tak ada
> salahnya membaca
> > hasil wawancara pak Amien Rais dibawah ini. Semoga bermanfaat !!!
> >
> > Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@> wrote:
> > To: mediacare mediacare
> > From: Satrio Arismunandar
> > Date: Mon, 27 Feb 2006 02:37:37 -0800 (PST)
> > Subject: [mediacare] Amien Rais: "Bongkar Kejahatan Freeport"
> >
> > Amien Rais
> >
> >   "Bongkar Kejahatan Freeport"
> >
> >   Tak ada yang berubah dari sosok Amien Rais.
> > Penampilannya yang sederhana, dan keberaniannya dalam
> > mengeritik penguasa, masih tetap melekat pada tokoh
> > reformasi ini. Urusan mengeritik penguasa, Amien tak
> > main-main. Belakangan, lelaki kelahiran Surakarta, 26
> > April 1944 ini, kembali melakukan gebrakan. Isu lawas
> > soal korupsi, perusakan lingkungan dan penjarahan
> > besar-besaran yang dilakukan PT Freeport, sebuah
> > perusahaan pertambangan asing, kembali ia gulirkan.
> > Dulu pada tahun 90-an, kritiknya soal Freeport
> > menyebabkan ia 'ditendang' dari Ikatan Cendekiawan
> > Muslim Indonesia (ICMI) oleh Suharto. Mengangkat isu
> > ini menurut Amien, ibarat membentur tembok tebal.
> > Banyak pihak yang terlibat, terutama para pejabat
> > bangsa ini dan kepentingan asing. Kepada wartawan
> > SABILI Artawijaya dan Rivai Hutapea, mantan Ketua
> > MPR-RI ini bicara blak-blakan soal Freeport. Berikut
> > wawancara lengkapnya yang berlangsung di pendopo dekat
> > rumahnya di Condong Catur, Yogyakarta, pada Selasa
> > (31/01).
> >
> >   Apa yang melatarbelakangi Anda  kembali berteriak
> > lantang soal Freeport?
> >
> >   Jadi pada awal reformasi saya betul-betul tidak bisa
> > menerima sebagai anak bangsa, sebagai umat, melihat
> > kelakuan investor asing yang mengeksploitasi kekayaan
> > alam kita lewat industri pertambangan secara sangat
> > ugal-ugalan, sangat tidak masuk akal. Malah waktu itu
> > saya berhasil menguak pertambangan Busang, yang
> > mestinya akan dibuka di Kalimantan, kemudian andaikata
> > penipuan Busang itu menjadi kenyataan, maka mereka
> > bisa menjual saham di New York dengan harga yang
> > aduhai. Sementara sesungguhnya Busang itu pepesan
> > kosong belaka. Kemudian setelah saya dengan izin
> > Allah, berhasil membongkar kebohongan Busang itu, saya
> > mengarahkan bidikan saya ke kejahatan yang dilakukan
> > oleh PT Freeport McMoran disekitar Timika. Saya
> > mendasarkan kritik saya bukan hanya kata si Fulan dan
> > si Fulanah,  atau berdasarkan qaala wa qiila, tetapi
> > saya memang datang sendiri ke pertambangan Freeport
> > itu. Bahkan saya sempat menginap disana dan saya
> > relatif sudah menjelajahi selama setengah hari keadaan
> > pertambangan itu. Sebagai seorang anak bangsa saya
> > betul-betul tidak bisa menerima bahwa ada wilayah kita
> > yang diacak-acak oleh perusahaan Amerika secara sangat
> > menghina, karena sebuah gunung sudah lenyap menjadi
> > danau yang sangat jelek. Kemudian entah berapa luasnya
> > tanah sekitar pertambangan sudah rusak total. Saya
> > juga melihat dengan mata kepala ada pipa besar yang
> > dipasang dari pusat pertambangan di Grasberg disekitar
> > Tembaga Pura itu turun kebawah sepanjang seratus
> > kilometer sampai ke tepi laut Arafura. Kemudian
> > ternyata pipa itu untuk menggotong concentrate atau
> > biji tambang emas, perak dan tembaga yang kita tidak
> > pernah tahu volume atau jumlahnya. Apalagi saya diberi
> > tahu bahwa jelas kali Freeport itu menggelapkan
> > pembayaran pajaknya. Begitu saya mengungkpa kenyataan
> > ini sebagai sebuah kenyataan yang bertentangan dengan
> > UUD 45, maka dua minggu kemudian (tahun 1993, red)
> > saya ditendang dari ICMI oleh pak Harto. Setelah itu
> > nampaknya Freeport sebentar melakukan konsolidasi,
> > tidak begitu mencolok mata, bahkan lantas satu persen
> > dari keuntungannya, katanya diberikan kepada
> > masyarakat sekitar. Tapi yang dikerjakan Freepor makin
> > gila, yaitu ada pelipatan wilayah yang dieksploitasi
> > dengan izin pemerintah. Kemudian juga jumlah biji
> > tambang yang diangkut ke luar lebih banyak lagi.
> > Selama saya jadi Ketua MPR hal ini tidak pernah saya
> > pantau. Saya pernah dibujuk oleh James Moffett pada
> > musim panas tahun 1997 waktu saya ada di Washington.
> > Dia terbang ke New Orleans, dan mengiming-imingi saya.
> > Kata dia, kalau mau saya akan diantar naik helikopter
> > untuk tour ke daerah pertambangan Freeport, dan saya
> > akan diberi keterangan bahwa Freeport tidak merusak
> > ekologi atau lingkungan kita. Kemudian pada saat
> > bersamaan saya di New York ketemu dengan Henry
> > Kissinger. Ternyata dia salah satu Komisaris, dan dia
> > dengan diplomasinya mengatakan, "Kalau Anda melihat
> > penyelewengan hukum, maka beri tahu saya. Saya akan
> > mengambil langkah koreksi." Tetapi semua itu tentu
> > saja hanya
> > sandiwara, karena yang terjadi penjarahan Freeport
> > makin gila menjarah kekayaan kita. Karena itu dengan
> > bismillah, nawaitu yang ikhlas, bukan niat oposisi
> > pada pemerintah, mari kita bersama-sama membongkar
> > kejahatan di Freeport ini.
> >
> >   Telah terjadi korupsi yang maha dahsyat di dunia
> > pertambangan?
> >
> >   Korupsi itu diartikan sebagai tindakan yang
> > merugikan negara lewat penyalahgunaan kekuasaan atau
> > wewenang. Jadi korupsi yang dimengerti oleh KPK dan
> > kita semua sudah betul, yaitu penyalahgunaan wewenang
> > untuk kepentingan pribadi dan merugikan negara. Yang
> > terjadi di Freeport itu memenuhi kriteria itu secara
> > sangat telak. Negara dirugikan dalam jumlah ratusan
> > atau saya yakin ribuan triliun sejak akhir tahun
> > 60-an. Anda bayangkan, sebuah gunung lenyap, kemudian
> > sudah dihitung bahwa volume ampas pertambangan,
> > tailing, tanah, batu kerikil yang terbuang itu sama
> > dengan dua kali kerukan terusan Panama, sekitar 6
> > miliar ton. Ini sebuah penghinaan nasional. Saya yakin
> > sekali, kalau Freeport sebagai perusahaan pertambangan
> > babon bisa kita benahi, maka yang kecil-kecil seperti
> > Newmont Minahasa, Newmont NTB, perusahaan Gas Tangguh,
> > dan lain-lain akan lebih bisa diperbaiki karena si
> > babon itu telah lebih dahulu dibenahi. Kalo yang babon
> > ini tetap dibiarkan mengacak-acak kekayaan alam kita,
> > bahkan melakukan penghinaan nasional, maka saya
> > khawatir orang asing akan mencibir kita bahwa
> > pemerintah kita masih seperti dulu, masih bermental
> > inlander, tidak berani mengangkat kepala terhadap
> > asing. Ini tentu meyedihkan sekali. Jadi korupsi maha
> > dahsyat ini harus kita lawan.
> >
> >   Korupsi dahsyat ini tertutup dengan gencarnya
> > pemerintah mengusut korupsi kelas ecek-ecek?
> >
> >   Jadi ramenya pemerintah memberantas korupsi
> > kecil-kecil, yang ratusan juta, yang puluhan juta,
> > sesungguhnya untuk menyembunyikan yang besar-besar.
> > Jadi rakyat kita ini dibodohi oleh pemerintah kita
> > sendiri. Dan memang rakyat kita sudah terkecoh,
> > seolah-olah pemerintah sudah hebat dalam memberantas
> > korupsi. Setelah 15 bulan berkuasa, menurut Political
> > and Economic Risk Consultancy (PERC) lagi-lagi kita
> > tetap nomor satu dalam korupsi di kawasan Asia ini.
> > Artinya, korupsi sejati masih tetap berlangsung.
> > Sekarang yang dikejar-kejar hanya korupsi
> > kecil-kecilan, sehingga media massa juga terkecoh,
> > seolah-olah telah terjadi penanganan korupsi secara
> > massif dan sungguh-sungguh. Padahal yang terjadi
> > kucing-kucingan.
> >
> >   Anda pernah mengatakan korupsi di Freeport ini G to
> > G (Goverment to Goverment). Bisa dijelaskan?
> >
> >   Memang ada pembiaran dari pemerintah kita terhadap
> > bisnis yang juga melibatkan pemerintah asing, yang
> > jelas-jelas merusak. Seperti diungkapkan oleh The New
> > York Times, kemudian dimuat secara utuh di The
> > International Herald Tribun tanggal 28-29 Desember
> > 2005.  Memang yang mengamankan penjarahan kekayaan
> > bangsa itu adalah aparat keamanan dan pertahanan kita.
> > Saya tidak mau menyebut nama, tetapi hitam diatas
> > putih dikatakan ada seorang mayor jenderal yang
> > mendapatkan 150.000 US dollar dan ada seorang perwira
> > tinggi kepolisian dapat sekian ratus ribu dollar.
> > Kemudian ada kolonel, mayor, kapten dan prajurit lain
> > dapat amplop dari Freeport untuk mengamankan supaya
> > orang tidak bisa masuk dan mengetahui hakikat
> > kejahatan Freeport itu. Malah ada bukti otentik, sejak
> > tahun 1996 sampai tahun 2004, Freeport mengeluarkan
> > biaya pengamanan 20 juta US dollar yang dibagi ke
> > lembaga. Ini dibayarkan kepada aparat keamanan kita
> > untuk melindungi Freeport yang zalim itu untuk
> > mengeruk kekayaan kita.
> > Ini yang saya heran kenapa kok dibiarkan.
> >
> >   Pemerintah terkesan tunduk pada kepentingan asing?
> >
> >
> >   Ya, memang ada kepentingan asing yang sangat
> > menghina di Freeport ini. Ada dua jenis negara
> > berkembang dalam menghadapi korporatokrasi yang
> > cenderung maling atau klepto. Saya setuju dengan Jhon
> > Perkins bahwa korporatokrasi itu ada tiga pilar,
> > yaitu: Big coorporation, Goverment dan International
> > Bank. Tiga elemen ini berpacu untuk melakukan
> > pengurasan kekayaan dunia ketiga. Nah, disini ada
> > negeri-negeri yang berani mengangkat kepala dan berani
> > mengatakan No! Terhadap korporatokrasi itu, seperti
> > Thailand, India, RRC, Malaysia. Kita termasuk negeri
> > yang walaupun tidak mengatakan Yes! Tapi tidak pernah
> > mengatakan No! Sehingga begitu enaknya pihak asing
> > menjamah kekayaan negeri kita. Saya pernah  ceramah di
> > Melbourne, saya bertanya kepada perusahaan penambangan
> > Australia, apakah salah saya sebagai orang Indonesia
> > itu mematok bahwa dalam kontrak karya itu royalti yang
> > kita terima itu bukan 15 persen, tapi 50 persen.
> > Mereka mengatakan tidak ada yang salah dengan pendapat
> > itu karena semau
> > tergantung dengan perjanjian. Tapi mengapa kita diam
> > saja diberi 15 persen, itupun saya yakin sekali
> > pembukuannya sudah tidak betul, karena kita tidak tahu
> > apa yang terjadi disana.
> >
> >   Apakah SDM kita sudah mampu mengelola pertambangan,
> > jika kita harus lepas dari Freeport?
> >
> >   Ada wartawan yang mengatakan, pak Amien, bukankah
> > kita sudah diuntungkan, karena mereka punya keahlian,
> > mereka bawa mesin, mereka bawa uang, kemudian kekayaan
> > kita dikeruk, kita dapat 15 persen, ini kan sudah
> > lumayan. Saya katakan, kalau begitu apa bedanya dengan
> > zaman penjajahan. Penjajah itu datang bawa mesin, bawa
> > keahlian, bawa modal, kemudian kekayaan kita digotong,
> > yang disisakan hanya untuk pantes-pantesan saja.
> > Sekarang kita sudah 60 tahun merdeka, sehingga Insya
> > Allah sudah punya keahlian. Banyak lulusan dari ITB,
> > UGM dan lain-lain yang mengatakan bahwa Freeport itu
> > adalah pertambangan terbuka, tidak usah menggali perut
> > bumi, tetapi hanya memecah batu-batuan, lantas digerus
> > dijadikan biji tambang, kemudian jadi concentrate,
> > kemudian menjadi batangan emas. Ini sangat mudah. Kata
> > mereka, otak Indonesia itu lebih mampu, mengapa
> > diberikan kepada Freeport.
> >
> >   Pemerintah kita tidak pernah mempersoalkan aspek
> > pelanggaran yang dilakukan oleh Freeport, terutama
> > soal dampak lingkungan?
> >
> >   Saya kembali pada teori hukum yang elementer. Dalam
> > dunia moral dan hukum itu ada dua macam dosa dan
> > kejahatan: Pertama, sin of crime of commission
> > (Melakukan perbuatan dosa atau jahat). Kedua, sin of
> > crime of ommision (Dosa membiarkan kejahatan). Jadi
> > kalau pemerintah kita di depan matanya berlangsung
> > kejahatan yang dilakukan oleh pihak asing, tetapi diam
> > saja, malah memberikan peluang untuk berlangsungnya
> > kejahatan itu, maka pemerintah kita telah melakukan
> > kejahatan atau dosa membiarkan sebuah kejahatan
> > berlangsung terus menerus. Jadi kalau saya melihat
> > seorang perampok melakukan perampokan lalu saya diam
> > saja, maka saya termasuk melakukan kejahatan ommisi,
> > karena nggak berbuat apa-apa. Saya khawatir pemerintah
> > kita dari masa ke masa kalau terus menjadi pemerintah
> > komprador, yang meladeni kepentingan asing yang
> > merugikan bangsa, maka pemerintah itu telah melakukan
> > kejahatan. Disadari atau tidak.
> >
> >   Kalau begitu, membongkar Freeport sama dengan
> > mengembalikan martabat bangsa?
> >
> >   Betul! Ini masalah bangsa Indonesia. Jadi saya
> > menggelindingkan masalah besar ini dalam rangka save
> > the nation, menyelamatkan bangsa dan masa depan
> > bangsa. Saya tidak ada kepikiran isu ini menjadi
> > gerakan politik yang remeh temeh, apalagi ada dagag
> > sapi. Itu selain lucu, terhina. Ini adalah proyek
> > besar menyelamatkan bangsa.
> >
> >   Seberapa parah imprealisme yang terjadi dalam kasus
> > Freeport dan lainnya saat ini?
> >
> >   Saya kira cukup parah. Karena imprealisme itu
> > berujung pada sebuah bangsa kehilangan  kedaulatan dan
> > kebebasannya untuk membangun dirinya sendiri tanpa
> > bantuan asing. Sekarang ini kita mengetahui bahwa kita
> > kehilangan kedaulatan kita. Untuk memecahkan masalah
> > ekonomi nasional, kita pernah mendatangkan 'dukun'
> > IMF. Sekarangpun utang kita sudah menjerat kita.
> > Sekarang pun di kabinet itu sesungguhnya kembali di
> > zaman IMF. Karena menteri keuangannya, menteri
> > perdagangan dan Meno Ekuinnya itu orang-orang yang
> > berorientasi pada IMF. Kemudian juga lihatlah, kita
> > ini tidak berani mengangkat kepala menuruti kemauan
> > WTO (World Trade Organization, red). Orang Jepang,
> > orang Perancis, Kanada, Amerika, itu petaninya
> > dilindungi. Tapi disini petani kita begitu tengkurap
> > menghadapi WTO, sehingga apapun kata WTO kita
> > kerjakan. Kita ini jadi bangsa terjajah. Gula kita
> > impor, disuruh impor paha ayam kita lakukan, impor
> > beras, naikan BBM dan lain-lain. Jadi sudah tidak ada
> > kedaulatan lagi. Sehingga
> > kalau dibandingkan dengan pimpinan negara lain seperti
> > Ahmadinejad yang melawan Barat, Mahathir yang berani
> > menegakan kepala terhadap Barat, atau pemerintah Korea
> > Utara yang juga demikian, India, Cina, atau
> > negara-negara Amerika Latinnya. Saat ini dibandingkan
> > negara-negara tersebut, Indonesia menjadi tontonan
> > yang tidak lucu. Negara yang sudah merdeka 60 tahun,
> > tapi mentalitasnya masih seperti inlander. Jadi mari
> > kita kembali menjadi bangsa yang berdaulat, tanpa
> > tekanan pihak manapun.
> >
> >   Apakah ada kepentingan politik pribadi dibalik isu
> > ini, misalnya modal Anda di 2009 nanti?
> >
> >   Pertanyaan Anda sudah banyak ditanyakan. Bahkan ada
> > yang menyatakan, "Pak Amien, Anda membedah soal
> > Freeport ini secara sungguh-sungguh ini, hanya karena
> > menginginkan dana kampanye pilpres 2009 dari pak
> > Ginandjar Kartasasmita?" Saya gembira dengan komentar
> > yang aneh-aneh ini. Tetapi kita diajarkan oleh
> > al-Qur'an, Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah, kalau
> > sudah bertekad tinggal bertawakkal pada Allah. Kalau
> > diperjalan ada pro-kontra, ada fitnah, itu sesuatu
> > yang sangat biasa sekali. Nabi yang sempurna saja itu
> > dikatakan majnun, apalagi orang seperti Amien Rais.
> > Al-Qur'an juga menyuruh kita untuk terus melakukan
> > nahyi munkar. Kalau kita dikritik lantas surut, maka
> > yang keenakan ya yang korupsi itu. Menurut saya, era
> > Amien Rais itu sudah berlalu. Belakangan saya banyak
> > mengambil i'tibar (pelajaran, red) bahwa pemimpin itu
> > harus istiqamah, jangan sampai terjangkit penyakit
> > nifaq (munafik, red).
> >
> >
> >
> >
> > __________________________________________________
> > Do You Yahoo!?
> > Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> > http://mail.yahoo.com <http://mail.yahoo.com/>
> >
> >
> >
> >
> > Klik: http://mediacare.blogspot.com
> <http://mediacare.blogspot.com/>
> >
> > Untuk berlangganan, kirim email kosong ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> >
> >   _____
> >
> > YAHOO! GROUPS LINKS
> >
> > *         Visit your group "mediacare
> > <http://groups.yahoo.com/group/mediacare> " on the web.
> >
> > *         To unsubscribe from this group, send an email to:
> >  [EMAIL PROTECTED]
> > <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> >
> > *         Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo!
Terms of
> Service
> > <http://docs.yahoo.com/info/terms/> .
> >
> >   _____
> >
> >
> >
> >
> >
> >   _____
> >
> > Yahoo! Mail
> > Bring photos to life! New
> >
>
<http://pa.yahoo.com/*http:/us.rd.yahoo.com/evt=39174/*http:/photomail
> .mail.
> > yahoo.com>  PhotoMail makes sharing a breeze.
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>
>
>
>
>
>
> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>







Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links












------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke