betul....tadi pagi saya lihat di TV . komentar2 artis pendukung pornografi
mereka umumnya berkomentar bias.. bias bahkan di belok-belokkan ke soal yg
lain yang nggak nyambung dengan undang2 APP . mereka ngomong soal
kemiskinan, korupsi, wanita terjajah.. dll... katanya itu yang harus
diselesaikan. padahal nggak nyambung..
tapi omong2 ... saya juga belum tahu tuh draft RUU APP itu... ada yg punya
bocoran nya nggak?   kalo pernah ada tolong di sharing lagi dong.  biar saya
juga komentarnya nyambung hehe...


On 3/9/06, muslim insuffer <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> http://musliminsuffer.blogspot.com/
>
> bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
> In the Name of God, the Compassionate, the Merciful
>
>
> === News Update ===
>
> ROL : Rabu, 08 Maret 2006
>
> Siapa Menolak RUU APP?
>
>
>    Boleh jadi, banyak orang menyangka Ketua Pansus RUU Anti-Pornografi dan
>
> Pornoaksi (RUU APP) DPR, Balkan Kaplale, merupakan orang yang paling
> merasa
> pusing saat ini. Pro dan kontra terhadap RUU itu merebak di berbagai media
>
> massa, demonstrasi juga terjadi nyaris setiap hari.
>
>    Ternyata tidak demikian. Balkan bahkan mungkin justru orang yang paling
>
> optimistis saat ini. Apalagi setelah dia mendatangi tiga tempat yang
> selama
> ini selalu disebut-sebut menolak tegas adanya RUU tersebut --yakni Bali,
> Batam, dan Papua. ''Tidak benar di ketiga daerah tersebut ada penolakan,''
>
> kata Balkan kepada Republika, tegas.
>
>    ''Berita itu sengaja digelembungkan saja. Mereka ternyata bisa
> menerima.'' Masukan dari masyarakat Batam, Bali, dan Papua itu akan
> dibahas
> bersama masukan 167 lembaga lain oleh tim perumus pada 10-12 Maret
> mendatang. Anggota Fraksi Partai Demokrat itu lantas bercerita. Dia baru
> saja menerima pesan pendek (SMS) dari seorang tokoh Bali. ''Isinya minta
> maaf, karena saat pansus datang ke Bali, justru disambut demonstrasi,''
> kata Balkan. Isi pesan pendek itu juga menyatakan bahwa mereka yang datang
>
> ke tempat pertemuan itu justru orang-orang dari luar Bali. Bagaimana
> mungkin Bali mau menyatakan merdeka hanya gara-gara RUU tersebut. Apalagi
> RUU itu memang tidak dominan berdasarkan kepentingan suatu agama,
> sebagaimana yang digembar-gemborkan selama ini. Demikian pesan pendek yang
>
> justrui panjang lebar itu.
>
>    ''Justru yang mau diatur adalah budaya masyarakat Indonesia yang kini
> sudah tercemar,'' kata Balkan. Meski disambut demo aneh-aneh -- antara
> lain
> dengan adanya tari yang cenderung erotis -- Balkan memang tidak pantas
> bingung. Persoalannya, sebelum melakukan kunjungan ke Bali itu, pansus
> telah menerima banyak masukan tertulis dari masyarakat Bali. Sejumlah
> tokoh
> Bali dan DPD KNPI Bali bahkan menyerahkan usulan tertulis, yang intinya
> menyetujui RUU tersebut, seraya memberi sejumlah masukan.
>
>    ''Jadi, aneh jika mereka yang dari luar itu justru meributkan,''" kata
> Balkan. Tokoh masyarakat yang lain, Jero Wijaya, menganggap penolakan
> sejumlah elemen masyarakat Bali terhadap RUU itu tidak lebih dari
> ikut-ikutan. Dari apa yang dilihatnya di lapangan, Wijaya yakin tidak
> semua
> dari mereka memahami isi dan makna RUU tersebut.
>
>    Mantan anggota DPRD Kabupaten Bangli itu tidak menampik, bila yang
> banyak bersuara di Bali saat ini memang dari kalangan yang kontra.
> Padahal,
> ia melihat masyarakat Bali sendiri terpecah ke dalam tiga sikap besar
> sehubungan RUU tersebut. Selain mereka yang menolak secara total dengan
> meminta DPR membatalkan pengesahan RUU itu, kelompok kedua adalah kalangan
>
> yang meminta revisi atas sejumlah pasal.
>
>    ''Kelompok ketiga adalah kalangan yang mendukung secara total
> pemberlakuan RUU APP. Saya termasuk di antaranya,'' kata dia. Dukungan
> Wijaya bukan tanpa alasan. Ia mengajak masyarakat Bali tidak menutup mata
> akan begitu banyaknya perilaku masyarakat yang menyimpang dan
> dipertontonkan di depan umum. Misalnya, kata Jero Wijaya, makin lazimnya
> orang berciuman terbuka di ruang tunggu keberangkatan Bandara Ngurah Rai,
> mengenakan bikini ke pusat perbelanjaan.
>
>    ''Itu jelas bukan budaya Bali,'' kata dia. Bila hal seperti itu
> dibiarkan terus berkembang, mau tidak mau budaya Bali akan diselewengkan.
> Berkaitan dengan pariwisata yang selalu dijadikan alasan pihak yang
> kontra,
> Jero Wijaya justru mengajak mereka cerdas bertanya, mau ke mana pariwisata
>
> Bali akan dibawa. ''Tidak seharusnya Bali menjual seks sebagai pariwisata.
>
> Pertahankan pariwisata budaya serta pariwisata spiritual,'' kata Wijaya.
> Menurut dia, justru itulah yang dicari para wisatawan di Bali selama ini.
>
>    Wijaya juga mengusulkan untuk diadakannya semacam survei. Survei itu
> harus mendata berapa banyak turis datang ke Bali karena menginginkan seks
> bebas. Berapa pula yang datang untuk menikmati aneka budaya yang ada.
> ''Jangan lupa, cari mana yang lebih besar pengeluarannya selama di Bali.''
>
> Wijaya juga menyayangkan pernyataan Wagub Bali, Alit Kelakan, yang
> menyatakan bahwa masyarakat Bali secara bulat menolak RUU itu saat dengar
> pendapat dengan pansus yang datang ke sana. ''Itu tidak bijaksana,'' kata
> Wijaya.
>
>    Sebagaimana warga Bali, sikap masyarakat Papua dan Batam seolah
> terpecah. Berlainan dengan apa yang digembar-gemborkan selama ini,
> ternyata
> kedua daerah itu menyambut positif. Alasan mereka sederhana, pornografi
> dan
> pornoaksi sudah sedemikian meracuni anak-anak Papua dan Batam. ''Hadirnya
> undang-undang diharapkan bisa mengubah citra Kota Batam,'' kata Balkan.
>
>    Sikap serupa juga datang dari mayoritas lembaga yang dimintai pandangan
>
> oleh pansus. Dari ke-167 lembaga pemberi masukan itu, pansus memilah
> antara
> pihak yang setuju dan kontra RUU APP. Dari jumlah itu, 144 lembaga atau
> sekitar 90 persen di antaranya menyatakan mendukung RUU tersebut. Sisanya,
>
> sekitar 10 persen, bisa dikategorikan menolak atau masih mengompromikan
> RUU
> itu.
>
>    ''Jadi kalau melihat jumlah pendukung, tolonglah yang sepuluh persen
> itu
> legawa,'' kata Balkan. Menurut dia, tidaklah elok jika mereka yang
> ternyata
> minoritas itu justru menginjak mayoritas hanya karena kepentingan pribadi
> semata. Sementara, anggota pansus, Latifah Iskandar, menilai, dari pro dan
>
> kontra di lapangan, kentara siapa dan kepentingan apa saja yang menolak
> adanya undang-undang tersebut. ''Saya melihat, pendukung RUU ini akan
> berhadapan dengan para kapitalis yang selama ini menguasai industri besar
> di Tanah Air,'' kata pimpinan PP Aisiyah itu.
>
>    Ia juga melihat, saat ini ada kecenderungan pihak yang kontra sengaja
> membelokkan tujuan lahirnya RUU tersebut. Persoalan pornografi justru
> sengaja dibuat bias kepada cara berpakaian. ''Padahal, RUU itu tidak
> mengatur cara berpakaian, melainkan menertibkan pornografi serta
> melindungi
> korban akibat pornografi,'' kata latifah. Yang lebih mengkhawatirkan, ia
> melihat ada upaya menggiring wacana RUU itu dengan membenturkan antara
> Islam dan non-Islam. ''Itu jelas terlalu jauh,'' keluh Latifah.
> (vie/aas/c34 )
>
> ===
>
>
> -muslim voice-
> ______________________________________
> BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
> SPONSORED LINKS
>   
> Rek<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Rek&w1=Rek&w2=Beyond+belief&w3=Islam+online&w4=Nation+of+islam&w5=Media&c=5&s=78&.sig=iJlLTwy7QzHGgmLoARuwHA>
>  Beyond
> belief<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Beyond+belief&w1=Rek&w2=Beyond+belief&w3=Islam+online&w4=Nation+of+islam&w5=Media&c=5&s=78&.sig=XDH3VghWQeDBFmHyhXcYQg>
>  Islam
> online<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Islam+online&w1=Rek&w2=Beyond+belief&w3=Islam+online&w4=Nation+of+islam&w5=Media&c=5&s=78&.sig=eY4Hst8mIpzz379G1hUfHQ>
>   Nation
> of 
> islam<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Nation+of+islam&w1=Rek&w2=Beyond+belief&w3=Islam+online&w4=Nation+of+islam&w5=Media&c=5&s=78&.sig=gPj9YxOGI3zzosWGeF8ncg>
> Media<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Media&w1=Rek&w2=Beyond+belief&w3=Islam+online&w4=Nation+of+islam&w5=Media&c=5&s=78&.sig=zAcwUfOlqPXzmhwjBcOTyg>
>  ------------------------------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>
>    -  Visit your group 
> "media-dakwah<http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah>"
>    on the web.
>
>    -  To unsubscribe from this group, send an email to:
>     [EMAIL PROTECTED]<[EMAIL PROTECTED]>
>
>    -  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
>    Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/>.
>
>
>  ------------------------------
>


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke