Fenomena Trend Masuk Islam di Kalangan Pemuda Perancis    23 Mei 2006 13:05 WIB
  http://www.eramuslim.com
 
    Islam menjadi trend baru dan fenomenal di kalangan pemuda sejumlah  kota kecil di Perancis. Para pemuda yang baru masuk Islam tampak  semakin bangga dan menunjukkan afiliasinya pada Islam, sekaligus  mendorong mereka untuk mewujudkan persamaan dan memerangi tekanan  sosial yang mereka alami.
  Meskipun, menurut pantauan  Islamonline, belum semua kalangan yang baru masuk Islam itu mendirikan  ibadah wajib, tapi semangat mereka menunjukkan diri sebagai Muslim,  tetap penting disyukuri.
  Secara khusus, fenomena menyenangkan itu  terjadi di kalangan masyarakat Prancis asal Afrika, Portugal, Spanyol  dan Italia yang tinggal di lokasi mayoritas Muslim, sebelah utara Paris  khususnya wilayah 93, yang sebelumnya diguncang demonstrasi besar dari  warga imigran.
  Steve Brodwer, salah seorang mualaf baru sekaligus  ketua Organisasi Syahadat yang khusus menangani para mualaf mengatakan,  “Arus masuk Islam menjadi fenomena yang makin meluas dan terkadang  begitu mencolok tergantung dengan berbagai sebab. Tapi saya yakin bahwa  nilai-nilai yang diserukan Islam itu menjadi motif pertama kebanyakan  para pemeluk Islam baru di sini.”
  Kepada Islamonline, ia  menambahkan, “Mereka memandang Islam sebagai agama yang menolak sekte  sosial. Ini merupakan simbol revolusi menghadapi sistem sosial yang  zalim terhadap kebanyakan kaum Muslim baru yang menolak rasisme,  sektarianisme, yang mereka rasakan di sejumlah kota di Perancis.”
  Meski  anggota organisasi Syahadat yang dipimpin Brodwer, sering merasakan  mereka sebenarnya juga belum disiplin melakukan ibadah wajib harian  agama Islam seperti yang diinginkan, tapi mereka sangat respek dengan  nilai-nilai Islam.
  Nicola,22, mengatakan, “Fenomena Islam saat  ini sudah terlihat di masyarakat kami. Sejumlah teman saya memeluk  Islam meski tidak begitu disiplin dengan ibadah hariannya. Tapi karena  Islam telah menjadi tanda perlawanan terhadap sektarianisme dan  kezaliman di dunia, mereka menjadi pemeluk Islam.”
  Kaitan  kondisi sosial dengan bertambahnya pemeluk Islam juga diakui oleh  Ghofra, yang juga baru memeluk Islam. “Arus baru memeluk Islam memang  sangat terkait dengan latar belakang sosial yang dipandang oleh kaum  Muslim baru bahwa Islam memperjuangkan jalan keluar dari kondisi  isolasi sosial yang banyak terjadi,” katanya.
  Simbol-simbol Islam  juga banyak digunakan oleh kalangan pemuda Perancis. Di antara mereka  kini sudah kerap terdengar penggunaan kata “Insya Allah”, “Ya Akhi...”  dan semacamnya. Sampai musik Perancis beraliran Rap juga memunculkan  nama Hamas Palestina sebagai simbol perlawanan terhadap Israel. Dalam  sejumlah lagunya, mereka menyebut nama Usamah bin Ladin, sebagai simbol  melawan hegemoni Amerika, tanpa mengaitkannya dengan pemikiran Usamah.
  Seorang  pemuda berkata pada koresponden Islamonline, “Saya bukan Muslim, dan  saya juga belum tahu apakah saya akan menjadi Muslim di waktu  mendatang. Tapi saya kagum dengan sikap yang dilakukan oleh sejumlah  kaum muslimin yang tegas menentang hegemoni Amerika terhadap dunia.”
  Dalam  sebuah penelitian, terdapat 17% pemeluk Islam Baru di Perancis yang  berusia muda, antara usia 18-35 tahun. Muslim Perancis, menurut sensus  terakhir berjumlah 5 jutaan orang dari total penduduk Perancis yang  jumlahnya 60 juta jiwa. (na-str/iol)
 
           
---------------------------------
Blab-away for as little as 1¢/min. Make  PC-to-Phone Calls using Yahoo! Messenger with Voice.

[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Rek Beyond belief Islam online
Nation of islam Media


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke