Bismillah
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Tapi Kalian Bagai Buih.
Kategori: Manhaj oleh: abu_muhammad Tanggal 12 Apr 2006. Dibaca: 188
kali
diambil dari :http://www.thullabul-ilmiy.or.id/blog/?p=42#more-42

Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilalie

Ketika kita memperhatikan kata-kata wahyu dari Al-Quran dan As-Sunnah,
kita
melihat bahwa realita umat Islam terlingkupi dengan huruf-huruf yang
jelas.
Tidak samar bagi orang yang melihat hakikat urusan ini yang tidak
tertipu
dengan fatamorgana yang muncul tapi sirna bahwa penyakit 'wahn' telah
menggerogoti urat-urat umat ini.

Realita ini telah ada isyarat kepadanya, peringatan jelas tanpa samar
tentangnya. Jelas tanpa kekaburan. Terang tanpa terselubung kabut
yang bisa
mengganggu pandangan. Itu dalam Hadits Tsauban radhaiyallahu 'anhu
maula
Rasulullah shallallahi 'alaihi wa sallam ketika beliau berkata:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hampir terjadi
keadaan
yang mana umat-umat lain akan mengerumuni kalian bagai orang-orang
yang
makan mengerumuni makanannya". Salah seorang sahabat berkata: "Apakah
karena
sedikitnya Kami pada waktu itu?" Nabi berkata: "Bahkan, pada saat itu
kalian
banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai 'ghutsa' (buih kotor yang
terbawa air
saat banjir). Pasti Allan akan cabut rasa segan yang ada dalam dada-
dada
musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa 'wahn'".
Kata para
sahabat: "Wahai Rasulullah apa rasa 'wahn' itu?"
Beliau bersabda: "Cinta dunia dan takut mati" (HR Abu Daud No.4297,
Ahmad
5/278, Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 1/182 dengan dua jalan dan dengan
keduanya
hadits ini menjadi shahih).

Hadits ini yang menceritakan apa 'wahn' itu menunjukkan keadaan umat
Islam:

Pertama: Musuh-musuh Allah dari kalangan tentara iblis serta pendukung
syaithan selalu memata-matai perkembangan umat Islam serta negara
mereka.
Karena mereka telah melihat penyakit 'wahn' ini telah merasuki kaum
muslimin. Penyakit ini telah menyembelih leher-leher umat Islam. Maka
mereka
menerkamnya dan masih menyembunyikan sisanya.

Kaum kuffar dan musyrikin ahlul kitab selalu melakukan hal demikian
sejak
meunculnya fajar Islam. Itu terjadi ketika daulah Islam yang murni
yang
ditanamkan pondasinya dan dikokohkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa
sallam di Madinah dan sekitarnya. Ini ditegaskan di dalam hadist yang
menceritakan tiga orang yang sengaja tidak ikut berperang (HR
Bukhari-Muslim), sebagaimana dikatakan oleh Ka'ab bin Malik
radhiyallahu
'anhu: ". Ketika aku berjalan di pasar madinah, tiba-tiba ada seorang
petani
dari petani-petani Negeri Syam yang membawa makanan untuk dijual di
Madinah
berkata: "Siapa yang bisa menunjukkan Ka'ab bin Malik kepadaku?",
maka
orang-orang menunjukinya, maka dia datangi aku kemudian menyerahkan
kepadaku
sebuah surat dari Raja Ghassan. Dan aku adalah seorang terpelajar,
maka aku
baca. Ternyata didalamnya tertulis:

Amma ba'du.
Telah sampai kepada kami berita bahwa teman-temanmu bersikap keras
kepadamu.
Dan Allah tidak akan membiarkanmu berada di negeri yang penuh dengan
kehinaan dan kesempitan, maka datanglah dan bergabunglah dengan kami,
kami
akan menampungmu".

Perhatikanlah wahai Kaum Muslimin yang cerdas dan coba renungkan wahai
saudaraku terkasih, bagaimana orang-orang kafir selalu mengawasi
berita-berita daulah Islam. Bila ada kesempatan mereka akan
menerkamnya dari
segala penjuru, Itu juga dijelaskan dengan:

Kedua: Sesungguhnya orang-orang kafir saling membantu dan bergabung
untuk
menyerang Islam, daulahnya, pemeluknya dan para da'inya. Siapa yang
membaca
sejarah Perang Salib akan tahu bagaimana peristiwa, yang mana Bani
Ashfar
mempersiapkan pasukannya untuk membinasakan daulah khilafah. Akan
jelas hal
ini seperti jelasnya cahaya matahari ditengah teriknya siang. Dan
hingga
sempurna bagi mereka hal itu, maka mereka membuat 'kelompok',
kemudian
'badan organisasi', kemudian 'dewan', kemudian 'organisasi dunia',
yang
dengan itu mereka membakar semangat mereka dengan slogan-slogan.
Juga:

Ketiga: Negeri-negeri Islam adalah sumber-sumber kebaikan dan berkah.
Maka
Orang-orang kafir ingin menguasainya. Oleh karena itu Rasulullah
shallallahu
'alaihi wa sallam menyerupakannya dengan makanan baik yang membuat
berselera
para penyantapnya, maka mereka menyerbunya, setiap penyerbu ingin
mendapatkan bagian seperti bagian singa.

Keempat: Orang-orang kafir membuat negeri-negeri Islam menjadi
berkelompok-kelompok dan terpecah-pecah, sebagaimana dalam hadits
'Abdullah
bin Hawalah radhiyallahu 'anhu berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nanti kalian akan
menjadi pasukan yang berkelompok-kelompok. Satu kelompok di Syam,
satu
kelompok di Iraq, dan satu kelompok di Yaman". Kata sahabat: "Berilah
pilihan, wahai Rasulullah". Maka beliau bersabda: "Pilihlah yang di
Syam,
siapa yang enggan, maka yang di Yaman. Dan hendaklah ia minum dari
airnya,
karena Allah menjaminkan untukku negeri Syam dan penduduknya".

Rabi'ah berkata: "Aku mendengar Idris al-Khaulani menyampaikan hadits
ini dan
berkata: "Dan siapa yang dijamin Allah tidak akan tersia-sia".

Bukankah ini realita umat Islam? Mereka menjadi negara-negara yang
terpisah,
tidak punya wibawa, tidak bisa berkuasa mengurus urusan dalam dan
luar
negerinya dengan merdeka. Semuanya diatur oleh orang kafir. Hanya
Allah yang
kita minta pertolongannya dan kepada-Nya kita bertawakkal.

Kelima: Kini, orang kafir tidak segan lagi kepada Kaum Muslimin,
karena
mereka (muslimin) sudah kehilangan wibawanya dihadapan umat-umat yang
lain,
yang mana dulu wibawa itu membuat gemetar lutut dan sendi-sendi orang
kafir
dan pasukan iblis, karena senjata penghancur milik kaum muslimin
tidak lagi
ditakuti oleh orang-orang kafir. Allah berfirman:

"Akan Kami lemparkan dalam hati orang-orang kafir rasa takut akibat
mereka
menyekutukan Allah" (Surah Ali Imran: 151)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Aku ditolong Allah dari musuh dengan mereka mengalami rasa takut,
padahal
aku masih sebulan perjalanan kesana"

Keenam: Unsur-unsur kekuatan umat Islam bukan pada banyaknya jumlah
dan
kekuatannya, pasukan kavalerinya dan kesombingannya, pasukan
infanteri dan
para komandannya, tapi pada aqidahnya dan manhajnya. Karena umat ini
adalah
umat Tauhid dan pengusung Panji-Panji Tauhid.

Apakah engkau tidak mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
ketika menjawab pertanyaan seorang sahabat tentang jumlah, beliau
berkata:
"Bahkan kalian ketika itu banyak". Perhatikan pelajaran dari Perang
Hunain,
akan engkau dapai dia menjadi contoh disetiap masa:

"Dan hari Hunain ketika kalian merasa takjub dengan jumlah kalian yang
banyak, tapi itu tidak berguna bagi kalian sedikitpun" (Surah at-
Taubah:
26).

Ketujuh: Posisi umat Islam tidak dipertimbangkan sedikitpun diantara
umat-umat di muka bumi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa
sallam:

"Akan tetapi kalian bagai buih, seperti buih banjir".

Sabda ini memberikan beberapa hal:

  1.. Buih yang mengalir membawa banyak kotoran bersamanya. Begitu
juga
dengan umat Islam, berjalan bersama kotoran uamt kafir. 2.. Banjir
membawa
buih yang tidak bermanfaat bagi manusia. Begitu juga umat Islam,
tidak
melaksanakan perannya dihadapan umat-umat yang lain, yaitu 'amar
ma'ruf nahi
munkar. 3.. Buih akan segera sirna. Karena itu Allah mengganti siapa
yang
berpaling dan mengokohkan kelompok yang bermanfaat bagi manusia di
muka
bumi. 4.. Buih yang dibawa banjir tercampur dengan kotoran tanah.
Begitu
juga pemikiran mayoritas uamt Islam telah terkontaminasi dengan
sampah
filsafat dan budaya yang rusak. 5.. Buih yang dibawa oleh banjir
tidak
diketahui akan berakhir dimana, karena dia berjalan bukan diatas
keinginannya. Dia seperti orang yang menggali kuburnya dengan
kukunya.
Begitu juga umat Islam, tidak tahu apa yang sedang direncanakan
musuh-musuhnya atas diri mereka. Ironisnya, mereka masih saja
membebek dan
mengikuti mana yang yang lebih keras gaungnya dan bersikap bagai
pucuk Eru
yang bergerak kemana angin meniupnya. Kedelapan: Umat Islam
menjadikan dunia
sebagai target utamanya. Tujuan ilmunya. Oleh karena itulah mereka
menjadi
takut mati. Cinta dunia karena mereka meramaikan dunia hingga lupa
kepada
kampung akhirat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan hal ini
menimpa umatnya. Dari 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash, dari Nabi
shallallahu
'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Bila ditaklukkan Persia dan
Romawi,
dimana kaum kalian?". Abdurrahman bin 'Auf  berkata: "Kami akan
berposisi
seperti yang Allah perintahkan kami (yaitu) akan memuji-Nya,
bersyukur
kepada-Nya dan meminta tambahan dari nikmat-Nya, lihat an-Nawawi 18/
96. Kata
beliau: "Jangan sampai selain itu, yaitu kalian akan saling berlomba-
lomba,
kemudian saling mendengki, kemudian salaing mmbelakangi, kemudian
saling
membenci atau sejenisnya, kemudian kalian berjalan dihadapan
muhajirin yang
miskin dan sebagian kalian memakan sebagian" (HR Muslim No.2962)

Oleh karena itu ketika ditaklukkan perbendaharaan Persia, 'Umar bin
al-Khattab radhiyallahu 'anhu menangis dan berkata: "Sesungguhnya
harta ini
jika dibukakan kepada semua umat, Allah jadikan permusuhan diantara
mereka".

Kesembilan: Umat-umat kafir tidak akan bisa menghabiskan umat Islam
walau
mereka bersatu untuk itu dari segaa penjuru-dan mereka memang sudah
bersatu-, sebagaimana dinyatakan dengan jelas dalam hadits Tsauban
radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah tela melipat bumi ini bagiku, maka aku
melihat
bagian timur dan baratnya. Dan umatku akan sampai kekuasaan mereka
seperti
yang ditunjukkan kepadaku. Aku juga diberi perbendaharaan merah dan
putih
(emas dan perak yang itu adalah harta benda kerjaan Persia dan
Rumawi) dan
aku meminta kepada Allah untuk umatku agar tidak dibinasakan dengan
kelaparan setahun yang membinasakan mereka. Dan agar jangan sampai
mereka
dikuasai musuh selain diri mereka sendiri hingga akan dihancurkan
mereka
hingga akar-akarnya. Dan Allah telah berfirman: "Wahai Muhammad,
sesungguhnya Aku bila telah menetapkan suatu ketetapan, maka itu
tidak bisa
ditolak. Aku memberikan bagi umatmuuntuk tidak dibinaskan dengan
kelaparan
setahun. Dan aku tidak jadikan berkuasa atas mereka satu musuhpun
selain
diri mereka sendiri walau musuhnya sudah bersatu dari berbagai
penjuru.
Hingga diantara mereka sendiri yang saling menghancurkan satu dengan
lainnya" (HR Muslim No.2889).

Diterjemahkan dari Walakinnakum Gutsa', Syaikh Salim al-Hilali, dalam
tulisan
beliau di Majalah ash-Shalah, edisi X tahun ke-2, 15 Syawwal 1414H
oleh Ust.
'Ali 'Ishmah al-Medani. Disalin kembali dari Bulletin Islamiy al-
Minhaj,
edisi VI tahun pertama.






Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Rek Beyond belief Islam online
Nation of islam Media


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke