--- In [EMAIL PROTECTED], "suhana032003" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

Inna lillahi wa inna illaihi rojiuun..

ya Allah apa yg terjadi????? rasanya ada sesuatu yg disimpan dalam 
hati dan pikiran AKS yg dia tidak mau membukanya pada siapapun hingga 
dia merumuskan sendiri jalan pikirannya, karena merasa mampu dan 
tidak memerlukan orang lain untuk berbagi, meskipun "berbagi" dengan 
Allah???? mungkin ini salah satu bukti, bahwa sehebat dan secerdas 
apapun orang itu, tapi tetap saja dia manusia biasa yg mempunyai 
keterbatasan dalam menyikapi satu masalah, karena akal pikir 
mempunyai kelemahan dan batasan, sedangkan perasaan kerap kali 
mempermainkan.

Astagfirullah..

hana

--- In [EMAIL PROTECTED], "Lukman Musa" <l_atmaja@> wrote:
>
> Pelajaran yang maha penting bagi para aktifis. Ibrah yang tiada 
> taranya. Mas Iman Abdullah sekarang ini adalah salah seorang 
Pengurus 
> Masjid Salman ITB, salah satu masjid dimana kami pribadi dulu 
> dibesarkan dan didewasakan. Dari Pikiran Rakyat. 
> 
> Wassalam,
> Lukman
> 
> Kronologis Pembunuhan
> 
> BAGAIMANA Ny. AKS membunuh tiga anak-anaknya?. Hasil 
penelusuran "PR" 
> terungkap, Kamis (8/6) sekira pukul 7.30 WIB, Ny. AKS menyuruh 
> suaminya, H. Iman Abdullah, untuk pergi kerja. Pukul 9.00, 
> pembantunya datang dan ia membawa Muhammad Umar Nasrullah alias 
Umar 
> (7 bulan) ke kamar depan. Anak keduanya, Nazhif Aulia Rahmatullah 
> alias Nazhif (3) nonton TV.
> 
> Pukul 10.00, AKS membekap Umar. Setelah wafat, AKS meninggalkannya. 
> Pukul 13.00 WIB, pembantunya di rumah bersama mayat anak bungsunya. 
> Pukul 13.30, Nazhif yang sedang menonton TV dibawa ke kamar 
kemudian 
> dibekap. AKS membawa mayat Umar untuk dipindahkan ke kamar 
belakang, 
> disatukan dengan Nazhif. 
> 
> Pukul 17.00 WIB, Faras tiba di rumah diantar mobil jemputan sekolah 
> TK Zakaria. Faras tampak cerita, dia minta makan. Tersangka terharu 
> melihat Faras makan dengan lahapnya tanpa disuapi seperti hari-hari 
> sebelumnya.
> 
> "Umi, ajarkan Faras ngaji ya, setelah makan," kata Faras kepada 
> ibunya. Dia belajar mengaji bersama ibunya. Karena lelah, Faras 
> tertidur di kamar depan. 
> 
> Malam itu, AKS menelefon suaminya dan meminta agar Iman Abdullah 
> tidak perlu pulang ke rumah karena sakit. "Menginap saja di 
asrama," 
> tutur AKS.
> 
> Jumat (9/6) pukul 5.00 WIB, Faras tertidur. AKS membekapnya. Karena 
> meronta, AKS menjepit kaki Faras. Faras pun meninggal. Sekira pkl. 
> 7.00 WIB, datang mobil jemputan TK Zakaria yang biasa mengantar 
> Faras. AKS memberitahukan Faras sakit sehingga tidak bisa sekolah.
> 
> Pukul 9.30, ada telefon dari sahabat AKS yang menanyakan Faras. Ia 
> menjawab, Faras sakit, juga adik-adiknya. Sahabatnya itulah yang 
> menghubungi Iman Abdullah agar pulang. Sekira pukul 11.00 WIB, 
Iman 
> tiba di rumah, dan mendapatkan ketiga anaknya sudah meninggal 
> dunia. "Inna lillaahi wa inna ilaihi ra'jiun,..Ini anak-anak 
> diapakan, Umi," kata Iman. 
> 
> Ny. AKS tak menjawab. Rekan Iman masuk ke dalam rumah dan menemui 
> Iman yang sedang panik. Iman pun langsung membawa anak bungsunya, 
> Umar ke RS Al Islam. Sementara AKS dan jenazah Faras serta Nazhif 
> ditinggalkan di kamar. Tak lama kemudian, Iman tiba kembali ke 
rumah 
> mengambil jenazah Faras dan Nazhif untuk dibawa ke RS Al Islam.
> (Achmad Setiyaji/"PR")*** 
> 
> ------------
> 
> AKS Mengaku Membunuh Anak Karena Sayang 
> 
> "AKHIR-AKHIR ini, ia sangat senang membicarakan soal ketiga 
anaknya. 
> Betapa ia sangat menyayangi mereka. Ia bercerita soal saat-saat 
> terakhir bersama anak-anak itu. Bahkan, katanya dia melakukan 
> (pembunuhan-red.) itu karena sayang sama anak-anaknya," ungkap 
> Adardam Achyar, S.H., M.H., saat berbagi cerita tentang Ny. AKS 
(31) 
> di sela-sela proses autopsi di TPU Muslimin Rancacili, Kp. Babakan 
> Karet Kel. Derwati Kec. Rancasari Kota Bandung, Selasa (13/6).
> 
> Karenanya, Adardam menduga bahwa indikasi gangguan jiwa dalam 
> pembunuhan Abdullah Faras Elmaki alias Faras (6), Nazhif Aulia 
> Rahmatullah alias Nazhif (3), dan Muhammad Umar Nasrullah alias 
Umar 
> (7 bulan) sangat kuat. "Saat ngobrol, ekspresinya berubah-ubah. 
> Kadang-kadang menangis, melamun, bahkan adakalanya kepalanya agak 
> menunduk tapi pandangannya ke atas. Berbicaranya kadang tak fokus," 
> ujarnya.
> 
> Adardam mengungkapkan, Ny. AKS sempat berkisah tentang saat-saat 
> terakhir bersama anaknya. Hari itu, ketiga anaknya sangat riang, 
> padahal sebelumnya mereka sakit. "Mendadak sembuh. Yang tadinya 
susah 
> makan, jadi mudah. Sepulang sekolah, Faras sempat langsung minta 
> diajarkan baca Alquran. Lalu, malamnya mengingatkan ibunya untuk 
> segera salat isya. Sementara, Nazhif sangat senang mendengarkan 
lagu 
> anak-anak. Hari itu, semuanya riang," tutur Adardam.
> 
> Menurut dia, Ny. AKS dan sang suami pandai mengurus anak. Apalagi, 
> keduanya memang termasuk orang yang cerdas secara akademik. Ia 
> mengatakan, kehidupan keluarga itu pun sangat Islami dan dalam 
> kondisi yang sakinah, mawadah, warahmah. "Bahkan, Pak Iman 
memiliki 
> kebiasaan untuk memandikan ketiga anaknya sebelum berangkat kerja. 
> Hari itu (Kamis, 8/6,-red.) pun demikian," katanya.
> 
> Adardam mendapat kisah lain seputar anak-anak itu. Kira-kira 
seminggu 
> sebelum kejadian, Iman Abdullah --sang ayah-- sempat membawa dua 
> anaknya, Nazhif dan Umar, jalan-jalan. Sementara, Faras, tidak mau 
> ikut. Saat itu, entah kenapa, mereka memilih melewati TPU Muslimin 
> Rancacili. "Begitulah cara Iman mendidik anak-anaknya. Ia 
> memperkenalkan, ini makam...ini sawah...ini jembatan, sampai 
seperti 
> itu lho. Itu rutin dilakukan Iman untuk memperkenalkan alam kepada 
> anak-anaknya, ungkap Adardam.
> 
> Cerdas dan aktivis
> 
> Menurut beberapa temannya, Ny. AKS merupakan perempuan cerdas. 
Sejak 
> SD hingga perguruan tinggi, tersangka pembunuh tiga anak kandungnya 
> itu, selalu memperoleh prestasi di kelasnya. "Dia adalah aktivis 
> dakwah yang taat beribadah, berjiwa sosial, dan punya cita-cita 
> tinggi. Dia sangat sayang kepada anak dan ingin anak-anaknya 
sukses, 
> mengenyam pendidikan tinggi, dan berprestasi," tutur sumber "PR".
> 
> Menurut mantan rekan-rekan kuliahnya di ITB, mengakui, kalau AKS 
> termasuk mahasiswi cerdas. "Dia sempat kuliah di Arsitektur, tapi 
> kurang cocok sehingga pindah ke Planologi. Semasa kuliah, dia rajin 
> salat, dan baca Alquran," ujar teman kuliahnya, yang juga aktivis 
> sebuah lembaga dakwah kampus di Bandung.
> 
> Dari beberapa dosen di ITB, diperoleh informasi, AKS dilahirkan 
dari 
> lingkungan keluarga yang cerdas. "Ibunya seorang dokter terkenal di 
> Kota Boyolali. Ayahnya juga cerdas, menguasai tujuh bahasa asing. 
Ny. 
> AKS ketika SD hingga tamat SMA di Boyolali, juga selalu menjadi 
juara 
> kelas," kata seorang dosen, yang juga dikenal sebagai mubalig.
> 
> Cerdas dan taatnya beragama Ny. AKS, diakui pula oleh penasihat 
> hukumnya. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)-nya tatkala wisuda 
> 3,24. "Saya sempat bertemu dengan ayahnya, sehingga tahu benar 
mereka 
> adalah keluarga yang taat beragama dan cerdas. Boleh jadi, ini 
kasus 
> yang pertama kali unik. Karenanya, kami terpanggil untuk 
mendampingi 
> Ny. AKS. Riwayat hidup dan pendidikan Ny. AKS berbeda dengan kasus-
> kasus sejenis lainnya," kata Iwan Hilmansyah, S.H.,M.H., salah 
> seorang penasihat hukum terdakwa, ketika ditemui "PR" di kantornya 
> Jln. Mutiara 4-A Bandung.
> 
> Selain Iwan, penasihat hukum lainnya yang tertarik untuk 
mendampingi 
> AKS adalah Adardam Ahyar, S.H., M.H., M. Irwan Nasution, S.H., dan 
T. 
> Raihasnyah, S.H. 
> 
> Iwan mengemukakan, Ny. AKS baru bisa menangis "dahsyat" ketika 
Minggu 
> (11/6) pagi di sebuah rumah peristirahatan di daerah 
Lembang. "Sabtu 
> (10/6), ia sempat dipertemukan dengan ayah kandung dan kerabatnya. 
> Juga, ada orang tua Iman Abdullah dan kerabatnya. "Tatkala di Jln. 
> Mutiara AKS juga menangis lagi. Keadaan wajahnya tampak berbeda 
jauh 
> dibandingkan hari Sabtu (10/6). Saat itu, kalau diajak bicara, ia 
> menunduk," ujar Iwan. (Achmad Setiyaji/Hazmirullah/"PR")***
>

--- End forwarded message ---






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke