Assalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh

Berikut saya copy-kan sebuah artikel menarik.
Semoga bermanfaat & menambah ilmu bagi kita semua.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh
Haryo Prabowo
http://anNajiyah.notLong.com
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
If this email marked as spam / bulk / junk / mass, please re-mark it as NOT.
Avoid wrong detection by adding sender's email address into your address
book.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~

*Bolehkah menafsirkan Al-Quran dengan sains modern?
http://www.perpustakaan-islam.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=160&PHPSESSID=58b83c125056bb39b225f0a7ea006549

**Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya:*

Bolehkah menafsirkan al-Qur-an al-Karim dengan teori ilmiah modern?

*Beliau menjawab:*
Menafsirkan al-Qur-an dengan teori ilmiah mengandung bahaya. Karena, jika
kita menafsirkan al-Qur-an dengan teori tersebut kemudian datang teori lain
yang menyelisihinya, maka konsekuensinya adalah al-Qur-an menjadi tidak
benar dalam pandangan musuh-musuh Islam. Adapun dalam pandangan kaum
muslimin, mereka akan mengatakan bahwa kesalahan terletak pada orang yang
menafsirkan al-Qur-an dengan teori tadi, akan tetapi musuh-musuh Islam akan
selalu menunggu kesempatan. Oleh karena itu, saya mengingatkan dengan amat
sangat agar tidak tergesa-gesa dalam menafsirkan al-Qur-an dengan teori
ilmiah ini. Apabila al-Qur-an terbukti dalam realita maka kita tidak perlu
mengatakan bahwa al-Qur-an telah menetapkan realita itu. Al-Qur-an turun
untuk menerangkan ibadah, akhlak, dan sebagai bahan renungan.
Allah 'azza wa jalla berfirman

كتاب أنزلناه إليك مبارك ليدبروا آياته وليتذكر أولوا الألباب

Inilah Kitab yang Kami turunkan kepadamu yang penuh berkah agar mereka
merenungkan ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran (Shaad: 29)

Dan bukan untuk perkara-perkara seperti ini yang diketahui melalui
eksperimen dan diketahui oleh manusia dengan ilmu mereka. Terkadang menjadi
bahaya besar yang memberatkan tentang di-
turunkannya al-Qur-an. Saya berikan satu contoh tentang masalah ini,
umpamanya firman Allah Ta'ala,

يا معشر الجن والإنس إن استطعتم أن تنفذوا من أقطار السماوات والأرض فانفذوا لا
تنفذون إلا بسلطان

Hai kelompok jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan sulthan.
(QS. Ar-Rahmaan: 33)

Ketika manusia berhasil mendarat di bulan, sebagian manusia menafsirkan ayat
ini dan menempatkannya sebagai tafsiran bagi peristiwa ini. Dan mengatakan
bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan sulthan dalam ayat ini adalah ilmu,
karena mereka mampu menembus penjuru bumi dengan ilmu mereka. Ini adalah
salah, tidak boleh menafsirkan al-Qur-an dengan hal ini, karena jika engkau
menafsirkan al-Qur-an dengan satu makna maka itu berarti engkau bersaksi
bahwa Allah menghendaki maksud ayat ini seperti apa yang engkau katakan. Ini
adalah persaksian yang besar, engkau akan ditanya tentang hal ini. Dan
barangsiapa yang menelaah ayat
ini maka dia akan menemukan bahwa ini adalah tafsir yang bathil, karena ayat
ini mempunyai konteks penjelasan tentang keadaan manusia dan urusan mereka.
Bacalah surat ar-Rahmaan maka akan engkau temukan bahwa ayat ini disebutkan
setelah firman Allah,

كل من عليها فان
ويبقى وجه ربك ذو الجلال والإكرام
فبأي آلاء ربكما تكذبان

Semua yang ada di atasnya (bumi) pasti binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Allah yang manakah yang
kalian dustakan? (Ar-Rahmaan: 26-28)

Maka kita tanyakan, Apakah mereka (yang mendarat di bulan)menembus langit?
Jawabnya: Tidak! Padahal Allah berfirman,

إن استطعتم أن تنفذوا من أقطار السماوات والأرض

Jika kalian mampu menembus penjuru langit dan bumi (Ar-Rahmaan: 33)

Kedua: Apakah dilepaskan kepada mereka nyala api dan cairan tembaga? Tidak!
Jika demikian maka ayat ini tidak benar jika ditafsirkan dengan penafsiran
mereka dan kita katakan bahwa sesungguhnya sampainya mereka ke tempat yang
sudah mereka capai termasuk ilmu-ilmu empiris yang mereka ketahui melalui
percobaan. Adapun membelokkan al-Qur-an untuk dicocokkan dengan hal seperti
ini maka ini tidak benar dan tidak boleh.

Diambil dari Kitaabul 'Ilmi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin


-- 
Haryo Prabowo
[EMAIL PROTECTED]
bledaone.blogspot.com
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
If this email marked as spam / bulk / junk / mass, please re-mark it as NOT.
Avoid wrong detection by adding sender's email address into your address
book.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke