Ada beberapa kata kunci di situ:
Menasehati dengan KEBENARAN dan KESABARAN.
Kebenaran dalam Islam ada hirarkinya: Al Qur'an, Hadits, Ijma' Ulama

Jika ada ulama yang bertentang, kita perhatikan lagi pedoman
tertinggi: Al Qur'an.

Al Qur'an memerintahkan kita untuk bersatu, tidak bercerai berai,
keras terhadap kaum kafir tapi LEMAH LEMBUT thd sesama Muslim.

Dalam dakwah apalagi terhadap sesama Muslim kita dianjurkan untuk
lemah lembut. Jika akhlak kita kasar, niscaya mereka meninggalkan kita.

Bahkan di satu hadits disebut jika kita mengkafirkan orang lain, tapi
ternyata dia tidak kafir, maka kitalah yang kafir. Na'udzubillah min
dzalik.

Dalam berbagai ayat Al Qur'an disebut bahwa kita adalah Muslim. Dalam
sholat kita berkata "wa ana minal muslimiin" dan saya dari golongan
Muslim.

Itu cukup bagi kita untuk tidak berfirqoh dan menyebut diri kita
dengan panggilan selain muslim.

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, "Tampubolon, Mohammad-Riyadi"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> semakin jelas artikel mengenai problematika epistimologi muslim
> kontemporer dimajalah ISLAMIA...
> kalau merujuk ke QS Al Ashr:1-3, memang manusia itu sesungguhnya berada
> dalam kerugian kalau tidak beriman dan beramal sholih dan saling nasehat
> menasehati untuk dalam kebenaran dan kesabaran sebagai satu-satunya
> alternatif lain.
>  
> "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
> kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
> dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
> hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
> bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
> menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
> ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." [Ali Imran:103]
> ayat yang dikutip jelas menunjukkan bahwa hanya ajaran yang dirihoi
> Alloh saja menyatukan hati-hati manusia.. bukan sekedar bersatu untuk
> merebut kejayaan dunia apa lagi cuma sekedar urusan tanah yang dirampas
> buktinya masih ada yang bermimpi syi'ah dan sunni dapat disatukan..
> 
> ________________________________
> 
> From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> On Behalf Of A Nizami
> Sent: Friday, May 04, 2007 9:09 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]; media dakwah; padhang-mbulan; sabili
> Subject: [media-dakwah] Jangan Bermusuhan - Re: Saatnya Sunni-Syiah
> Berdamai
>  
>  Wa'alaikum salam wr wb,
> 
> Iya saya setuju.
> Terhadap orang kafir yang tidak ingin berperang saja
> kita disuruh damai, masak dengan Syi'ah yang Tuhan,
> Nabi, dan Al Qur'annya sama kita maunya perang melulu.
> 
> "kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada
> sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada
> perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada
> kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk
> memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah
> menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka
> terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu.
> tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak
> memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu
> maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan
> dan membunuh) mereka." [An Nisaa':90]
> 
> Saya lihat sebagian ummat Islam itu suka
> berpecah-belah. Sunni perang lawan Syi'ah. Jutaan
> orang mati.
> Kemudian Sunni terbagi jadi salafi, HT, Tarbiyah, NU,
> Muhammadiyyah, dsb. Terkadang saling membid'ahkan /
> mengkafirkan.
> 
> Salafi terbagi lagi jadi beberapa kelompok.
> 
> Saya yang muslim saja melihatnya agak muak, apalagi
> mungkin orang2 di luar Islam. Bagaimana mereka mau
> masuk Islam jika Islam yang harusnya damai,
> kenyataannya sebagian ribut melulu.
> 
> Padahal Allah memerintahkan kita untuk bersatu.
> 
> "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
> Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
> akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
> Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
> hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
> orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
> tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
> padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
> kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." [Ali
> Imran:103]
> 
> Ayat di atas cukup jelas. Namun sebagian kelompok
> Muslim cukup pintar untuk mencari dalil2 hadits guna
> berpecah-belah dan melanggar ayat Al Qur'an di atas.
> Semoga kita tidak masuk kelompok itu.
> 
> "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa
> yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang
> telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
> wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
> Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah
> belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
> agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
> kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
> memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
> (kepada-Nya)." [Asy Syuuro:13] 
> 
> Wassalam
> 
> --- Rudy Swardani <[EMAIL PROTECTED]
> <mailto:rudy.swardani%40epson.co.id> > wrote:
> 
> > Republika, Jumat, 04 Mei 2007
> > 
> > Saatnya Sunni-Syiah Berdamai 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Syafiuddin Fadlillah
> > Anggota Indonesian Society for Middle East Studies
> > (ISMES)
> > 
> > Perdana menteri Irak, Nouri Al Maliki, seperti
> > diberitakan Middle East
> > Online menyatakan bahwa langkah Amerika membuat
> > tembok pemisah warga Sunni
> > di kota Azamiyah adalah tindakan yang tidak akan
> > banyak membantu memecahkan
> > Sunni-Syiah di Irak. Pembangunan tembok setinggi 3
> > meter dengan panjang 9 km
> > itu mengingatkannya pada tembok Berlin. Dia pun
> > meminta AS untuk
> > menghentikan pembuatan tembok itu.
> > 
> > Azamiyah adalah kota dengan mayoritas Sunni namun
> > terisolasi oleh kota-kota
> > terdekatnya yang mayoritas Syiah. Di Azamiyah
> > terdapat kuburan ilmuwan besar
> > Muslim yang seorang tabi'in dan saudagar pakaian,
> > Imam Abu Hanifah. Dia
> > adalah peletak dasar mazhab Hanafi.
> > 
> > Sebuah kenyataan
> > Konflik Sunni-Syiah adalah realita yang harus
> > diterima umat Islam sebagai
> > sebuah sunnatul hayat yang merupakan proses dari
> > ijtihad para penganut
> > pemeluknya. Karena itu, konflik Sunni-Syiah tak akan
> > pernah berakhir kecuali
> > dengan mengedepankan sikap toleransi bijak dari
> > masing-masing pihak. 
> > 
> > Konflik Sunni-Syiah jika terus dikobarkan akan
> > menjadi buah simalakama
> > tersendiri bagi umat Islam dan jika isu sektarian
> > ini terus dibesar-besarkan
> > akan menghabiskan tenaga dan berujung pada
> > terkurasnya energi. Konflik ini
> > menjadi senjata ampuh bagi musuh untuk menghancurkan
> > keagungan ummat Islam 
> > 
> > Di Negara-negara Timur Tengah selain Irak, terdapat
> > kelompok Sunni-Syiah
> > yang hidup berdampingan walau memang terkadang ada
> > konflik-konflik kecil.
> > Tetapi, konflik ini tidak pernah dibiarkan menjadi
> > konflik yang terjadi
> > terus-menerus dan juga tidak sampai menjadikan
> > pertumbuhan darah di kedua
> > belah pihak.
> > 
> > Di Saudi yang mayoritas Sunni Hanbali terdapat
> > sekitar 10-15 persen kaum
> > Syiah, menurut laporan ICG tahun 2005 terdapat
> > sekitar 2 juta warga Syiah
> > terutama di provinsi timur seperti wilayah Qotif dan
> > Ahsa. Di Mesir,
> > terdapat sekitar 1 persen warga Syiah, di Lebanon
> > ada sekitar 25-35 persen
> > warga Syiah, di Bahrain laporan tahun 2006
> > mengungkapkan terdapat 70 persen
> > warga Syiah. Sedang di Kuwait ada sekitar 30 persen
> > warga Syiah, Uni Emirat
> > Arab ada sekitar 4,5 juta warga Syiah (40 persen) di
> > Suriah ada sekitar 2,2
> > juta warga Syiah (15 persen). Dua kelompok ini hidup
> > berdampingan tanpa
> > pertumpahan darah.
> > 
> > Sekali lagi, komunitas Sunni-Syiah adalah realita
> > umat sebagai sebuah
> > ijtihad yang tidak perlu menjadikan pertumpahan
> > darah di antara sesama umat.
> > Yang berlaku di sini hukum ijtihad. Jika benar
> > mendapat dua pahala dan jika
> > salah akan memperoleh satu pahala. Deklarasi Makkah
> > 2006 yang disponsori
> > Organisasi Konfrensi Islam (OKI) dan diikuti oleh
> > ulama masing-masing
> > kelompok, patut dijadikan acuan dalam berinteraksi
> > antara Muslim Syiah
> > dengan Muslim Sunni.
> > 
> > Deklarasi Makkah 2006 merupakan jawaban ulama akan
> > sikap keharusan pihak
> > yang bertikai untuk menghentikan pertumpahan darah
> > hanya karena perbedaan
> > aliran pandangan. Perbedaan Sunni-Syiah merupakan
> > perbedaan yang alami sama
> > seperti perbedaan mazhab-mazhab dalam fikih Islam.
> > 
> > Deklarasi Mekkah 2006 diperkuat lagi dengan adanya
> > Konferensi Internasional
> > pendekatan persepsi Sunni-Syiah yang diadakan di
> > Qatar dan dihadiri
> > ulama-ulama Sunni dan Syiah. Seperti halnya
> > Deklarasi Makkah, konfrensi ini
> > juga mengelurkan pernyataan bersama dan menyebut
> > pentingnya membuka dialog
> > antara dua pihak dengan bahasa perdamaian dan bukan
> > dengan bahasa senjata.
> > 
> > Di antara sebagian isi dari deklarasi tersebut
> > adalah bahwa setiap orang
> > yang mengucap kalimat syahadat adalah Muslim yang
> > harta dan kehormatannya
> > menjadi terjaga dan tidak boleh dizalimi. Perbedaan
> > yang ada di Sunni-Syiah
> > adalah perbedaan mazhab dan bukan merupakan
> > perbedaan aqidah. 
> > 
> > Seorang Ulama Syam, Prof Dr Wahbah Zuhaily, juga
> > tidak melihat perbedaan
> > yang begitu dominan antara Syiah dan Sunni. Ia
> > melihat Syiah Imamiyah yang
> > sekarang ada di Iran adalah mazhab yang lebih dekat
> > dengan mazhab Syafii dan
> > hanya memiliki perbedaan dalam 17 perkara fikih.
> > Sedang Syiah Zaidiah,
> > menurut beliau, adalah Syiah yang paling dekat
> > dengan Sunni. Bahkan penganut
> > Sunni menggunakan beberapa buku rujukan Zaidiyah
> > seperti buku fikih karangan
> > Imam Shonani, dan Kitab Subulussalam.
> > 
> > Pembangunan tembok pemisah komunitas Sunni-Syiah
> > adalah kebijakan yang akan
> > melahirkan persoalan baru yang lebih banyak membawa
> > kurugian. Warga Sunni
> > dan Syiah akan terkotak-kotak. Hal ini akan
> > meningkatkan kecurigaan kedua
> > belah pihak, dan akan mendongkrak eskalasi konflik.
> > Padahal, selama ini
> > konsolidasi perdamaian Syiah-Sunni terus disuarakan
> > oleh ulama kedua
> > kelompok.
> > 
> > Penulis melihat, AS sangat berkepentingan untuk
> > terus menciptakan konflik di
> > Irak khususnya dan Timur Tengah umumnya. Semua itu
> > dilakukan AS untuk
> > menjaga stok minyak aman mengalir ke AS. Selama ini
> > AS sangat bergantung
> > terhadap minyak Timur Tengah yang menyimpan 2/3
> > cadangan minyak dunia.
> > Seperenam dari stok itu ada di Arab Saudi
> > 
> > Fakta lain juga mengungkapkan bahwa AS mengonsumsi
> > minyak per hari sebesar
> > 28,3 juta barel. Sementara produksi minyak dalam
> > negeri sebesar 8,6 juta
> > barel per hari. Itu artinya sebesar 19,7 juta bph
> > harus diimpor dari luar
> > negeri.
> > 
> > Minyak memiliki nilai yang begitu tinggi dalam
> > politik luar negeri, terutama
> > bagi negara-negara Timur Tengah. Kenyataan itu
> > pernah terbukti pada Oktober
> > 1973 ketika Amerika mendukung Israel pada perang
> > Arab-Israel. Atas desakan
> > presiden Mesir, Anwar Sadat, Arab Saudi mengembargo
> > penjualan minyak ke
> > Amerika. Ekonomi Amerika pun ambruk.
> > 
> > Persatuan jadi kunci
> > Bagimanapun juga, Amerika sangat pandai mengelola
> > konflik sektarian ini
> > sebagai bagian dari rencana besar AS untuk menguasai
> > atau paling tidak
> > mengendalikan negara-negara Timur Tengah. Inilah
> > saatnya dua kelompok
> > tersebut untuk meninggalkan atribut kelompoknya
> > demia mencapai tujuan yang
> > lebih besar yaitu kuatnya solidaritas sesama umat.
> > Hal itu merupakan salah
> > satu syarat untuk memperoleh kemenganan. Persyaratan
> > tersebut telah
> > difirmankan Allah SWT dalam Surat Al Anfal.
> > 
> > Persatuan umat adalah kunci bagi hengkangya kekuatan
> > Amerika di Irak. Jika
> > konflik Sunni-Syiah atau Irak-Kurdi terus
> > dikobarkan, mungkin AS masih akan
> > terus menambah pasukan nasionalnya di Irak.
> > Kenyataan seperti itu berarti
> > bahwa Irak akan terus terjajah oleh Amerika dan
> > sekutunya 
> > 
> > Persatuan umat bukan hanya karena Arab atau
> > non-Arab, tetapi karena umat ini
> > adalah umat Islam yang memiliki satu Tuhan dan
> > merupakan umat Nabi Muhammad
> > SAW. Tuhan orang Persia sama dengan Tuhan orang
> > Arab. Semangat atas dasar
> > keislaman inilah yang luntur ketika Khilafah
> > Islamiah hancur berantakan
> > tatkala Arab tidak suka dipimpin oleh orang
> > non-Arab.
> > 
> > Islamlah perekat yang sempurna jika kita semua
> > bersedia memperkecil
> > perbedaan latar budaya dan tipikal pribadi. Pesan
> > seperti itu pernah
> > dikemukaan Khalifah Umar RA. Dalam sebuah kesempatan
> > Khalifah Umar berKata,
> > "Kami diagungkan karena kami berpegang teguh dengan
> > Islam ini dan jika kami
> > mencari keagungan bukan pada Islam maka Allah akan
> > menghinakan kita." 
> > 
> > Ikhtisar
> > 
> > - Amerika sangat berkepentingan untuk melanggengkan
> > terjadinya ketegangan
> > Sunni-Syiah.
> > - Kepentingan yang dimaksud itu adalah kelancaran
> > Amerika untuk menyedot
> > kekayaan minyak dunia Arab.
> > - Untuk menghadang kepentingan itu, persatuan umat
> > Islam menjadi kuncinya.
> > - Ego yang terus dipegang kuat oleh masing-masing
> > aliran dalam Islam, bakal
> > sangat membahayakan masa depan Muslimin. 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke