KESEJUKAN FATAMORGANAH SAKINAH?
Jum'at 8 des 2006

Menurut Ketua KPP, Gevarina Djohan,
campur tangan 
pemerintah dalam soal poligami diperlukan. 
Sebab jika poligami tak dibatasi, 
dia mengatakan poligami akan memberikan dampak 
dan implikasi luas bagi kaum pria maupun pemerintah. 
Gevarina mencontohkan bagaimana 
seorang PNS bergaji rendah dan 
hanya mampu menafkahi satu istri
tapi berani menikah lagi.
 ''Implikasinya luas. 
Maka wajar kalau negara ikut campur tangan,'' katanya. 
>>>>>>>>>
KOMENTARANKU,
Mangka para hajihpun tambah giat membangsat
Dan mengkianatin bangsanyah bukan?
Inihlah bencanah yang 
dihadiahken sarat2 idiotik nantinyah!!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>


Hhmm, hmmm, ituhlah Fatamorganah sakinah

Di padang pasirlah Fatamorganah begituh menggodah

Bagi insan insan kehausan cinta kasih

Bagi uler uler ijoh yang menggeliat kepanasan

Di padang pasirlah  tercipta kesejukan Fatamorganah

Saat saat istri Sakinah menggelepar kehausan cintah

Tersirep akan aliran kata kata Sang Harjunah

Yang bersorban bagae kesatriah di jaman Jahiliyah 

Senyumnyah bagae mentarih pagi yang ramah renyah

Mendebarken Para Sakinah yang dambaken cintah cintah


Hmmm,hmmm,ituhlah Fatamorganah sakinah

Saat den AA mengerling pada Teteh yang mangsih renyah

Teh Entinpun maluh maluh kucing dengen banggah

Berpelukkan dengen 

anak anak kelincih yang  tertawa riah riah

Di istana Geger Kalong, berboncengan sederhanah

Di majelis Taqlim menggelar adegan ISTRI NAN SAKINAH

Kotbahpun sual emergency exit 

Buat menyindir  TTM ( temen temen mesuman)

Sakhingga para sakinahpun cekikikkan banghagiah

Ah,bener bener AA inih panutan yang menyejukken

Mangka digelarlah 

Kebangunan Islami di masjid Istiqlal 

Tiap bulanan, 

mengundang  para Moslimah hadir berbondong bondong

Mendengerken ujar ujar penuh daya pesonah

Mencipta kesejukan bagi para istri Sakinah

Panutan bagi para suami 

yang bangor  bangor haram jaddah



Hmmm,hmmm, ituhlah kesejukan  Fatamorganah Sakinah

Yang begituh didengkatin ternyatah cumanlah fatamorganah

Yang membuat istri istri sakinah jatoh  berkeluh kesah

Kok,kesejukan Sakinah ituh cumanlah Fatamorganah?

Sementara Embak Rinih menggantiken Istri Nan Sakinah 

Melayanin den AA  membukak emergency exit

Padahal Perahu geger kalong belom kebangkaran

Padahal Perusahaan Manajemen Kolbu enggak dilandah Sunamih

KUmaha atuh AA, kenapah bisak jadi beginih?

Sementara kesejukkan Sakinahpun cuman kesejukan Fatamorganah

Yang membuat para istri Sakinah berderae aer mata putus asah.

Kerana junjungannyah membukak Emergency exit

Pada saat 

LANGIT DAN BULAN BEGITUH TERANG MENYEJUKKEN!

Ah, ternyatah kesejukan ituh cumanlah FatamorganahÂ….

Nb. Sembari kalian merenungken,

Angkibat pergandahan cintahnyah den AA di bawah inih.
BANGSAPUN BERGEJOLAK MEMANAS..

PERLU KESEJUKKAN YANG BAHARU, MUNGKIN YAH???

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Jumat, 08 Desember 2006

Presiden:Masalah Poligami Masih Ditanggapi Emosional 

Poligami maupun monogami adalah pilihan. 
JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai polemik yang 
muncul berkaitan dengan masalah poligami mulai tidak proporsional. 
Dia menilai pro kontra yang muncul cenderung emosional. Karena itu, 
Presiden meminta semua pihak berpikir jernih serta menjauhi 
diskursus yang menjebak, karena banyak masalah bangsa yang perlu 
dibereskan.
Presiden mengaku menyimak berbagai komentar pro kontra soal poligami 
di media cetak, elektronik, maupun yang disampaikan lewat telepon 
dan SMS kepada keluarganya. ''Saya melihat di antara kita masih 
menanggapi secara emosional,'' kata Presiden pada acara HUT ke-7 
Dharma Wanita Persatuan di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini 
Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (7/12).
Setiap orang, kata Presiden, cenderung memaksakan jalan 
pikirannya. ''Ada yang berkata 'Betul Pak Presiden, kita harus pro'. 
Ada juga berkata 'Pak Presiden, yang betul itu kita harus memahami 
mengapa harus ada poligami'. Mari kita tidak terjebak dalam debat.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan perkawinan, kata Presiden, 
tidak bisa begitu saja dikaitkan dengan ketentuan agama. ''Kalau 
dikaitkan saya berharap dengan pemahaman yang benar.
Presiden mengajak semua pihak mengembalikan soal poligami kepada UU 
dan PP. ''Bahwa ada pendapat baru ini harus diadakan revisi dan lain-
lain, itu adalah persoalan kedua. Sekarang ini kita punya UU dan PP 
itu,'' kata Presiden.
Revisi UU
Ketua DPR, Agung Laksono, mengusulkan perluasan aturan poligami 
sebaiknya diatur dalam revisi UU No 1/1974 tentang Perkawinan, bukan 
revisi PP. ''Sekalian saja dibahas dalam revisi UU Perkawinan 
sehingga akan secara formal melibatkan seluruh elemen masyarakat,'' 
katanya di gedung DPR/MPR, kemarin.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, mengatakan 
poligami atau monogami adalah sebuah pilihan yang diberikan agama 
untuk manusia. Keduanya, kata Hasyimi, tak perlu dikontradiksikan. 
Bagi yang sudah tenang dengan monogami, Hasyim menyarankan tak 
berpoligami.
Poligami, kata Hasyim, tak ubahnya sebuah pintu keluar darurat 
(emergency exit) yang memang disediakan. Karena itu, Hasyim meminta 
poligami maupun monogami sebaiknya dibiarkan berkembang secara 
alamiah dan demokratis.
Hasyim menyarankan pemerintah tak terlalu jauh mencampuri persoalan 
poligami, terlebih dengan melarangnya. ''Jangan melarang yang tidak 
dilarang dan jangan menjalankan yang dilarang.''
Ketua Tim Pengacara Muslim, Mahendradatta, menilai isu poligami 
mulai menjadi komoditas politik.'' 
KPPI: Batasi Poligami
Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia (KPPI) menilai poligami perlu 
dibatasi. Karena itu, KPPI mendukung revisi PP No 45/1990. Lewat 
revisi itu, KPPI berharap harkat dan martabat perempuan bisa 
terangkat. 
Menurut Ketua KPP, Gevarina Djohan, campur tangan pemerintah dalam 
soal poligami diperlukan. Sebab jika poligami tak dibatasi, dia 
mengatakan poligami akan memberikan dampak dan implikasi luas bagi 
kaum pria maupun pemerintah. 
Gevarina mencontohkan bagaimana seorang PNS bergaji rendah dan hanya 
mampu menafkahi satu istri tapi berani menikah lagi. ''Implikasinya 
luas. Maka wajar kalau negara ikut campur tangan,'' katanya. 
Hal senada disampaikan anggota Komisi III DPR, Nursyahbani 
Katjasungkana. Anggota Fraksi PKB yang juga pendiri Lembaga Bantuan 
Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK), ini, 
mengatakan berlaku adil dalam poligami itu sulit. 
''Agama sudah jelas mengatakan kalau tidak mampu berlaku adil, maka 
cukup satu saja,'' ujarnya.
Nursyahbani juga menggugat pembolehan poligami dalam UU Perkawinan 
yang menurutnya cenderung menyalahkan perempuan dan bias gender. Dia 
menunjuk Pasal 3-5 UU itu yang membolehkan poligami boleh bila istri 
tak bisa memberi keturunan, sakit permanen, dan tak mampu melayani 
suami. 
''Kalau yang bermasalah itu laki-laki bagaimana mengatasinya? 
Misalnya laki-lakinya mandul, juga sakit permanen dan tidak mampu 
melayani kebutuhan istinya. Apakah sang istri diizinkan untuk kawin 
lagi? Kan tidak mungkin,'' gugatnya.
(osa/eye/djo/ade/ant ) 


Kirim email ke