Bila kudeta terjadi lagi  di Indonesia bukan bermaksud memperbaiki kehidupan 
rakyat yang sekarang miskin melarat, tetapi bertujuan memperbaiki kedudukan dan 
kehidupan golongan yang tidak kebagian rejeki selama ini.

  ----- Original Message ----- 
  From: T Chandra 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, December 15, 2006 10:54 PM
  Subject: [mediacare] Re: [HKSIS] Taufiq Ismail:: Komunis Telah Membantai 120 
Juta Orang di 70 Negara



  Naga-naganya di zaman "demokrasi" ini ada yang kebelet banget supaya ada 
sikon mirip
  1965 dulu. "Massa" digerakkan, anti-komunisme marak, baju ijo siap hadang. 

  Lalu sasarannya siapa? Soekarno atau yang mirip dia tidak ada. PKI juga belum 
nongol juga. (Jelas bener banyak yang mimpi ada lagi PKI, biar bisa dituduh mau 
kudeta,
  terus "rakyat" digerakan, parang dan golok, juga senjata api otomatik lantas 
"bekerja".

  Tapi kan latar belakang sejarah lain banget Perang dingin berubah jadi perang 
lawan terorisme. Jadi apa-apaan nih? Yg ada kelompok penggede pembantu AS dan 
para jawara NII. Apa iya yah, AS dan Wahabi berselingkuh mau menguasai, atau 
memecah NKRI, bagi-bagi kekuasaan? Paranoid kebangeten nih! Liat persetubuhan 
YZ & ME aja yuuk.

  TCh

  samiaji <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
                Taufiq Ismail:: Komunis Telah Membantai 120 Juta Orang di 70 
Negara      
                Jumat, 15 Desember 2006  
                Banyak pemuda keblinger dan tak paham komunisme tapi tiba-tiba 
gandrung dengan paham ini. Padahal sejarah mencatat, Komunis telah membantai 
120 juta orang di 70 negara
                Hidayatullah.com--Ramai-ramai isu bangkitnya Komunis Gaya Baru 
(KGB), membuat penyair dan penulis buku Taufiq Ismail ikut bicara. Menurutnya, 
saat ini banyak kalangan muda kampus yang sedikit keblinger karena 
ketidaktahuan akan sejarah PKI dan Komunis.
                "Saya sarankan kepada kalangan muda agar rajin membaca 
buku-buku sejarah. Agar mereka tak mudah melupakan sejarah, " katanya kepada 
www.hidayatullah.com saat dihubungi melalui telpon, Kamis, (14/12) kemarin.
                Penulis buku Prahara Budaya: Kilas Balik Ofensi Lekra PKI ini 
membenarkan jika saat ini ada usaha pembangkitan sisa-sisa kaum komunis dengan 
berbaju HAM. Sayangnya, menurut Taufiq, banyak kalangan mahasiswa yang justru 
menjadi kepanjangan tangan komunis dan membela-belanya karena ketidakpahaman 
akan sejarah. Itulah sebabnya kaum komunis memanfaatkan kampus dan LSM-LSM yang 
mengaku pembela HAM sebagai wadah dan tempat untuk hidup kembali.
                Dalam bukunya yang berjudul Katastrofi Mendunia, Taufiq 
memaparkan data sejarah (kualitatif maupun kuantitatif) tentang kekejaman "palu 
arit" di seluruh jagad. "Tidak ada satu pun partai politik lain yang dapat 
menandingi rekor pembantaian yang dilakukan mereka itu, yang masuk secara 
terselubung mau pun berjelas-jelas dalam program kerja mereka, yaitu perebutan 
kekuasaan secara revolusi berdarah lewat pertentangan kelas menuju diktator 
proletariat, baik di abad 20 ini mau pun di abad-abad sebelumnya, " jelasnya.
                Taufiq mengutip buku Dr. Stephane Courtois berjudul "Black Book 
of Communism; Crimes, Terror, Repression" yang diterbitkan Harvard Universty 
Press (2000). Mengejutkan, Curtois menemukan bukti bahwa ideologi komunis telah 
menyebabkan tewasnya 120 juta manusia di 70 negara.
                Bercak darah yang ditinggalkan partai Marxis-Leninis-Maois 
antara lain meliputi Kaukasia, Ukraina, Polandia, Yugoslavia, Azerbaijan, 
Yaman, Kongo, Mozambique, Ghana, Kuba, juga tersebar di benua Eropa, Asia, 
Afrika dan Amerika, termasuk Indonesia.
                Sekadar menyebut contoh, di Burundi, Afrika, pemerintah Marxis 
membantai 160.000 orang. Ketika Yugoslavia jatuh ke cengkeraman komunis di 
akhir Perang Dunia II, partisan Marxis anak buah Joseph Tito membantai 500.000 
orang.
                Dalai Lama di Newsweek pada Oktober 1987 menyebutkan, rezim 
Marxis mengambil-alih Tibet dan sejuta penduduk telah dihabisi di RRC. Di 
Mozambique, akibat kelompok komunis, 900.000 rakyat mati dalam perang saudara. 
Data-data lain teramat banyak.
                Taufiq juga mengutip data angka Iosef Dyadkin (publikasi 
Samizdat) yang menemukan 52,1 juta rakyat Rusia dibantai rezim Marxis. Anthony 
Lutz menemukan, 60 juta rakyat Cina dihabisi pemerintahnya. James Nihan 
mencatat, 105 juta dan Rummel dalam Religion and Society Report mencatat sorban 
95,2 juta orang untuk seluruh dunia.
                Jika diambil rata-rata, akibat ideologi Marxis-Leninis-Maois, 
keempat sumber di atas diperoleh pembulatan angka 100 juta.
                Itulah sebabnya Taufiq mengaku heran banyak kalangan muda--yang 
tak paham sejarah-- begitu simpati pada Komunis yang sering bersandar di 
lembaga-lembaga advokasi atau HAM. "HAM itu baik, tetapi dalam membela HAM itu 
menyembunyikan agenda 'terselubung' karena ada bau propaganda komunis," ujarnya.
                Taufiq adalah salah satu saksi sejarah yang mengalami 
hiruk-pikuk kekejaman PKI sekitar tahun 1965. "Mata kami tidak bisa dikelabui 
bahwa di belakang kalian (LSM yang mengaku pejuang HAM) ada 'penyusup', yakni 
orang-orang PKI," tambahnya. [cha,pam] 
                 
          Jumat, 15 Desember 2006  
          Banyak pemuda keblinge dan tak paham komunisme tapi tiba-tiba 
gandrung dengan paham ini. Padahal sejarah mencatat, Komunis telah membantai 
120 juta orang di 70 negara
          Hidayatullah.com--Ramai-ramai isu bangkitnya Komunis Gaya Baru (KGB), 
membuat penyair dan penulis buku Taufiq Ismail ikut bicara. Menurutnya, saat 
ini banyak kalangan muda kampus yang sedikit keblinger karena ketidaktahuan 
akan sejarah PKI dan Komunis.
          "Saya sarankan kepada kalangan muda agar rajin membaca buku-buku 
sejarah. Agar mereka tak mudah melupakan sejarah, " katanya kepada 
www.hidayatullah.com saat dihubungi melalui telpon, Kamis, (14/12) kemarin.
          Penulis buku Prahara Budaya: Kilas Balik Ofensi Lekra PKI ini 
membenarkan jika saat ini ada usaha pembangkitan sisa-sisa kaum komunis dengan 
berbaju HAM. Sayangnya, menurut Taufiq, banyak kalangan mahasiswa yang justru 
menjadi kepanjangan tangan komunis dan membela-belanya karena ketidakpahaman 
akan sejarah. Itulah sebabnya kaum komunis memanfaatkan kampus dan LSM-LSM yang 
mengaku pembela HAM sebagai wadah dan tempat untuk hidup kembali.
          Dalam bukunya yang berjudul Katastrofi Mendunia, Taufiq memaparkan 
data sejarah (kualitatif maupun kuantitatif) tentang kekejaman "palu arit" di 
seluruh jagad. "Tidak ada satu pun partai politik lain yang dapat menandingi 
rekor pembantaian yang dilakukan mereka itu, yang masuk secara terselubung mau 
pun berjelas-jelas dalam program kerja mereka, yaitu perebutan kekuasaan secara 
revolusi berdarah lewat pertentangan kelas menuju diktator proletariat, baik di 
abad 20 ini mau pun di abad-abad sebelumnya, " jelasnya.
          Taufiq mengutip buku Dr. Stephane Courtois berjudul "Black Book of 
Communism; Crimes, Terror, Repression" yang diterbitkan Harvard Universty Press 
(2000). Mengejutkan, Curtois menemukan bukti bahwa ideologi komunis telah 
menyebabkan tewasnya 120 juta manusia di 70 negara.
          Bercak darah yang ditinggalkan partai Marxis-Leninis-Maois antara 
lain meliputi Kaukasia, Ukraina, Polandia, Yugoslavia, Azerbaijan, Yaman, 
Kongo, Mozambique, Ghana, Kuba, juga tersebar di benua Eropa, Asia, Afrika dan 
Amerika, termasuk Indonesia.
          Sekadar menyebut contoh, di Burundi, Afrika, pemerintah Marxis 
membantai 160.000 orang. Ketika Yugoslavia jatuh ke cengkeraman komunis di 
akhir Perang Dunia II, partisan Marxis anak buah Joseph Tito membantai 500.000 
orang.
          Dalai Lama di Newsweek pada Oktober 1987 menyebutkan, rezim Marxis 
mengambil-alih Tibet dan sejuta penduduk telah dihabisi di RRC. Di Mozambique, 
akibat kelompok komunis, 900.000 rakyat mati dalam perang saudara. Data-data 
lain teramat banyak.
          Taufiq juga mengutip data angka Iosef Dyadkin (publikasi Samizdat) 
yang menemukan 52,1 juta rakyat Rusia dibantai rezim Marxis. Anthony Lutz 
menemukan, 60 juta rakyat Cina dihabisi pemerintahnya. James Nihan mencatat, 
105 juta dan Rummel dalam Religion and Society Report mencatat sorban 95,2 juta 
orang untuk seluruh dunia.
          Jika diambil rata-rata, akibat ideologi Marxis-Leninis-Maois, keempat 
sumber di atas diperoleh pembulatan angka 100 juta.
          Itulah sebabnya Taufiq mengaku heran banyak kalangan muda--yang tak 
paham sejarah-- begitu simpati pada Komunis yang sering bersandar di 
lembaga-lembaga advokasi atau HAM. "HAM itu baik, tetapi dalam membela HAM itu 
menyembunyikan agenda 'terselubung' karena ada bau propaganda komunis," ujarnya.
          Taufiq adalah salah satu saksi sejarah yang mengalami hiruk-pikuk 
kekejaman PKI sekitar tahun 1965. "Mata kami tidak bisa dikelabui bahwa di 
belakang kalian (LSM yang mengaku pejuang HAM) ada 'penyusup', yakni 
orang-orang PKI," tambahnya. [cha,pam] 
      


  __________________________________________________
  Do You Yahoo!?
  Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
  http://mail.yahoo.com 

   


------------------------------------------------------------------------------


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.409 / Virus Database: 268.15.21/589 - Release Date: 12/15/2006

Kirim email ke