REFLEKSI: Kalau anggota DPR mengeluh karena kenaikan anggaran dalam APBN 2007 
tidak disertai tambahan biaya fasilitas mereka, maka pertanyaannya apa yang 
akan dikeluhkan oleh pemilih mereka alias rakyat mayoritas yang hidup  dalam 
keadaan senin kemis?

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/12/18/n3.htm


Anggota DPR Mengeluh 
Jakarta (Bali Post) -


Anggota DPR mengeluhkan kenaikan anggaran DPR dalam APBN 2007 tidak disertai 
penambahan fasilitas Dewan. Kalangan DPR menuding pihak Sekretariat Jenderal 
tidak mau mengefektifkan peningkatan dana tersebut, tetapi lebih mementingkan 
proyek fisik gedung MPR/DPR yang terletak di Senayan itu.  

Anggota DPR Abdullah Azwar Anas, Minggu (17/12) kemarin mengatakan sampai saat 
ini kinerja Dewan belum maksimal karena usulan untuk menambah setidaknya 
seorang staf ahli untuk satu anggota DPR saja belum bisa dipenuhi. ''Padahal 
kami dituntut bekerja maksimal,'' sesalnya.  

Selain itu, ia juga mempersoalkan peningkatan infrastruktur teknologi informasi 
(TI) baru seperti internet nir kabel, sehingga anggota Dewan dapat membaca 
internet di saat sidang. Namun, usulan ini juga ditolak dengan alasan dana 
operasionalnya masih kurang. ''Selama ini anggota DPR mengalami kesulitan 
mengakses informasi saat rapat. Padahal itu sangat penting, agar mereka bisa 
meningkatkan kinerja,'' ujar anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-KB) 
ini.  

Di sisi lain, ia menyesalkan justru perbaikan yang dilakukan pihak Setjen lebih 
kepada hal yang tidak urgen. Misalnya perbaikan taman. Menurutnya, dana sebesar 
Rp 1,7 trilyun pada APBN 2007 untuk DPR tidak akan banyak berpengaruh terhadap 
kinerja DPR kalau program perbaikan yang dilakukan masih seperti itu.  

Sekjen DPR Faisal Djamal membenarkan ada penambahan dana DPR yaitu dari Rp 1,08 
trilyun pada 2006 menjadi Rp 1,7 trilyun dari usulan yang diajukan sebesar Rp 
2,5 trilyun. Namun, menurutnya, jika dihitung dari indeks pembiayaan, angka Rp 
1,7 trilyun itu malah menurun. ''Indeks pembiayaannya naik hampir dua kali 
lipat. Jadi sebenarnya kalau dihitung-hitung ya... menurun,'' jelas Faisal.  

Belum lagi hampir semua biaya operasional di DPR naik. Ia mencontohkan, biaya 
pembuatan undang-undang yang menjadi tugas DPR selaku pejabat legislatif, 
meningkat 100 persen dari Rp 640 juta menjadi Rp 1,2 milyar per UU. Belum lagi 
biaya lain, seperti tiket pesawat dan dana dinas anggota ke dalam dan luar 
negeri. 

''Jadi, kalau penolakan penambahan staf itu ya... urusannya Menkeu. Saya tidak 
tahu,'' tepisnya. 

Saat ini, kata Faisal, pemerintah telah memberikan gaji Rp 3 juta kepada satu 
orang staf pribadi untuk tiap anggota Dewan. Sedangkan staf ahli hanya 
disediakan untuk fraksi yang jumlahnya paling banyak 11 orang dengan gaji Rp 
7,5 juta/staf. Banyak staf ahli yang diberikan kepada tiap fraksi bervariasi 
tergantung besar kecilnya anggota fraksi yang bersangkutan.  

Faisal membantah jika pihaknya hanya mementingkan proyeknya.  Perbaikan taman, 
menurutnya, hak dari Setjen DPR untuk memperindah kompleks rumah wakil rakyat 
ini, karena sering dimasuki oleh tamu-tamu dari seluruh dunia.

Ia mengatakan kenaikan anggaran DPR tidak banyak dinikamti Setjen DPR karena 
dana yang dialokasikan ke Setjen DPR tidak banyak. ''Jatah yang diterima Setjen 
dari kenaikan anggaran DPR 2007 nanti cuma Rp 400 milyar dari Rp 1,7 trilyun 
untuk operasional di DPR itu,'' tandasnya. (kmb4

Kirim email ke