Hafsah,
   
  Kalau saya yg jadi presiden waktu itu pasti saya tidak akan mau diperalat 
oleh Amerika/Australia. Saya yakin, kalau saja pada saat itu diadakan 
referendum yg difasilitasi oleh PBB, tanpa melakukan permainan kotor pun, 
mayoritas rakyat timtim yg masih bodoh dan terbelakang itu akan memilih 
bergabung dengan Indonesia secara damai. Jangankan konsep bernegara, melek 
huruf saja masih sesuatu yg langka bagi masyarakat timtim pada waktu itu. 
Dengan referendum yg difasilitasi PBB, Indonesia akan terhindar dari tuduhan 
menganeksasi Timtim
   
  Bung Karno dizaman orla memang bersikap ekspansif. Ingat ada juga "ganyang 
malaysia". 
  Mungkin saja benar bahwa bung Karno pernah berniat menganeksasi Timtim. Tapi 
itu hanya semata-mata ambisi bung Karno sebagai pribadi, bukan keinginan 
mayoritas rakyat Indonesia. Kalau anda berkata Indonesia memperalat Amerika 
untuk menganeksasi Timtim, anda yg dungu. Emangnya Indonesia ini siapa sehingga 
bisa memperalat Amerika yg adalah salah satu negara super power pada waktu itu. 
Tidak ada alasan pula bagi Indonesia untuk ngotot menganeksasi timtim. Timtim 
hanyalah daerah miskin yg hanya akan membebani Indonesia kalau dianeksasi.
   
  Amerikalah yg berkepentingan untuk membuat timtim tidak jatuh ke tangan blok 
timur seperti halnya bekas jajahan portugis yg lain spt Macao misalnya. 
Indonesia tidak punya kepentingan dengan persaingan blok timur dan barat karena 
Indonesia adalah negara non blok. Entah timtim itu jatuh ke blok timur atau 
barat, Indonesia tidak untung dan juga tidak rugi apa-2. Itulah sebabnya sangat 
bodoh bahwa Indonesia mau diperalat oleh Amerika dan Australia supaya timtim 
tidak jatuh ke blok Timur.
   
  Oleh karena itu Hafsah, Anda yg harus bersikap jujur dan jangan memutar 
balikkan fakta.
   
  Salam

Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          > Roy Hamandika <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dear Milisers,
> Kita tidak boleh lupa juga akan kebodohan pemerintahan kita 
> khususnya Soeharto/TNI yg mau diperalat oleh Amerika dan Australia.
> 

Apakah kalo anda yang jadi presiden tidak akan bisa diperalat oleh
Amerika atau Australia ????

Dungu bukan ???? Kalo anda mau meneliti rencana Mabes Abri, anda akan
tahu, bahwa rencana mengambil alih Timor Timur sudah direncanakan oleh
Bung Karno jauh sebelum Irian Barat berhasil diambil alih. Pada tahun
1952, Bung Karno sudah menyusupkan mata2 dari Abri ke Timor Timur dan
berhasil membangun partai politik yang menentang Fretilin disana.

Barulah dizaman Suharto, Indonesia mendapat support dari Amerika untuk
mengambil alih Timor Timur dalam kaitannya kemungkinan penyebaran
komunisme disana sementara Amerika masih sibuk dengan perang Vietnam.

Jadi jangan diputer balik bahwa Indonesia diperalat Amerika, justru
Indonesialah yang memperalat Amerika untuk menganeksasi Timor Timur,
dan hal ini disadari Amerika setelah urusan Vietnam telah berakhir,
pelanggaran2 HAM oleh Indonesia menyebabkan Amerika tidak bisa
berkutik lagi membela Indonesia.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

> Setelah revolusi bunga (?) di portugal, Timtim menjadi daerah yg
terlantar. Karena waktu itu masih era perang dingin antara AS/Uni
Eropa dengan Uni Soviet, Amerika begitu takut Timtim jatuh ke blok
timur seperti halnya Macao. Untuk itu, Amerika "menyetujui" invasi
Indonesia ke Timtim. Australia juga takut Timtim akan menjadi basis
komunis dari utara sehingga diam-2 mendukung invasi tsb. Australia
juga melakukan hal tsb supaya Indonesia mau mengakui kedaulatan mereka
atas pulau pasir ( Australia menyebutnya Ashmore Reef ) yg berada di
selatan pulau Rote, NTT padahal pulau tsb adalah bekas jajahan belanda
sehingga seharusnya menjadi bagian dari NKRI. Nelayan tradisional rote
juga sudah ratusan bahkan mungkin ribuan tahun mencari ikan sampai ke
pulau pasir ini dan dulunya masuk wilayah kerajaan rote.
> 
> Timtim memang tidak pernah dijajah Belanda sehingga seharusnya
tidak menjadi bagian NKRI. Tapi karena mendapat lampau hijau ( tidak
terang-2an ) dari AS dan Australia, invasi Indonesia ke timtim
dilakukan juga. Alasannya pada masa kerajaan majapahit, seluruh pulau
timor termasuk wilayahnya sehingga ada kesamaan budaya dengan Timor
barat dan propinsi NTT pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
> 
> Jangan lupa pula bahwa waktu itu, timtim adalah daerah yg
ditelantarkan. Kelaparan dan wabaha penyakit ada dimana-mana. Konon
kabarnya, jumlah sekolah bisa dihitung dengan jari. Rakyat sangat
miskin dan terbelakang. Tidak infrastruktur sama sekali. Jalan
beraspal cuma beberapa km saja.
> 
> Indonesia datang sebagai dewa penyelamat, triliunan rupiah
ditanamkan. Berbagai infrastruktur dan sekolah dibangun. Dalam 24
tahun masa integrasi dengan RI, masyarakat timtim maju pesat.
Putera-puteri asli timtim dikirim bersekolah ke sekolah-2 terkemuka di
Indonesia dengan fasilitas beasiswa.
> 
> Setelah menjadi pintar dan mengalami pembangunan yg luar biasa,
oleh kesalahan Habibie, opsi referendum diberikan kepada timtim.
Amerika dan Australia tidak lagi mendukung Indonesia karena perang
dingin sudah tidak ada lagi, USSR sudah bubar. Australia juga sudah
mendapatkan pengakuan atas pulau pasir. Konsesi pembagian cadangan
minyak dilaut Timor yg menguntungkan australia pun sudah ditanda tangani.
> 
> Semua tahu akhirnya, timtim lepas dari Indonesia. Kerugian materi
yg jumlahnya sangat besar yg sudah ditanamkan di timtim menjadi
percuma. Kalau saja timtim tidak pernah menjadi bagian Indonesia,
belum tentu mempunyai infrastruktur seperti sekarang ini. Timtim itu
adalh negara dengan sumber daya alam yg minim. Tidak mungkin selamanya
mengantungkan diri kepada domor dari negara asing. Belum tentu menjadi
negara merdeka sendiri menjadi pilihan terbaik bagi mereka. masih
perlu dikaji lagi 25-50 tahun ke depan.
> 
> Coba saja waktu itu Pemerintah kita tidak mau diperbodoh oleh AS
dan Australia, kita tidak perlu menanggung malu yg begitu besar dalam
kasus Timtim ini. Semoga ini menjadi pembelajaran buat kita semua.
> 
> Yg perlu adalah bagaimana membuka lembaran baru ke depan dan hidup
berdampingan dengan damai dengan negara tetangga.
> 
> Salam
> 
> bagus taruno legowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> repotnya masih banyak orang belum bisa secara dewasa
melihat berbagai
> persoalan.
> contohnya, apabila ada pernyataan dari Xanana yang mendeskriditkan
> Indonesia, dalam sudut pandang Xanana mungkin saja benar, so tidak ada
> masalah.
> 
> hanya saja, pernyataan-pernyataan seperti itu sering kemudian
> dipelintir-pelintir lagi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
> (repotnya orang Indonesia sendiri) dan dipergunakan untuk "menohok"
> Indonesia.
> 
> apabila ada orang asing mendeskriditkan Indonesia (sekalipun atau
> apalagi itu benar), itu sebenarnya hak mereka karena mereka mengalami
> pengalaman buruk dengan Indonesia.
> 
> tapi kalau pernyataan itu kemudian dimanfaatkan dengan menggunakan
> "efek ribon" oleh orang-orang Indonesia sendiri, untuk memukul bangsa
> sendiri, itu yang keterlaluan.
> 
> silahkan saja, orang-orang asing ngomong minor tentang Indonesia.
> namun, kita sebagai bangsa Indonesia berhak dan wajib untuk membela
> harga diri bangsa dengan cara yang elegan. artinya, kita terima kritik
> atau omongan minor itu, sembari mengatakan, "terima kasih, semua
> masalah yang anda sampaikan itu adalah masalah kami sendiri, anda
> tidak perlu ikut campur masalah kami, dan kami mempunyai cara sendiri
> untuk menyelesaikan urusan bangsa kami."
> 
> jadi, persoalannya pada kedewasaan kita sebagai bangsa. jati diri kita
> sebagai bangsa belumlah matang. tapi perlu terus dipupuk dan ditempa,
> agar betul-betul menjadi matang.
> 
> pemutaran filem Xanana sebenarnya tidak ada masalah sepanjang itu
> dalam konteks seni. apabila sudah di putar di media publik seperti TV,
> perlu perimbangan dengan mengadakan wacana atau debat publik antara
> yang pro dan kontra sehingga setiap orang dapat mengambil nilai-nilai
> yang ada di dalamnya secara obyektif. masyarakat cukup dewasa untuk
> itu apabila ada wacana pro-kontra secara jelas. tapi kalau tidak
> diimbangi dengan debat publik, yang terjadi adalah monolog, dan dapat
> ditafsirkan seolah-olah filem itu menyatakan kebenaran. disini menjadi
> masalah.
> 
> Xanana dan Timor-Timur bagi Indonesia adalah masalah sulit, kompleks
> dan multi-dimensi, serta sangat sensitif. hitam-putihnya masih kabur
> tergantung dari sudut mana kita melihatnya. nah, karena itu perlu
> menempatkan filem Xanana itu pada posisi yang tepat, bukan untuk
> membela salah satu dan mengorbankan yang lain. tapi kita harus melihat
> dengan obyektif dan dewasa, pertama karena fakta, tapi juga ada fakta
> yang lain mungkin kontra.
> 
> On 12/19/06, eko adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Saya setuju dengan pelarangan film Xanana diputar di
> > JIFFEST itu. Dan sangat mengutuk penayangan Xanana di
> > Metro TV yang seolah-olah difigurkan sebagai
> > pahlawan..
> > Xanana memang (mungkin) pahlawan bagi sebagian orang
> > Timor-Timur. Tapi, ia tetap bekas PEMBERONTAK bagi
> > Indonesia.
> > Cukup Indonesia mengakui kemerdekaan Timor Leste,
> > BUKAN terus memuja-mujinya. Bukankan itu sama saja
> > melempar kotoran ke muka sendiri, dan METRO TV sudah
> > melakukannya.
> > Kenapa bukan dokumentasi para Tentara Indonesia yang
> > ditampilkan di layar kaca untuk sebuah penghargaan
> > bagi mereka, bagi anak, istri, orang tua yang
> > ditinggalkan mati saat menumpas pemberontak.
> > Ini bukan melulu membela tentara, tapi adakalanya
> > sebagai bangsa kita harus memiliki sedikit keguyuban.
> > Kesalahan tentara yang menyangkut pelanggaran HAM,
> > tetap harus dusut tuntas.
> > Keanehan bangsa ini laiinya adalah ada bekas
> > pemberotak/GAM yang jadi gubernur...ANEH!!!!
> >
> > Adi.
> >
> >
> >
> > --- radenayu asli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > > Aneh kalau Film mengenai Xanana dilarang diputar di
> > > JIFFEST. Kalau itu fakta, mengapa tidak?!
> > > Jangan-jangan ada unsur Orde Baru yang melarang.
> > > Bukankah Indonesia sebenarnya waktu itu menjajah
> > > Timor
> > > Timur? Karena menurut hukum dan sejarah, wilayah RI
> > > adalah semua wilayah Hindia Belanda, atau wilayah
> > > bekas jajahan Belanda. Padahal Belanda tidak pernah
> > > menjajah Timor Timur.Ini berarti Pemerintah Orde
> > > Baru
> > > sudah melanggar UUD 45 yang tidak membenarkan adanya
> > > penjajahan di muka bumi.
> > >
> > > --- nini_sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > > >
> > > > Xanana: Dibalik Sosok Sang Presiden
> > > >
> > > > Film dokumenter A Hero Journey menimbulkan
> > > > kontroversi. Beredar rumors
> > > > bahwa film tentang Xanana Gusmao ini dilarang
> > > > diputar di acara JIFFEST,
> > > > karena beberapa adegan dan pernyataan di dalam
> > > film
> > > > itu dinilai
> > > > mendiskreditkan Indonesia.
> > > >
> > >
> >
> > __________________________________________________
> > Do You Yahoo!?
> > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
> > http://mail.yahoo.com
> >
> >
> 
> 
> 
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>



         

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke