Boleh nimbrung nih? Yang banyak diliput di media massa waktu itu SBY mendapat 
gelar doktor dalam jurusan perekonomian pertanian, jadi bukan sekait sama 
menanam padi, palawija dll. Sayang "pengetahuan" itu gak digunakan sekarang ini 
paling tidak untuk bincang-bincang ngalor ngidul secara teoritis ceriwis, 
sambil menebar pesona memakai segala gelar, termasuk PhD dari IPB, yang dari AS 
dan seterusnya.
  Di negara ini harga, apalagi beras, banyak sekali di intervensi oleh 
pemerintah. kemarin kan malah Kalla mau impor beras setiap tahun tidak 
tergantung pada panen atau tidak panen. Yang terpukul pasti petani, baik yang 
punya tanah atawa juga buruh tani. Apalagi usai naiknya harga BBM 157% bulan 
Oktober 2005!
  NEKOLIM itu kan istilah jaman Pak Karno dulu, tapi sekarang sebetulnya 
substansinya masih tetap ada berlaku dan malah semangkin agresif melalui tipuan 
globalisasi mau menguasai semuanya didunia ini. Neoliberalisme adalah 
strateginya, slogannya globalidsasi. Pelakunya ya siapa lagi kalo bukan MNC 
alias Multi National Corporations seperti Exxon, Freeport dll nya itu kan? 
Pasalnya banyak bangsa kita senang membantunya.
  Saya setuju sekali sama Bung RKarma tentang penjajahan sinambung dunia ke3 
oleh MNC-MNC yang di back up oleh pemerintah-pemerintahnya. Apalagi sekarang 
ini Bush  agresif sekali. Pengin perang melulu dia itu kan? Harusnya mencari 
sumber enerji kayak RRC dong, senyum-senyum enggak usah ngajari orang tentang 
HAM dan demokrasi, kasi bantuan tidak bersyarat, dagang aja kan, mumpung ada 
Tahun Babi yang katanya bisa mendatangkan hoki. Bangsa ini mesti bangkit 
melawan penjajahan yang masih lestari dibumi Indonesia.
   
  TSL 

"~=>RKarma<=~" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Pak Rudy Patirajawane Yth,

Dua hal yang berbeda, PhD di Pertanian adalah cara menanam padi atau 
menghasilkan besar semaksimal mungkin sedangkan harga beras (padi dan gabah) di 
olah oleh PhD Ekonomi.

Beda kan ?.

Harga beras ditentukan oleh pasar, bukan oleh menteri, presiden atau wakil 
presiden. Kalau mau menekan harga beras ada Operasi Pasar atau subsidi dari 
pemerintah dimana di tentang keras oleh NEKOLIM untuk membuka pasar global 
(dumping produksi pertanian mereka ke dunia ke Tiga diantaranya INDONESIA)

Masalah pokoknya tidak se simple PhD atau adanya strategy perberasan nasional 
tetapi adalah penjajahan ekonomi Barat (multi corporation) melawan dunia ke 
tiga yang masih naive dan terkebelakang dalam segala hal dan menjadi mangsa 
empuk mereka.

Salam Merdeka

Rurun Karma

Kirim email ke