CATATAN WASHINGTON DC Sabam Siagian Sejarah politik dunia telah mencatat berbagai kasus kehebohan betapa tokoh-tokoh yang gemilang kecerdasannya diserang gejala dungu ketika menikmati kekuasaan, karena "kesengsem" urusan pacar.
Penulis adalah pengamat perkembangan sosial politik di Indonesia, serta masalah internasional >>>>>>>>>>>>>>>>>>... GODAM TERKEKEH, hehehe..soal lender lender penuh keningmatan inih, menjatohken UCUP RONIH,AA GAME,YUZRIL TOMPEL, TERMASUP CLINTON YANG DIISEP ABIS SAMA MONICANYAH!! >>>>>>>>>>>>>>>>>>>> Ibu kota negara adikuasa dunia ini dibebani banyak persoalan. Mungkin karena hal itu wajahnya serba muram dengan cuaca yang berhari-hari mendung dan dingin. Biasanya bunga sakura yang ditanam di sepanjang jalan-jalan utama sebagai hadiah ibu kota Tokyo pada tahun 1912 yang setiap musim semi mekar, memamerkan keindahannya. Di antara banyak persoalan tersebut kebetulan yang menonjol selama kunjungan saya adalah kehebohan sekitar diri Paul Wolfowitz (63 tahun), Presiden Bank Dunia sejak tahun 2005. Dia pernah bertugas sebagai Duta Besar AS di Jakarta (1985-1986) dan dikenang sebagai diplomat yang luas pergaulannya dan sikapnya yang serba luwes. Apalagi istrinya Claire pandai tari Jawa, karena sebagai pelajar dia dititipkan dengan sebuah keluarga di Yogya. Mereka menganggap Claire sudah sebagai anak sendiri. Setelah meninggalkan Jakarta, Paul Wolfowitz memangku berbagai jabatan senior yang penting. Sebagai seorang tokoh yang dekat dengan Presiden George W Bush dan mempunyai reputasi sebagai intelektual yang cerdas, dia diangkat sebagai wakil menteri pertahanan. Dialah yang terutama merencanakan dan mendorong supaya AS intervensi di Irak. "Arsitek perang Irak", itulah julukannya. Begitu yakinnya dia bahwa AS akan disambut secara hangat dan pasti berhasil memekarkan demokrasi, bukan saja di Irak tapi di seluruh Timur Tengah. "Pada hari kami masuk di Irak, sebelas juta rakyat Irak akan menyambut secara meriah", pernah dia katakan kepada seorang teman. Ketika lowongan Presiden Bank Dunia kosong dan AS sebagai pemegang saham terbesar mencalonkan Paul Wolfowitz, dia dianggap amat beruntung karena dapat memisahkan diri dari kegagalan di Irak. Dia juga beruntung, karena tidak menjadi sasaran kritik tajam dan terkonsentrasi yang ditujukan kepada Presiden George Bush dan pemerintahannya, karena situasi di Irak sudah tambah ruwet. Dan jumlah prajurit AS yang tewas sudah melebihi 3.200 selama perang yang sudah berlangsung 4 tahun. Apalagi sekarang Dewan Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat dikuasai oleh Partai Demokrat. Namun pos Presiden Bank Dunia tidak mampu memberikan perlindungan yang mantap bagi Paul Wolfowitz. Gumpalan persoalan yang dihadapinya merupakan tali-temali rumit yang politis dan pribadi sifatnya. Di mana kita mulai memilahnya? * Ternyata hubungan suami istri Paul dan Claire telah lama renggang dan akhirnya cerai secara resmi. Sebagai ayah ia tetap mengunjungi anak-anaknya yang tinggal dengan ibu mereka. Paul mempunyai "teman mesra", Shaza Ali Riza, aslinya kelahiran Tunisia yang menjadi warga Inggris. Ia bekerja di Bank Dunia untuk urusan kesejahteraan sosial dan peranan wanita di Direktorat Timur Tengah dan Afrika Utara. Ketika Paul Wolfowitz menjadi Presiden Bank Dunia pada tahun 2005, ia secara terus terang mengungkapkan pada Dewan Direksi tentang hubungan pribadi dengan seorang staf tingkat menengah. Karena peraturan Bank tidak memperbolehkan kaitan pribadi antara Presiden dan anggota staf, maka pada bulan September 2005 diatur bahwa Shaza Ali Riza pindah ke Departemen Luar Negeri. Dia diperbantukan di Biro Timur Tengah khusus untuk menangani proyek tentang pemekaran de- mokrasi. Dia mendapat kenaikan gaji yang amat mencolok, hampir 50 persen. Dari US$ 132.660 per tahun menjadi US$ 193.590. Jumlah ini (tanpa bayar pajak, karena statusnya sebagai diplomat) lebih tinggi dari gaji Menlu Condoleezza Rice yang membawahi Deplu, dibiayai dari anggaran belanja Bank Dunia. Dan mendapat jaminan bahwa dia dapat kembali ke Bank Dunia dengan kepastian bahwa pekerjaannya akan dianggap sebagai memuaskan. Pada awalnya Paul Wolfowitz menyangkal bahwa dia mencampuri urusan teknis soal pemindahan Shaza Riza. Namun dokumen-dokumen yang akhir- akhir ini dibocorkan mengungkapkan bahwa dia langsung mengatur segala sesuatunya dalam sebuah memo yang merupakan instruksi kepada kepala urusan personalia. Dan memo yang bersifat KKN ini datang dari seorang Presiden Bank Dunia yang secara gigih menerapkan program antikorupsi. Demikian gigihnya, sehingga Paul Wolfowitz langsung menghentikan beberapa proyek bantuan di beberapa negara antara lain India, Chad, Uzbekistan, Congo Brazzasille. Gaya kepemimpinannya yang cenderung semiotoriter, meskipun secara pribadi tetap ramah dan hanya mengandalkan beberapa asisten pribadi yang dipilih dari kalangan Partai Republik telah menjengkelkan staf Bank Dunia. "Dia bersikap fanatik tentang antikorupsi tapi dia sendiri main KKN untuk pacarnya. Kalau dibiarkan begini, kredibiltas Bank Dunia pasti merosot." Itulah inti dari pendapat intern. Ketika dia tampil di suatu konferensi pers pada Minggu, 14 April, wajahnya yang biasanya mencerminkan sikap "pede" yang tinggi tampak seperti ingin dikasihani. Kemudian dia jumpa dengan para wakil Asosiasi Karyawan Bank Dunia dan sebagian besar staf yang memenuhi lobby gedung. Pak Presiden menjadi sasaran ejekan dan teriakan: "Mundur, mundur.....!" (resign). Dia mohon maaf dan minta pengertian bahwa pada awal jabatannya, dia belum paham akan prosedur yang berlaku. Karena kebetulan para menteri keuangan yang mewakili negara-negara anggota Bank Dunia sedang berada di ibu kota ini untuk sidang tahunan, maka Dewan Penyantun dapat segera mengadakan rapat untuk membahas kasus Presiden Wolfowitz. Pernyataan yang dikeluarkan amat kritis, meskipun dibungkus dengan bahasa resmi. "Situasi yang kita hadapi sekarang amat memprihatinkan. Kami patut diyakinkan bahwa Bank ini masih mampu melakukan mandatnya secara efektif dan mempertahankan kredibilitasnya serta masih sanggup memelihara semangat kerja para staf". Kata-kata bahasa sandi yang dalam terjemahan menganjurkan Paul Wolfowitz lebih baik berhenti saja. Namun ia bersikeras tetap bertahan dalam kedudukannya sebagai Presiden Bank Dunia. * Gedung Putih telah mengeluarkan pernyataan sampai dua kali yang menandaskan bahwa Presiden George Bush tetap mendukung posisi Presiden Paul Wolfowitz. Itu berarti, andai katapun yang bersangkutan mengajukan permohonan mengundurkan diri, itu pasti ditolak. Hal ini menyangkut faktor politik tingkat tinggi. Paul Wolfowitz termasuk kelompok pilihan pendukung Presiden Bush Jr yang disebut para "neo-con". Kelompok ini sedang menjadi sasaran serangan politik yang gencar. Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld telah diberhentikan sebagai korban politik. Jaksa Agung Alberto Gonzales sekarang sedang dibantai di Dewan Senat karena caranya "semau gue" dalam memecat 8 Jaksa Tinggi di sejumlah negara bagian. Kemungkinan besar dia harus mengundurkan diri. Dia adalah pembantu dekat Presiden George Bush sejak menjadi Gubernur Texas di Houston. Meskipun Paul Wolfowitz sekarang bukan anggota pemerintahan Presiden Bush, tapi pengunduran dirinya akan merupakan pukulan politik bagi George Bush yang posisinya sudah goyah. Diperkirakan Presiden Wolfowitz akan terus berfungsi, meskipun negara-negara anggota Eropa ingin dia mundur. Posisinya pasti melemah. Seorang pengamat yang mengenal Paul Wolfowitz cukup baik berkata kepada saya, "cara Paul seenaknya mengatur kepentingan pacarnya, Shaha Ali Riza, tanpa mempedulikan tradisi lembaga internasional tua seperti Bank Dunia mencerminkan juga keangkuhan intelektualnya ketika mendorong AS supaya intervensi di Irak. Semuanya di dunia ini dia anggap dapat diatur. Kenapa Paul sampai sebodoh begitu?" renungnya sambil geleng kepala. Sejarah politik dunia telah mencatat berbagai kasus kehebohan betapa tokoh-tokoh yang gemilang kecerdasannya diserang gejala dungu ketika menikmati kekuasaan, karena "kesengsem" urusan pacar. Penulis adalah pengamat perkembangan sosial politik di Indonesia, serta masalah internasional