Salam
Pemerintah Indonesia dan beberapa perusahaan sawit
juga menuduh kelompok masyarakat  yang menolak
ekspansi perkebunan sawit sebagai kelompok yang tidak
nasionalis. Melihat fakta yang ada pertanyaannya siapa
sebenarnya yang tidak nasionalis? 

dengan dalih peningkatan kesejahteraan masyarakat,
pemerintah gencar sekali membuka investasi perkebunan
sawit ini, padahal fakta dilapangan justru sangat
berbeda, kabupaten asalku dialokasikan 30% dari total
wilayah yang ada untuk ekspansi perkebunan
sawit,stelah diteliti lebih lanjut ternyata
perusahaan2 ini hanya memperkerjaan 0,38% dari total
penduduk lokal di daerah tersebut. Selain itu mereka
membakar lahan untuk land clearing, konflik tanah
dengan masyarakat lokal, beroperasi secara illegal
dengan tidak mengantongi amdal dan mengkovenrsi hutan
untuk diambil kayunya. Dan banyak lagi aktivitas
merusak lainnya yang mereka lakukan. 

Dan lucunya dengan dalih isu biofuel dan biomass
mereka makin menggila melakukan ekspansi.Dan
pemerintah indonesia juga ikut-ikutan mendukung.
Padahal di negara eropa saja  biofuel ini masih
perdebatkan dan diminta untuk ditinjau ulang.





--- Laurens_Gawing <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> salam,
> saya kira pemerintah saat ini sudah keterlaluan.
> Mereka bangga sekali jika banyak invstor asing yang
> menanamkan modalnya di Indoensia dengan demikian
> negara ini akan disebut negara yang kondusif untuk
> investasi.
> 
> Bayangkan saja,demi sebuah prestise yang tak ada
> juntrungannya (supaya disebut ramah investasi)
> negara
> ini rela mengorbankan rakyatnya sendiri. Di
> Kalimantan
> berapa banyak perusahaan sawit yang dimodali oleh
> orang Indonesia? pasti jawabannya sedikit sekali dan
> bahkah malah sudah tidak ada.Dan kalaupun ada,itu
> hanya nama kamuflase saja, karena sekarang pengusaha
> Luar terutama malaysia getol sekali mengubah nama
> perusahaan mereka menggunakan nama yang Indonesia
> banget.
> 
> Modifikasi UU Penanaman Modal beberapa waktu lalu,
> sekali lagi adalah bukti pemerintah sudah
> keterlaluan.
> dengan memberikan segudang kemudahan investasi
> kepada
> pemodal asing,otomatis pemerintah sudah menggadaikan
> negara ini. Hasilnya, kita lihat saja nanti. Sebagai
> salah satu contoh adalah kelangkaan Minyak goreng
> belakangan ini, karena terasa sangat lucu Indonesia
> yang luasan dan produksi kelapa sawitnya adalah
> salah
> satu terbesar di dunia ternyata minyak goreng di
> dalam
> negeri langka..
> 
> Tentunya,berbekalkan berbagai kemudahan investasi
> termasuk dijamin keamanannya pemerintah dengan
> menerjunkan langsung aparat keamanan di setiap
> perusahaan baik sawit, Kayu maupun tambang. maka
> arus
> modal asing akan terus mengalir dan Dijamin penduduk
> lokal (masyarakat adat)akan semakin sengasara karena
> tanah dan hak-hak adanya pasti akan terampas.
> 
> Pertanyaan sederhana adalah,kenapa pemerintah sangat
> baik memperhatikan kekenyangan perut pihak luar,
> sementara penduduknya warga negarannya mati
> kelaparan?
> 
> 
> satu lagi keanehan negara ini.
> 
> 
> 
> salam 
> 
> 
> 
> Laurensius Gawing
> Pendamping Hukum Rakyat-Pontianak
>  
> 
> 
> --- Itan aja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Minggu, 1 Juli 2007, Kalteng Post
> >   Perkebunan Sawit Didominasi Asing 
> >   PEMERINTAH tampaknya harus mulai membuka mata,
> > terkait dengan kenyataan, bahwa sebagian besar
> > perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia saat
> > ini didominasi oleh penanam modal asing (PMA).
> > Bahkan saat ini ada upaya sistematis untuk
> menguasai
> > perusahaan-perusahaan dalam negeri dengan
> pembelian
> > saham oleh perusahaan asing. 
> >    
> >   Hal itu yang terungkap dalam Seminar Lingkungan
> > Hidup yang digelar oleh Forum Perempunan Peduli
> > Lingkungan HIdup Kalimantan Tengah (FPPLH-KT),
> Sabtu
> > (30/6) di Aula Badan Pelestari dan Pengelolaan
> > Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah. 
> >    
> >   Peneliti Alternatif Sumber Daya Alam dan Energi
> > (SDAE), Ahmad Mizani Rahman, menyebut saat ini
> > perkebunan sawit besar di Indonesia sangat
> > didominasi oleh para penanam modal asing (PMA),
> > yakni sebesar 40-45 persen dengan luasan 1,2-1,3
> > juta hektare. Menariknya lagi, saat ini sebagian
> > besar PMA disini dikuasai oleh para pengusaha asal
> > Malaysia. 
> >    
> >   Padahal dalam pandangan, Mizani minyak sawit
> > merupakan sumber daya alam yang berkembang pesat
> di
> > Indonesia, yang berpotensi untuk dijadikan sebuah
> > aset negara. “Tetapi, mengapa justru orang asing
> > yang lebih dominan mengelolanya,” ujar Mizani
> penuh
> > tanya. 
> >   
> >    
> >   Mizani juga mencoba menungkap fakta lain. Hasil
> > penelitiannya, terungkap jika para investor sawit
> > ini menguasai sekitar 5,5 juta hektare perkebunan
> > sawit di Indonesia. Sedangkan usaha perkebunan
> yang
> > dikelola rakyat hanya seluas 1,9 juta hektare atau
> > sekitar 35 persen saja. “Keadaan ini sungguh
> sangat
> > ironis bagi kita sebagai warga negara Indonesia,”
> > jelas Mizani. 
> >    
> >   Dalam menanam modalnya, para investor menerapkan
> > strategi take over perusahaan dalam negeri satu
> per
> > satu, melalui pembelian saham kepemilikan secara
> > sistematis. Situasi ini secara langsaung maupun
> > tidak langsung, didukung oleh kebijakan Pemerintah
> > Pusat yang membuka pintu lebar bagi masuknya para
> > investor asing dengan serangkaian rencana untuk
> > pembangunan kebun kelapa sawit di kawasan
> perbatasan
> > Kalimantan dan Malaysia, dengan luas lahan 1,8
> juta
> > hektare. 
> >    
> >   MERAMPAS KEKAYAAN RAKYAT 
> >    
> >   Sementara itu di Kalimantan Tengah, pembangunan
> > perkebunan kelapa sawit telah menimbulkan beberapa
> > persoalan yang mendesak, terkait isu kesejahteraan
> > masyarakat lokal. Pasca meredupnya pamor sektor
> > kehutanan dan begitu banyaknya perusahaan HPH yang
> > kolaps dan meninggalkan utang yang harus dibayar
> > negara, yang sumber keuangannya berasal dari
> rakyat.
> > Justru kebijakan baru diterapkan lagi, dengan
> > pemberian izin kepada perkebunan besar swasta
> sawit.
> > 
> >    
> >   “Pola penguasaannya dengan menguasai lahan yang
> > luas serta menggususr kebun-kebun rotan dan karet
> > rakyat, yang menjadi satu-satunya penopang
> > kehidupannya. Sementara itu, pola penguasaan
> ribuan
> > hektare dimonopoli oleh segelintir orang,
> sedangkan
> > ribuan masyarakat sekitar hanya bisa mengolah
> secuil
> > hektare lahan saja,” ungkapnya. 
> >    
> >   Menurutnya, berkurangnya lahan pertanian
> > masyarakat, bukan karena semakin bertambahnya
> > penduduk. Tetapi karena distribusi sumber-sumber
> > kehidupan yang tidak adil oleh pemerintah. (dha)
> > 
> >        
> > ---------------------------------
> >  
> >  Real people. Real questions. Real answers. Share
> > what you know.
> 
> 
> 
>        
>
____________________________________________________________________________________
> Be a better Globetrotter. Get better travel answers
> from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it
> out.
>
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545469
> 



       
____________________________________________________________________________________
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
Comedy with an Edge to see what's on, when. 
http://tv.yahoo.com/collections/222

Kirim email ke