Refleksi: Katanya tempat iblis bin seytan  itu  di neraka dan neraka itu tempat 
yang panas :-))

http://www.gatra.com/artikel.php?id=107179


Ruang Hijau Terus Berkurang, Jakarta Makin Panas


Jakarta, 24 Agustus 2007 16:52
Planolog Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengingatkan bahwa terus 
berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan membuat cuaca Jakarta semakin panas.

"Faktor global berupa perubahan iklim memang salah satu penyebab kenaikan suhu 
Jakarta, namun terbatasnya RTH sebagai peredam panas juga sangat mempengaruhi 
suhu udara kota," kata Yayat di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut ia menjelaskan, komposisi RTH di Jakarta sangat berpengaruh 
terhadap suhu karena RTH bisa meredam sinar matahari yang sampai ke permukaan 
bumi.

"Peran RTH di Jakarta sangatlah penting, karena bisa menurunkan panas udara 
hingga sekitar 1-2 derajat Celcius, selain juga menekan laju polusi," kata dia, 
"Tapi kemampuan itu sangat tergantung jenis pohon, kalau cuma RTH yang bersifat 
estetik tentu tidak bisa meredam panas dan polusi."

RTH Jakarta saat ini berada di kisaran 9 persen dari total luas wilayah, jauh 
di bawah ketentuan normal yang disyaratkan dalam Undang-undang No. 26 tahun 
2007 tentang Penataan Ruang Kota yaitu 30 persen.

Yayat menjelaskan, 30 persen itu terdiri atas 20 persen RTH publik yaitu yang 
dimiliki oleh pemerintah, dan 10 persen RTH privat yaitu kawasan hijau yang 
dimiliki oleh swasta atau penduduk.

Namun nampaknya peraturan masih hanya akan menjadi peraturan, karena selama 
lima tahun terakhir (tahun 2000-2005) Jakarta justru kehilangan sekitar 4.000 
hektar RTH.

"Kawasan konservasi air di kawasan Jakarta Selatan hilang 3.500 hektar, ini 
dihitung dari koefisien luas bangunan dengan luas tanah yang tidak lagi 
memenuhi peraturan, yaitu halaman harus lebih luas daripada rumah," kata Yayat 
menegaskan.

Sementara itu 400-500 hektar RTH di Jakarta juga terpaksa hilang akibat alih 
fungsi lahan.

"Ini sangat disayangkan karena untuk meningkatkan satu persen RTH saja Pemprov 
sangat kesulitan, karena harga tanah di Jakarta begitu mahal," ujar dia.

Mahalnya harga tanah di Jakarta, lanjut Yayat, membuat upaya penghijauan kota 
akan menjadi sangat menyedot dana kecuali Pemprov DKI melakukan gebrakan 
ekstrim.

"Yang paling mudah dilakukan oleh Pemprov saat ini adalah memanfaatkan Daerah 
Aliran Sungai (DAS) yang memang milik pemerintah. Saat ini DAS di Jakarta belum 
dimanfaatkan sebagai RTH, masih banyak ditempati oleh para penghuni liar," kata 
dia menjelaskan.

Menurut data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), selama 130 tahun terakhir 
suhu Jakarta telah mengalami kenaikan 1,4 derajat Celcius - lebih tinggi 
daripada kenaikan rata-rata dunia yang berada di angkat 0,74 derajat.

Pada tahun 1870, Jakarta bersuhu sekitar 26 derajat, namun pada tahun 2000 suhu 
sudah mencapai 27,4 derajat. Sementara rekor terjadi pada tahun 2006 ketika 
suhu Jakarta pernah mencapai 36 derajat Celcius. [TMA, Ant] 

Kirim email ke