Dalam hal kebudayaan Indonesia memang nomer 1 di dunia.  

Kita boleh kalah dalam hal sepak bola, tapi corak ragam budaya adalah
nomer  1 di dunia.  Dies Natalis UNPAD ke-50  tanggal 27 Agustus 2007,
memecahkan rekor MURI (dan mungkin rekor dunia) "bermain angklung
dengan jumlah peserta terbanyak (10.000 orang) dan jumlah permainan
angklung oleh Guru Besar terbanyak."

Acara ini didukung oleh Saung Angklung Udjo, dan dihadiri oleh Mentri
Kebudayaan dan Parawisata Ir. Jero Wacik, Gubernur Jawa Barat, para
Guru Besar Universitas Padjadjaran dan beberapa artis Ibukota.

Acara dipandu oleh MC Daan Arya yang juga merupakan alumni Universitas
Padjadjaran.

Pemecahan Rekor MURI ini juga sebagai penegasan bahwa kesenian
angklung adalah milik bangsa Indonesia.  Dan sekaligus menolak klaim
dari sebuah Negara yang ingin merampas hak atas kepemilikan kesenian
angklung ini.

Seni angklung adalah hasil karya (Alm) Daeng Sutigna (1938), yang
kemudian dilestarikan selanjutnya oleh Udjo Ngalagena.

Jero Wacik menegaskan, sertifikat dari UNESCO atas kepemilikan
kesenian angklung ini harus dimiliki oleh bangsa Indonesia, jangan
sampai didahului oleh Negara lain.

Anda tahu bagaimana bentuk angklung buhun (tua / kuno).  Pada acara
ini juga ditampilkan bentuk angklung buhun, yang mempunyai ukuran
lebih besar daripada angklung modern.

Dipimpin oleh teh Ika yang siang itu terlihat sangat cantik, dengan
komando-komandonya yg sesekali menghibur sangat membuat cerah suasana.
 Bermain angklung memang menyenangkan, nada diatonis benar-benar
menghibur dan menghipnotis.  Bahkan terlihat dari wajah para Guru
Besar begitu sumringah ketika menggoyang buluh2 bambu seakan
mengingatkan masa kecil yang membahagiakan. 

Walaupun para pemain adalah orang yang baru kali ini saja memainkan
angklung tapi karena permainan ini begitu mudah dan menyenangkan, maka
hanya dengan berlatih dadakan 1-2 lagu, dan dengan dipandu dengan
sangat baik oleh teh Ika dan kang Sam, maka seketika juga para pemain
angklung yang berjumlah lebih dari 10000 pemain itu bisa dengan sangat
merdu memainkan sebuah lagu "You raise me up" yang pernah dipopulerkan
oleh Josh Groban.

Alat musik angklung selain unik, juga sangat luwes.  Ini juga
merupakan cerminan dari luwesnya kebudayaan dan orang sunda.

Satu demi satu lagu kemudian dimainkan oleh para peserta, Indonesia
pusaka, begitu menggetarkan jiwa dan keharuan.   Seakan nada-nada yang
merdu tersebut serasa merambat pelan di dalam aliran darah dari kaki
hingga sel-sel neuron sehingga merinding bulu kuduk ketika mendengarnya.

Acara ini kemudian ditutup dengan sebuah lagu dari sunda, Pileuleuyan.
 Ungkapan perpisahan dari sebuah pengalaman tak terlupakan....

Pileuleuyan pileuleuyean..
Sapu nyere pegat simpai 
Pileuleuyan pileuleuyean..
Paturay patepang deui..
Amit mundur .. amit mundur
Amit ka jalma nu rea
Amit mundur .. amit mundur
Da urang arek ngumbara


(Bandung, 27 Agustus 2007)
Foto-foto bisa diakses di : http://www.visitbandung.net

Kirim email ke