http://www.gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_content&task=view&id=2734&Itemid=1


Aliansi Islam Damai Dukung Kongkow Gus Dur Ditayangkan Jogja TV  Yogyakarta, 
gusdur.net
 Penghentian acara Kongkow Bareng Gus Dur (KBGD) di Jogja TV karena diteror FPI 
membuat prihatin banyak khalayak di Yogyakarta. Kamis malam (4/10/2007) pukul 
23.00, sekitar 200 orang dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta datang ke studio 
Jogja TV untuk memberi dukungan pihak Manajemen Jogja TV agar tayangan Kongkow 
Bareng Gus Dur dilanjutkan.

 
 Aliansi yang dimotori M. Ulin Nuha, M.Hum., ini kecewa sikap FPI lantaran 
penghentian acara itu didasarkan alasan yang tidak kuat. “Kami merasa dirugikan 
atas dihentikannya siaran Kongkow Bareng Gus Dur. Sebab acara itu sangat 
membantu kami memahami Islam sesuai kebudayaan dan hukum masyarakat 
sehari-hari,” tegas Ulin. 
 

Aliansi juga menyatakan kesiapannya jika ada permintaan untuk membantu keamanan 
Studio Jogja TV. “Kami siap membantu mengamankan Jogja TV,” ujar Ulin. 
 

Rombongan Aliansi Islam Damai Yogyakarta diterima oleh Kepala Bagian Produksi 
Jogja TV Wisnu Wicaksono. Pihak manajemen Jogja TV menjanjikan akan menggelar 
pertemuan segitiga antara manajemen Jogja TV, pihak Aliansi Islam Damai dan 
Kepolisian Yogyakarta untuk membahas tayangan-lanjut acara Kongkow Bareng Gus 
Dur. Pertemuan itu direncakan digelar, Jumat (5/10/2007) di kantor Jogja TV 
pukul 14.30. 
 

Selain dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta, dukungan juga datang dari Generasi 
Muda Pencinta Demokrasi Yogyakarta yang menyatakan agar Jogja TV tidak takut 
dan gentar menyuarakan kebenaran dan kebebasan. 
 

KBR68H sebagai produser acara Kongkow Bareng Gus Dur juga telah mengeluarkan 
siaran pers, Kamis (4/10/2007) melalui Direktur Utama KBR68H Santoso yang 
menyesalkan penghentian tayangan itu. KBR68H juga berharap media-media lain di 
negeri ini, terbebas dari berbagai tekanan dan dapat menyiarkan program yang 
dinilai layak untuk pemirsanya tanpa rasa was-was.[] 
============================
  Kontak Aliansi Damai Yogyakarta
  M. Ulin Nuha, M.Hum
  0274-6542215
    ================
--- In [EMAIL PROTECTED], Awang BinSaS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Selama ramadhan ini acara favorit saya adalah nonton acara Kongkow bareng Gus 
Dur di TV JOGJA. Acaranya segar, merakyat dan thema2 nya bagus/menarik.

Sayang sekali kalau FPI tidak bisa menghargai perbedaan pendapat di era 
demokrasi Indonesia ini. Saya pikir tidak ada salahnya kok acara itu, kalau pun 
ada yang tidak setuju itu biasa dan bisa balik mengcounter lewat media massa 
manapun yang disukai. 

Saya pun ada beberapa hal yg tidak sependapat dengan jalan pikiran Gus Dur, 
tapi secara umum saya mendukung pemikiran2 Gus Dur yang sangat  jauh lebih 
brilyan daripada pemikiran saya. Ini harus saya akui dan saya pun yakin beliau 
adalah orang baik. Selain itu bagaimanapun Gus Dur lebih banyak jasanya 
daripada saya bagi bangsa Indonesia.

Selain itu, Gus Dur sendiri juga gak pernah menekan nekan orang2 yang tidak 
setuju dengan pendapatnya bahkan kepada orang2 yang menghujatnya beliau tidak 
pernah bereaksi yang berlebihan, paling2 beliau hanya membalas hujatan2 tsb 
dengan sindiran atau ledekan atau banyolan saja, sudah selesai.

Ngapain hare gene pakai nglarang2 segala. Gak jamannya lagi. Mari kita belajar 
menjadi orang dewasa..

Hidup Indonesia.... 
  ========================
--- In [EMAIL PROTECTED], "Kartono Mohamad" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pak Adi, ketika orang tidak bisa atau berani berdiskusi, maka supaya menang
yang digunakan adalah otot, ancaman dan kekerasan. Mereka itu mungkin
kelompok yang menyatakan bahwa demokrasi tidak sesuai dengan agama. Maka
otoritas demokratis yang mendasarkan kepada dialog, bersedia mendengar dan
bersedia mengajukan argumentasi untuk mempertahakan pendapatnya tidak
dipelajari. Yang mereka pelajari adalah bagaiman menggunakan kata "Tuhan"
dan "agama" untuk membenarkan tindakan mereka melalui kekerasan. Mereka
merasa sudah menjadi wakil Tuhan yang justru merendahkan Tuhan. Dianggapnya
Tuhan tidak dapat membela diri, tidak mampu mengatur manusia, maka ia harus
ambil alih.
Sayangnya, entah sengaja atau tidak senagaja, penegak hukum dan kaum
politisi juga takut terhadap mereka karena takut dianggap "berhadapan dengan
Tuhan". Maka makin mandul sikap para penguasa.
Mereka telah disandera oleh ketakutan terhadap label agama yang digunakan
kaum perusuh itu karena mereka sendiri mungkin juga tidak memahami ajaran
agama atau tidak percaya diri sebagai penguasa. Teror semacam ini juga yang
digunakan oleh penguasa Nazi Jerman dulu dan oleh Orde Baru (yang
mengidentikkan Suharto dengan Pancasila, sehingga anti Suharto= anti
Pancasila).
Perlu kelompok yang tidak takut sepertiu halnya suku Dayak di Samarinda
menghadapi FPI dan membuat FPI jadi jeri sendiri. Sayangnya penguasa TVRI
tidak mempunyai keberanian seperti itu.
Salam
KM
=====================

--- In [EMAIL PROTECTED], Adhie Massardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Bukan karena GD bos saya dulu
tapi karena ini menyangkut kebebasan berekspresi
maka FPI Jogja boleh dituduh sebagai antidemokrasi
dan kalau sudah menyangkut hal begituan
harus dilawan...!

Dulu waktu menghina GD di Purwakarta
kita lawan mereka, dan ternyata tidak ada apa-apanya
mereka itu kalau kitanya berani...!

Cuma memang kebanyakan dari kita
lebih baik berbuat yang lebih kreatif daripada
meladeni FPI...
Saya setuju juga sikap ini.

Tapi kita harus dorong moril orang Jogja
agar tidak takut pada tekanan... siapa pun.

Selamat berjuang...!

Salam!

Adhie M Massardi



       
---------------------------------
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 

Kirim email ke