Bung Manneke Yth,

Saya diajarkan kalau mencari solusi untuk suatu kasus, harus dimulai
dengan membaca peta situasi (mapping) kejadian, memperhatikan
faktor-faktor external dan internal yang mempengaruhi, mempelajari
sebab dan akibatnya, kemudian baru membuat kesimpulan, untuk mencari
solusinya.
Terbalik dengan Anda, yang sudah mempunyai kesimpulan, kemudian
membuat analisa dan mencari pembenaran untuk mendukung kesimpulan Anda
tersebut.


Selanjutnya tanggapan saya dibawa.


MB:
Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak
membabi buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI
turunan Cina boleh didiskriminasi?  Wow, cara pandang yang sangat
berbahaya!
Ini analoginya mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa
negara Barat memusuhi Islam, maka orang kristen di Indonesia boleh
dimusuhin, sebab kristen adalah akar tadisi Barat. Atau, seperti yang
terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: karena AS/Kanada sedang perang
dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga AS/Kanada keturunan Jepang
disita hartanya dan manusianya dipindah ke kamp-kamp tahanan yang
terisolasi.
Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah yang disebut dengan RASISME
itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya.


YHG:
Komen Anda: "Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina 
boleh didiskriminasi?", nampak sekali ingin memaksakan isu diskriminasi.
Sampai nekat menyepelekan dukungan RRC kepada PKI, hanya untuk
membenarkan masalah diskriminasi, ini visi yang lebih membahayakan!

Tolong jangan sebut "dengan kata lain" untuk memlintir suatu
kesimpulan, saya tidak pernah menganggap, menyetujui atau menyatakan
bahwa etnis Cina boleh didiskriminasi.

Yang saya katakan bahwa, kebijakan pemerintah Orba bukan untuk
mendiskriminir warga Cina, tetapi dalam rangka pemulihan keamanan dan
mempercepat proses integrasi bangsa.

Pada hakekatnya membawa-bawa contoh peristiwa/kasus di LN, sangat
tidaklah relevan, tapi kali ini akan saya tanggapi.

Hal-hal yang terjadi terhadap warga etnis Jepang di AS, bukan
bermotifkan race discrimination, tetapi murni didasari pada
kepentingan keamanan negara.
Quote: "Civilian and military officials had concerns about the loyalty
of the ethnic Japanese on the west coast and considered them to be
security risks"---End quote.
------------------------------------


MB:
Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif
terhadap WNI keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif...

YHG:
Memakai parameter saat sekarang; sambil ngopi-ngopi di Coffee Bean,
untuk menilai dan menyimpulkan suatu kebijakan dalam situasi perang
(atau paska kudeta), adalah sangat absurd.
---------------------------------------

MB:
Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya
diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya
tengoklah kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi
terhadap etnik Cina dilakukan pada tataran politik, budaya dan 
kewarganegaraan.
Namun, di bidang ekonomi, mereka dipelihara dengan baik supaya jadi
gemuk. Tujuannya apa?  masa sih saya perlu kuliahi Anda soal yang satu
ini? Malu dong.


YHG:
Rupanya Anda gemar sekali membawa-bawa Nazi Auswich, untuk
mendramatisir argumentasi Anda yah?

Setahun pasca G30S/PKI, Kopkamtib dan jajaran militer dalam keadaan
high alert, membersihkan sisa-sisa anggota PKI didalam pemerintahan
maupun didalam tubuh Angkatan Bersenjata sendiri, serta jaringan
klandestin didaerah; pembrontakan bersenjata di Blitar Selatan
(1966-68) dan di Jawa Tegah (1967-68).  Belum lagi mengimbangi
Presiden Sukarno dengan Kabinet Dwikora, dimana masih bercokol
Waperdam I Dr. Subandrio, dan Nyoto (Anggota Polit Biro CC PKI)
sebagai Menteri Negara diperbantukan pada Presidium Kabinet, yang
dengan berbagai upaya berusaha menyelamatkan PKI (baru dibubarkan 12 
Maret 1966).
Apakah Anda mengira bahwa Pak Harto dan jajarannya masih punya waktu
untuk memikirkan untuk mendiskriminasi etnis Cina?


Dalam dunia bisnis dimanapun selalu ada bagi-baginya, jangan tanya
kalau minta fasilitas khusus, seperti monopoli, yang "aspal", dan yang
ilegal, dll.

Di LN, untuk bisnis halal saja sudah lama berlaku program CSR, tapi
kita disini baru membahasnya untuk diundangkan.

Persoalannya disini, banyak pengusaha Cina (dalam hal bagi-bagi) pakai 
Calculator Made in Israel*.
(*) = cuma ada tombol (x) dan (+),  sedangkan tombol (:) dan (-) tidak
ada 

Kalau kurang percaya, lihat saja hasil akhir keuntungan para konglo
hitam, koq bisa ya?
Nah, cara hitung-hitungan seperti ini saya perlu kuliah dari Anda ...
he he he....
-----------------------------------


MB:
Ngomong-ngomong, Cina yang tinggal di Pluit, PI, Kelapa Gading itu
seberapa besar sih persentasinya dibanding yang tinggal di
kampung-kampung di Tangerang (Benteng), Pontianak, Medan, yang melarat
dan makan aja susah?
Kacamata Anda kayanya mesti ganti deh, jangan pake yang myop aja.
Paradigma yang Anda pakai dalam menyoroti komunitas Cina di Indonesia
persis sama dengan yang hendak ditanamkan oleh Orba: bahwa semua Cina
itu pasti kaya.


YHG:
Pointnya bukan soal kwantitas; berapa banyak etnis yang kaya dan
berapa yang miskin miskin.
Inti persoalannya adalah, Pemerintah memberikan kesempatan kepada
masyarakat etnis Tionghoa untuk mengendalikan dan menguasai bisnis dan
industri.

Asia Times, Oct 14, 2006
Trials and travails of Indonesia's richest man
Quote:
Wealthy minority
Although it accounts for only 3% or 4% of Indonesia's 238 million
population, the mostly urban-based ethnic-Chinese community dominates
retail business and controls many of the country's major industrial 
conglomerates.
Upon achieving independence, Indonesia's ruling pribumi military
leaders, including Suharto, preferred to outsource development of the
country's natural resources to ethnic-Chinese businessmen.---- End quote.
-------------------------------------


MB:
Cina Indonesia masuk urutan orang terkaya di Indonesia? Mungkin saja.
Tapi apa itu mengherankan? Wong rata-rata mereka yang terkaya itu
dekat dengan keluarga pujaan Anda di Cendana itu kok. Naif? He he he...


YHG:
ASTAGAA.... setelah seminggu lebih berdiskusi akhirnya Anda mengakui juga!

Terima kasih Anda sudah mendukung statement saya di posting (#59129),
tertanggal 29 Sep 2007, yang berbunyi:
>Ditambah lagi, kalau Suharto Inc. dibongkar maka akan banyak
>saudara-saudara etnis sendiri yang kena tersangkut, seperti yang
>ditulis "International Commission on Soeharto Inc. Buster", yang
>dipublikasikan GLOBE ASIA VERSION (Volume 1 Number 7- August 2007);
>"Soeharto Inc., and Cronies: 150 The Richest in Indonesia 2007"
----------------------------------------


MB:
Terakhir, soal ICMI versi Cina. Ya betul kata Anda, Cina kaya-kaya
udah pada mabur semua. Tapi, kenapa alasannya mereka mabur? Kalo betul
logika Anda bahwa mereka tak terdiskriminasi di Indonesia, adakah
alasan buat mabur?
Untugnya mereka punya duit, jadi mau tinggal di negeri mana aja, no
problem.
Lha yang melarat? ya terpaksa bertahan di Indonesia dengan segala
praktik diskriminatif  yang dikenakan atas mereka selama Orba.
Buka mata dan hati Anda, Bung YHG.
manneke 


YHG:
Terbalik Bung Manneke! Silahkan baca kembali tulisan saya.
Yang saya katakan adalah: "Kalau benar tuduhan bahwa selama 32 tahun 
Pemerintah Orde Baru menerapkan politik diskriminasi, maka: 
............  karena yang kaya sudah mabur semua!"

Yang kabur cuma yang tersangkut kasus pidana BLBI, itu namanya buron.

Para pengusaha dan konglomerat masih tinggal dan berusaha disini
semua, dan semakin mantap!


Memang, kadang kebenaran itu suka menyakitkan, tapi semua itu harus
bisa dihadapi dengan jiwa yang besar. 

Wassalam, yhg.
------------------


Kirim email ke