*Wirid Lebih Utama Daripada Pahalanya*


Tidak ada yang meremehkan konsistensi wirid (ketaatan di setiap waktu)
kecuali orang yang sangat bodoh, karena warid (pahala wirid) itu akan di
dapat di negeri akhirat, sedangkan taat atau wirid itu akan lenyap bersama
lenyapnya dunia ini.


Sedangkan yang lebih utama untuk diprioritaskan adalah yang wujudnya tidak
bisa diabaikan. Wirid adalah HakNya yang harus anda laksanakan. Sedangkan
warid adalah sesuatu yang anda cari dariNya. Mana yang lebih utama antara
sesuatu yang dituntut oleh Allah padamu, dibanding apa yang anda tuntut dari
Allah?


Mayoritas ummat ini lebih banyak berburu pahala dan janjinya Allah swt.
Dalam segala gerak gerik ibadahnya. Padahal yang lebih utama adalah ibadah
dan kepatuhannya itu sendiri. Sebab kepatuhan dan ubudiyah yang dituntut
oleh Allah swt, dan menjadi HakNya, itu lebih utama dibanding hak kita yang
besok hanya akan bisa kita raih di akhirat.


Sebab kesempatan melaksanakan HakNya saat ini dibatasi oleh waktu dunia, dan
akan habis ketika usia seseorang itu selesai. Karena itu semampang di dunia,
ibadah, amal, wirid harus diperbanyak sebanyak-banyaknya. Soal pahala dan
balasan di akhirat itu bukan urusan kita. Manusia tidak berhak mengurus dan
menentukan pahalanya. Semua itu adalah haknya Allah swt. Yang telah
dijanjikan kepada kita, karena merasa menginginkannya.


Ibnu Athaillah lalu menegaskan, mana lebih utama tuntutan anda apa tuntutan
Allah?



Disinilah lalu berlaku pandangan:

1.     Taat itu lebih utama dibanding pahalanya.

2.     Doa itu lebih utama dibanding ijabahnya.

3.     Istiqomah itu lebih utama dibanding karomahnya.

4.     Berjuang itu lebih utama dibanding suksesnya.

5.     Sholat dua rekaat itu lebih utama ketimbang syurga seisinya.

6.     Bertobat itu lebih utama ketimbang ampunan.

7.     Berikhtiar itu lebih utama ketimbang hasilnya.

8.     Bersabar itu lebih utama ketimbang hilangnya cobaan.

9.     Dzikrullah itu lebih utama dibanding ketentraman hati.

10.  Wirid itu lebih utama ketimbang warid.

11.  dan seterusnya.


Para sufi sering mengingatkan kita, “Carilah Istiqomah dan jangan anda
menjadi pemburu karomah. Sebab nafsumu menginginkan karomah sedangkan
Tuhanmu menuntutmu istiqomah. Jelas bahwa Hak Tuhanmu lebih baik dibanding
hak nafsumu.”


Abu Syulaiman ad-Darany menegaskan, “Seandainya aku disuruh memilih antara
sholat dua rekaat dan masuk syurga firdaus, sungguh aku memilih sholat dua
rekaat. Karena dalam dua rekaat itu ada Hak Tuhanku, sedangkan dalam syurga
firdaus hanya ada hak diriku.”



Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary


-- 
"...menyembah yang maha esa,
menghormati yang lebih tua,
menyayangi yang lebih muda,
mengasihi sesama..."

Kirim email ke