Pemerintah Spanyol Tutup Masjid dan Menangkap Imamnya

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI-Otoritas berwenang di Spanyol menutup sebuah masjid di 
San Antoni, Pulau Ibiza. Penutupan itu juga diiringi penangkap imam masjid 
tersebut. Alasannya, sang imam yang bernama Imam Khari dituduh melakukan tindak 
kekerasan berupa pemukulan terhadap 12 siswa Sekolah Kebudayaan Arab yang 
berlokasi di dalam masjid.

Akibat tuduhan pemukulan itu, aparat setempat segera melakukan pemeriksaan 
terhadap imam yang diketahui merupakan imigran asal Maroko. Sebelumnya, Imam 
Karin sempat mendapat komplain dari orang tua siswa yang melaporkan bahwa sang 
imam kerap memukul anak didiknya menggunakan tongkat pada kepala, siku, dan 
punggung ketika pelajaran dimulai.

Kejadian tersebut kontan mengejutkan komunitas Muslim di Ibiza. Kebanyakan dari 
komunitas Muslim di kawasan tersebut menolak untuk memberikan keterangan kepada 
pers. Penolakan itu ditengarai atas anjuran aparat keamanan Spanyol agar citra 
negara tersebut tidak tercoreng.

Sementara itu, bagi sebagian warga Muslim yang setuju berbicara dengan pers 
menyatakan bahwa mereka merasa kecewa dengan penutupan masjid atas dasar 
insiden pemukulan. Menurut mereka, peran masjid sangat vital demi kepentingan 
anak-anak mereka yang sedang mendalami pendidikan sejarah Alquran dan budaya 
Timur Tengah.

Anissa, warga Muslim Ibiza kelahiran Maroko yang menyekolahkan anak 
perempuannya yang berusia 4 tahun, menyatakan keberatan atas ditutupnya masjid. 
Baginya, keberadaan masjid sangat penting bagi anaknya untuk lebih mengenal 
islam.

"Saya mengirimkan anak saya ke sekolah tersebut lantaran ingin memberikan anak 
saya pengetahuan tentang Islam dan budayanya. Saya juga pergi ke sana untuk 
berdoa dan mendalami tentang ajaran Islam. Kini, hal itu tidak bisa lagi 
dilakukan," ungkapnya kepada Al-Arabiya, Selasa (20/7).

Kabar penutupan masjid tidak hanya membuat kecewa warga muslim di Ibiza. Warga 
non Muslim di kawasan tersebut juga menyatakan keprihatinannya. Manuel Leon, 80 
tahun, salah seorang warga Ibiza menilai masjid tidak pernah menjadi sumber 
masalah. "Muslim yang meramaikan masjid tersebut tidak pernah mengganggu yang 
lain," ungkapnya.

Pendapat senada juga disampaikan Juana Reina, 78 tahun. Ia mengungkap suasana 
di sekitar masjid sangat damai dan tidak pernah terjadi masalah."Mereka 
(komunitas muslim Ibiza selalu berdoa di masjid, kadang mereka juga sering 
mengajak saya untuk datang dan makan bersama," tuturnya.

Sementara itu, pemerintah administratif Ibiza juga menyatakan tidak pernah 
mendapat keluhan dari masyarakat terkait keberadaan masjid. Salah seorang 
pegawai pemerintah setempat, Jose Ramon Serra menyatakan keberadaan masjid 
begitu mewarnai lingkungan sekitarnya terlebih saat Ramadhan tiba. "Kami tidak 
pernah bermasalah dengan komunitas Muslim," tegasnya.

Sebagai informasi, perkembangan komunitas Muslim di Pulau Ibiza sangat baik. 
Jumlah warga Muslim yang mendiami pulau tersebut mencapai 1.537 jiwa. 
Kebanyakan warga Muslim Ibiza berasal dari Maroko dan sisanya berasal dari 
Iran, Irak, Saudi Arabia, Afganistan, dan UEA.
Red: irf
Rep: cr2

Kirim email ke